Aksi Cegah Stunting di Pontianak Lewat Edukasi Gizi

KalbarOnline, Pontianak – Per bulan November 2023, terdapat 15 balita stunting di Posyandu Karya Pesona RW 39 Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota.

Sedangkan untuk Kecamatan Pontianak Kota, Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian menerangkan, sampai hari ini masih ada 1.102 balita yang teridentifikasi stunting.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Prevalensi stunting Kecamatan Pontianak Kota mencapai 4,7 persen penyumbang stunting Kota Pontianak,” ungkapnya usai penyerahan bantuan pangan kepada keluarga balita stunting, pada agenda edukasi gizi, di Posyandu Karya Pesona, Jalan Ampera, Gang RA Karim, Jumat (29/12/2023) pagi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berkomitmen untuk menekan angka stunting. Berbagai upaya telah dilaksanakan mulai dari intervensi gizi, pendampingan calon pengantin sampai bantuan pangan.

Di tahun 2022, terjadi penurunan dari sebelumnya di tahun 2024 mencapai 24,4 persen menjadi 19,7 persen.

Baca Juga :  Wali Kota Edi Kamtono Sebut Penataan Kawasan Kumuh Ciptakan Destinasi Wisata Baru

Kendati belum muncul pendataan lengkap untuk tahun 2023, Ani optimis sudah terjadi penurunan lebih lanjut. Ia mengajak pemangku kebijakan terkait untuk bahu-membahu memberikan bantuan bahan pangan bagi keluarga balita stunting.

“Kami mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada kader posyandu di seluruh wilayah Kota Pontianak, atas dedikasinya menjalankan tugas, selain itu ikut meningkatkan kapasitas,” ucapnya.

Pada agenda Edukasi Gizi yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) itu, juga difasilitasi pasar murah dengan melibatkan UMKM.

Ani berharap, selain turunnya angka stunting, juga ikut menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Mudah-mudahan agenda ini dapat meningkatkan perekonomian warga di sekitar, maupun seluruh Kota Pontianak umumnya,” tuturnya.

Baca Juga :  Wali Kota Pontianak Gelar Sayembara Berhadiah Rp 25 Juta Bagi Pelapor Pelaku Bakar Lahan

Pj Gubernur Kalbar, Harisson mengimbau perangkat daerah agar cekatan dan responsif menangani stunting. Setiap arahan kepala daerah harus diterjemahkan dalam bentuk program yang tepat sasaran.

“Jadi jangan bicara saja, harus ada aksi tepat sasaran. Tugas perangkat daerah melaksanakannya,” tegasnya.

Senada dengan arahan presiden, Harisson ingin mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045 dan dimulai sejak dari dalam kandungan, sehingga upaya penurunan pencegahan stunting harus segera terlaksana.

“Bangsa Indonesia menjadi besar jika anak-anak kita sehat dan bugar,” pungkasnya. (Indri)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment