KalbarOnline, Kayong Utara – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson memimpin langsung Pertemuan Tingkat Tinggi (High Level Meeting) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kayong Utara di Pendopo Bupati Kayong Utara, Senin (15/01/2024).
Dilaksanakannya High Level Meeting (HLM) ini di Kayong Utara, lantaran mulai Januari 2024, daerah tersebut telah resmi menjadi salah satu daerah yang masuk dalam perhitungan inflasi di Kalbar selain Kota Pontianak, Kota Singkawang dan Kabupaten Sintang.
Tujuan pertemuan itu hanya satu, yakni bagaimana caranya agar inflasi Kalbar jangan sampai merangkak naik. Terlebih lagi Kalbar telah berhasil menduduki peringkat ketiga dengan angka inflasi terendah se-Indonesia setelah Provinsi Aceh dan Papua dengan nilai 2,01 (y-o-y). Oleh karenanya, HLM itu pun membahas sejumlah strategi yang akan dijalankan kedepannya.
“Saya minta kepala daerah dan perangkat daerah sering-sering turun ke pasar. Cari tahu apa akar masalahnya, lakukan komunikasi efektif, sehingga kita bisa mengatasinya,” jelas Harisson.
Dirinya juga meminta kepada Pj Bupati Kayong Utara dan jajaran untuk turun langsung mengendalikan inflasi. Lakukan langkah-langkah seperti yang rutin dilakukan Pemerintah Provinsi Kalbar, mulai dari operasi pasar dan gelar pangan murah, serta gencar menyalurkan bantuan sosial (bansos) bahan kebutuhan pokok di sejumlah daerah se-Kalbar.
“Pak Bupati harus sering-sering turun ke pasar, apalagi Kayong Utara inikan sudah masuk dalam perhitungan inflasi Kalbar. Lakukan operasi pasar dan sebagainya agar inflasi terkendali,” terangnya.
“Saya minta Kayong Utara ini angka inflasinya jangan sampai lebih tinggi dari Pontianak, Singkawang dan Sintang,” timpal Harisson menegaskan.
Selain itu, Harisson juga meminta agar seluruh daerah di Kalbar melaksanakan gerakan tanam cabai untuk mengantisipasi harga komoditas cabai rawit yang kerap kali menjadi penyumbang inflasi. Menurut dia, jika masing-masing rumah tangga mau menanam cabai, maka kebutuhan konsumsi cabai sehari-hari bisa tercukupi, tanpa harus membeli di pasar.
“Ini harus digalakkan seperti yang Pemprov Kalbar lakukan. Apalagi menjelang hari-hari besar pasti akan ada kenaikan harga. Ditambah situasi el-nino curah hujan tinggi sekarang ini akan menyebabkan gangguan produksi cabai,” tuturnya.
Dari program tersebut, Harisson pun meminta pemerintah daerah melalui dinas terkait membagikan bibit cabai ke rumah tangga yang membutuhkan dengan melibatkan peran Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di berbagai jenjang.
“Karena ini menyangkut kegiatan ibu-ibu di rumah dengan memanfaatkan pekarangan. Ibu-ibu PKK ini harus dilibatkan,” pungkasnya.
Dalam HLM tersebut turut hadir Pj Bupati Kayong Utara dan jajarannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar. (Jau)
Comment