KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson melakukan sosialisasi langsung kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Kabupaten Kubu Raya, terkait pencegahan dini penyakit thalasemia, dengan melakukan screening thalasemia sedini mungkin.
Kegiatan sosialisasi yang dirangkai dengan bakti sosial pemeriksaan hematologi rutin itu digelar oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Cabang Pontianak, di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Rabu (27/09/2023).
Pada acara tersebut, Harisson mengajak para siswa-siswi yang hadir untuk melakukan deteksi dini sebagai upaya pencegahan sedini mungkin terkait penyakit thalasemia.
Ia menyebutkan, berdasarkan data di Provinsi Kalbar, saat ini total penyandang thalasemia telah mencapai 224 orang, dan sebanyak 19 orang diantaranya telah meninggal dunia.
“Sehingga nanti kalau anak-anak ini berdasarkan hasil screening ternyata terdeteksi pembawa thalasemia. Maka selanjutnya diharapkan untuk memilih pasangan untuk menikah tidak bertemu dengan pasangan yang juga pembawa thalasemia. Sehingga nantinya tidak melahirkan anak-anak penderita thalasemia mayor,” ujar Harisson.
Harisson menyampaikan, menurut penelitian, di antara populasi 3 – 5 persen manusia adalah pembawa thalasemia. Maka dari itu, perlu dilakukan deteksi secara dini.
“Kalau mereka sudah tahu mereka pembawa thalasemia mereka tidak akan memilih jodoh yang juga pembawa thalasemia,” ucap Harisson.
Kaitannnya juga terhadap pencegahan stuning, Harisson mengatakan bahwa thalasemia juga salah satu penyebab dari stunting.
“Karena penderita thalasemia kekurangan sel darah merah. Ini akan mengganggu pertumbuhan baduta, dan akan menyebabkan gangguan tumbuh kembang yang akhirnya menyebabkan stunting. Jadi ini sebagai salah satu upaya kita juga untuk mencegah stunting,” tegasnya.
Harisson berharap, kegiatan seperti ini kedepannya akan terus berlanjut di sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Kalbar.
“Kegiatan ini kita upayakan akan dilaksanakan kedepannya di sekolah-sekolah lain,” ucapnya.
Harisson juga memberikan pemahaman kepada para siswa, bahwa penyakit thalasemia ini tidak bisa sembuh, dan penyandang thalasemia seumur hidup akan melakukan transfusi darah setiap satu bulan untuk menambah volume darah.
“Pemprov tentunya mendukung terhadap upaya pelayanan penderita thalasemia agar mereka dapat hidup normal dengan bantuan transfusi dan lainnya,” ujar Harisson.
Ia juga mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Ikatan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia serta IDI, yang telah berupaya menyelenggarakan serta memfasilitasi acara ini agar pencegahan sejak dini melalui screening seperti ini dapat mewujudkan zero kelahiran thalasemia mayor di Kalbar.
Di tempat yang sama, Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari menyampaikan sangat mendukung kegiatan screening thalasemia sejak dini. Ini tentunya sebagai upaya untuk mewujudkan zero kelahiran thalasemia mayor di Kalbar.
“Kita sangat mendukung kegiatan seperti ini, apalagi telah dilakukan juga screening thalasemia secara dini pada anak-anak SMA,” ucap Windy.
Windy yang juga merupakan Ketua Popti Provinsi Kalimantan Barat menyampaikan pentingnya dilakukan screening di usia pra nikah. Hal ini untuk mencegah penyakit thalasemia.
“Jadi memang penting dilakukan screening pra nikah. Ini sebagai salah satu upaya kita mencegah penyakit thalasemia. Kalau dia terdekteksi pembawa thasemia tidak boleh menikah dengan yang pembawa thalasemia juga,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua penyelenggara pemeriksaan deteksi dini thalassemia, Wilma Sari Puspa menuturkan, kegiatan ini rutin digelar tahunan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Pada tahun ini kita mengambil tema ‘Pemeriksaan Hematologi dan Penyuluhan Deteksi Dini Thalassemia’. Adapun yang menjadi sasaran kita yakni kepada siswa dan siswi yang akan kita ambil sampel darahnya dan akan diskrining,” ungkapnya.
Dikatakannya, giat tahun ini mencoba membantu untuk melakukan pencegahan secara dini penyakit thalasemia, dengan melakukan screening kepada siswa dan siswi di SMA Negeri 1 Sungai Raya.
“Kita berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini terutama kepada pihak sekolah. Antusias anak-anak juga kita apresiasi. Awalnya kita hanya menargetkan 150 siswa, akan tetapi yang mengisi lembar pendaftaran sebanyak 196 siswa. Ini artinya mereka cukup semangat,” pungkasnya. (Jau)
Comment