Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 10 November 2023 |
KalbarOnline, Jakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Melki Sedek Huang merasa heran dengan berbagai ancaman dan intimidasi yang terus dilakukan oleh rezim otoritarian untuk membungkam sikap kritisnya.
Sejak awal menjadi Ketua BEM UI tahun 2023 di awal Januari ini, ia dan teman-teman pengurus BEM UI berkali-kali mendapati banyak hal yang bisa dikategorikan sebagai ancaman, intimidasi ataupun tindakan represif.
"Entah itu kemudian secara fisik ketika demonstrasi gitu, diancam dibubarkan, diancam ditangkap, 'diancam' disapu bersih dan lain sebagainya, itu sudah biasa," katanya.
Tak hanya di lapangan, serangan di dunia maya juga berlangsung. Melalui jejaring digital, ia kerap diserang buzzer dengan komentar-komentar negatif. Namun, kali ini, yang menurutnya aneh adalah sikap aparat yang mendatangi guru SMA dan rumahnya di Pontianak, Kalimantan Barat. Di mana kesan aneh dan kesan intimidasi itu semakin menjadi-jadi.
"Kemarin tanggal 25 Oktober kita dapat kabar bahwa guru di sekolah di SMA 1 di Pontianak ada yang didatangi ditanyakan identitas. Melki itu siapa? Rumahnya di mana? Dulu pas sekolah dia bagaimana. Rentetan pertanyaan itu jelas membuat kita bertanya-tanya, dan kian yakin ini adalah bentuk nyata intimidasi untuk menanamkan rasa takut," katanya.
Tak hanya guru di sekolah, ibunya pun di telpon dan didatangi aparat berseragam loreng.
"Saya juga langsung menelpon ibu, ibu pun bilang ada yang ke rumah gitu, berseragam tentara mengaku dari babinsa, dan satu orang menggunakan pakaian seperti sipil tapi membawa kamera," tutur Melki.
Melki melanjutkan ceritanya, mereka datang ke rumah dan langsung bertanya “ini rumah Melki? Melki tu kapan biasa jadwal pulang? Ada gak kebiasaan? Ibu kegiatan sehariannya apa? Dia paling malam pulang jam berapa?”.
Pertanyaan-pertanyaan itu dinilai sengaja ditujukan untuk menggali identitas dan besar kemungkinannya sebagai upaya untuk menyebarkan rasa takut.
"Yang jelas hari ini saya balik ke Pontianak untuk menanyakan beberapa hal kepada ibu, apakah ibu terguncang? Apakah ibu memerlukan dari segi keamanan dan sebagaimananya? Untungnya ibu adalah orang yang bermental sangat kuat. Ibu kemudian bilang 'udah gak apa, lanjut aja terus',” katanya.
Di tengah ancaman intimidasi tersebut, Melki tetap berusaha untuk tegar dan kuat. "Masih Tuhan untuk kita bersandar. Kita minta bantuan pada Tuhan yang Maha Esa," jelasnya.
Melki meyakini, bahwa Tuhan akan selalu memberikan pengamanan kepada diri dan keluarganya. Memberikan pengamanan, dalam artian, betul-betul berusaha dengan maksimal sampai orang-orang yang kemudian merasa diintimidasi betul-betul bisa dipulihkan.
Memberikan pengamanan juga berarti tidak lagi mengusik kehidupan pribadi, orang-orang yang sedang menyampaikan sesuatu, termasuk orang terdekatnya, baik itu di rumah, di sekolah dan lain sebagainya.
"Kita tunggu saja janjinya, Tuhan pasti betul-betul dilaksanakan janji-Nya," katanya.
Dirinya juga mengapresiasi Mahfud MD, Menteri Polhukam yang punya niatan mengirimkan tim ke keluarganya di Pontianak.
"Tapi sampai hari ini kita masih melihat tim yang ingin dikirimkan ini berapa personelnya? Kegunaannya untuk apa saja, dari unit apa saja? Karena sampai hari ini keterangan itu belum secara lengkap kita dapatkan, sehingga belum bisa tentukan sikapnya bagaimana," katanya. (Jau)
KalbarOnline, Jakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Melki Sedek Huang merasa heran dengan berbagai ancaman dan intimidasi yang terus dilakukan oleh rezim otoritarian untuk membungkam sikap kritisnya.
Sejak awal menjadi Ketua BEM UI tahun 2023 di awal Januari ini, ia dan teman-teman pengurus BEM UI berkali-kali mendapati banyak hal yang bisa dikategorikan sebagai ancaman, intimidasi ataupun tindakan represif.
"Entah itu kemudian secara fisik ketika demonstrasi gitu, diancam dibubarkan, diancam ditangkap, 'diancam' disapu bersih dan lain sebagainya, itu sudah biasa," katanya.
Tak hanya di lapangan, serangan di dunia maya juga berlangsung. Melalui jejaring digital, ia kerap diserang buzzer dengan komentar-komentar negatif. Namun, kali ini, yang menurutnya aneh adalah sikap aparat yang mendatangi guru SMA dan rumahnya di Pontianak, Kalimantan Barat. Di mana kesan aneh dan kesan intimidasi itu semakin menjadi-jadi.
"Kemarin tanggal 25 Oktober kita dapat kabar bahwa guru di sekolah di SMA 1 di Pontianak ada yang didatangi ditanyakan identitas. Melki itu siapa? Rumahnya di mana? Dulu pas sekolah dia bagaimana. Rentetan pertanyaan itu jelas membuat kita bertanya-tanya, dan kian yakin ini adalah bentuk nyata intimidasi untuk menanamkan rasa takut," katanya.
Tak hanya guru di sekolah, ibunya pun di telpon dan didatangi aparat berseragam loreng.
"Saya juga langsung menelpon ibu, ibu pun bilang ada yang ke rumah gitu, berseragam tentara mengaku dari babinsa, dan satu orang menggunakan pakaian seperti sipil tapi membawa kamera," tutur Melki.
Melki melanjutkan ceritanya, mereka datang ke rumah dan langsung bertanya “ini rumah Melki? Melki tu kapan biasa jadwal pulang? Ada gak kebiasaan? Ibu kegiatan sehariannya apa? Dia paling malam pulang jam berapa?”.
Pertanyaan-pertanyaan itu dinilai sengaja ditujukan untuk menggali identitas dan besar kemungkinannya sebagai upaya untuk menyebarkan rasa takut.
"Yang jelas hari ini saya balik ke Pontianak untuk menanyakan beberapa hal kepada ibu, apakah ibu terguncang? Apakah ibu memerlukan dari segi keamanan dan sebagaimananya? Untungnya ibu adalah orang yang bermental sangat kuat. Ibu kemudian bilang 'udah gak apa, lanjut aja terus',” katanya.
Di tengah ancaman intimidasi tersebut, Melki tetap berusaha untuk tegar dan kuat. "Masih Tuhan untuk kita bersandar. Kita minta bantuan pada Tuhan yang Maha Esa," jelasnya.
Melki meyakini, bahwa Tuhan akan selalu memberikan pengamanan kepada diri dan keluarganya. Memberikan pengamanan, dalam artian, betul-betul berusaha dengan maksimal sampai orang-orang yang kemudian merasa diintimidasi betul-betul bisa dipulihkan.
Memberikan pengamanan juga berarti tidak lagi mengusik kehidupan pribadi, orang-orang yang sedang menyampaikan sesuatu, termasuk orang terdekatnya, baik itu di rumah, di sekolah dan lain sebagainya.
"Kita tunggu saja janjinya, Tuhan pasti betul-betul dilaksanakan janji-Nya," katanya.
Dirinya juga mengapresiasi Mahfud MD, Menteri Polhukam yang punya niatan mengirimkan tim ke keluarganya di Pontianak.
"Tapi sampai hari ini kita masih melihat tim yang ingin dikirimkan ini berapa personelnya? Kegunaannya untuk apa saja, dari unit apa saja? Karena sampai hari ini keterangan itu belum secara lengkap kita dapatkan, sehingga belum bisa tentukan sikapnya bagaimana," katanya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini