KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Kalbar, Windy Prihastari beserta jajaran turun langsung ke lapangan untuk mengajak masyarakat memberantas sarang nyamuk dan sekaligus melaksanakan abatisasi dalam upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Kami bergerak bersama memberantas sarang nyamuk di lingkungan rumah warga untuk pencegahan penyebaran kasus DBD di Kalbar, yang sebagaimana kita ketahui semakin meningkat,” ungkap Windy usai kegiatan tersebut di Komplek Ari Karya Indah 9, Jalan Tabrani Ahmad, kota Pontianak, Rabu (15/11/2023).
Windy menyatakan, bahwa TP PKK ikut mengambil peran dalam rangka mensosialisasikan pencegahan DBD di masyarakat. Baik dengan cara memberikan penyuluhan, ataupun langsung melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk atau memberikan contoh ke masyarakat.
“Tadi kami sudah sampaikan ke Pak Camat, Pak Lurah, Pak RT, Kepala Puskesmas, bahwa yang terpenting ialah menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar, dari yang terkecil yaitu lingkungan keluarga,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, TP PKK Kalbar bersama-sama Dinas Kesehatan Kalbar juga mengimbau seluruh pengurus dan kader TP-PKK se-Kalbar bisa melaksanakan hal yang sama, yaitu turun langsung ke masyarakat dalam rangka memberikan penyuluhan kepada warga.
“Dari pantauan kami tadi, sebenarnya warga sudah peduli dengan lingkungannya, cuma ada hal-hal yang mungkin tidak terlihat. Seperti tadi itu ada tong air, tidak tertutup, harusnya kan tertutup, makanya tadi kami tabur abate, kemudian kami tutup,” ujarnya.
Kemudian lanjut dia, juga masih ada genangan air di baskom-baskom, yang sebenarnya itu bisa menjadi tempat nyamuk bersarang. Hal-hal sepele seperti itu kata dia, yang selama ini anggap biasa, padahal sebenarnya sangat penting dan perlu dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk.
“Untuk warga bisa mendapatkan abate langsung ke puskesmas, gratis. Jadi dinkes provinsi sudah mendistribusikan ke kabupaten/kota, kemudian didistribusikan ke setiap puskesmas,” terangnya.
Seperti diketahui, derajat kesehatan masyarakat secara persentase dipengaruhi faktor lingkungan sebesar 40 persen, kemudian perilaku kesehatan sebesar 30 persen, pelayanan kesehatan sebesar 20 persen dan genetik sebesar 10 persen. Karena itu, kunci pengendalian DBD adalah dengan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yang melibatkan seluruh masyarakat. Sehingga diharapkan masyarakat sendiri harus peduli terhadap lingkungan masing-masing.
“Selama masyarakat tidak peduli terhadap lingkungan atau rumah masing-masing, membiarkan tempat-tempat air tergenang yang memungkinkan nyamuk berkembang biak, tidak dibersihkan, maka selamanya kasus DBD tidak akan pernah turun atau hilang,” pungkasnya. (Jau)
Comment