KalbarOnline, Pontianak – Menurut data Kemenkes RI, terdapat 600 ribu sampai 1 juta warga negara Indonesia yang berobat keluar negeri. Fenomena banyaknya masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri untuk memperoleh pelayanan kesehatan, dan berobat ini membuat Indonesia kehilangan 11,5 miliar US Dolar setiap tahunnya.
“Dengan diterapkannya UU Nomor 17 Tahun 2023 (tentang Kesehatan), fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara internal dan eksternal secara terus menerus dan berkesinambungan,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson.
Hal itu diungkapkan Harisson usai membuka acara Simposium Nasional Dampak Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 Terhadap Tata Kelola dan Pelayanan Rumah Sakit, di Hotel Mercure Pontianak, Selasa (19/09/2023).
Lebih lanjut, Pj Gubernur menjelaskan, bahwa simposium ini merupakan bentuk upaya-upaya pemerintah terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang lebih baik dari hadirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang baru disahkan itu.
Ia pun berharap, hadirnya undang-undang yang baru ini bisa menjadi jalan keluar bagi kita untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
“Tentu saya memberikan apresiasi terhadap rumah sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa (ABK) yang telah menggagas acara ini, dimana ini merupakan bentuk komitmen dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat sejalan dengan hadirnya UU yang baru ini,” ujarnya.
Di sisi lain, Harisson juga mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah banyak rumah sakit yang memberikan pelayanan yang lebih unggul dibanding pelayanan rumah sakit di negara tetangga, akan tetapi upaya ini belum dapat terpromosikan dengan baik.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) PT Anugerah Bunda Khatulistiwa (ABK), Syahnural Lubis mengatakan, bahwa kegiatan simposium ini merupakan rangkaian dari HUT ke-17 Rumah Sakit ABK.
Dirinya juga mengapresiasi kepada seluruh masyarakat Kalimantan Barat yang telah mempercayai rumah sakit ini dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat Kalimantan Barat yang telah mempercayakan rumah sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa dalam berkontribusi untuk melayani kesehata,” tuturnya.
“Tentu diusia yang ke 17 Tahun ini semoga kami semakin solid dalam mengemban amanah ini untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat Kalbar,” imbuh Syahnural Lubis.
Disamping itu, dirinya mengungkapkan bahwa pelayan yang ada di rumah sakit ABK sebenarnya tidak kalah jika dibanding rumah sakit yang ada di negara tetangga.
“Bahkan kita lebih unggul, hanya saja masyarakat kita belum mendapat informasi yang tepat tentang pelayanan yang ada di rumah sakit kita,” tuturnya.
Saat ini, RS ABK sendiri telah memiliki beberapa metode pelayanan yang canggih seperti laparoscopy, kemudian bayi tabung dengan peralatan teknologi yang sangat baik.
“Tentu dengan apa yang kita miliki sekarang ini merupakan tugas berat. Sebenarnya untuk dapat menghadirkan yang lebih dan lebih lagi, dan yang jelas kita tidak ingin kalah dengan rumah sakit di negara tetangga seperti Kuching, Malaka dan Singapura,” timpalnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2013, mereka sudah mencoba membangun pelayanan yang canggih.
“Sejak dari Tahun 2013 yang lalu kita sudah mencoba membangun suatu metode pelayanan yang baik serta didukung dengan peralatan yang canggih. Bahkan untuk sekarang ini kita memiliki keunggulan seperti spesialis oncology kanker, radiotherapy sehingga penanganan cancer di Kalimantan Barat ini akan kita kembangkan juga kedepannya,” ujar Syahnural. (Jau)
Comment