KalbarOnline, Pontianak – Dalam rangka memperingati Hari Kanker Anak Internasional, RSUD dr. Soedarso mengadakan acara yang mengusung konsep “Unveiling Challenges” (menyingkap tantangan), untuk menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dalam penanganan kanker anak, pada 8 Maret 2024.
Acara yang juga dihadiri oleh PKK Provinsi Kalbar, Dharma Wanita serta organisasi wanita forkopimda lainnya ini dilaksanakan di ruang rawat inap anak untuk terapi kanker anak. Kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk menghibur anak-anak pengidap kanker dan memberi semangat pada orang tua serta keluarganya.
Direktur RSUD dr. Soedarso, Hary Agung Tjahyadi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa meskipun terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien kanker anak dari tahun 2019 hingga 2022, namun pada tahun 2023 terjadi penurunan yang cukup signifikan.
“Jumlah kunjungan pasien kanker anak yang sebelumnya mencapai 1.293 pada tahun 2022, menurun menjadi 1.047 pada tahun 2023,” ungkapnya.
Saat ini, RSUD dr. Soedarso sedang merawat total 80 pasien kanker anak, dengan mayoritas kasus melibatkan kanker darah (leukemia), kanker kelenjar getah bening, kanker retina mata, kanker jaringan lunak, kanker nashoparing, dan kanker tulang.
Hary menyebut, pelayanan kanker anak di RSUD dr. Soedarso mencakup diagnosis oleh dokter spesialis anak, patologi anatomi, patologi klinik serta layanan kemoterapi yang diselenggarakan di bawah supervisi ketat dari dokter anak Hemato Onkologi dari RS Dharmais Jakarta.
“Ke depan RSUD dr Soedarso terus akan meningkatkan mutu layanan dengan fasilitas gedung baru rawat anak 100 bed (tempat tidur) dan penyedian SDM khususnya dokter spesialis/sub spesialis untuk penanganan kanker anak,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar melalui Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Ekonomi, Christianus Lumano, mengungkapkan fakta-fakta penting terkait kanker anak di tingkat global dan nasional. Menurut data Global Cancer Observatory tahun 2020, terdapat 11.156 kasus kanker pada anak berusia 0 hingga 19 tahun secara global.
Di Indonesia sendiri, lanjut Christianus, data dari Pediatric Center Registry mencatat 3.834 kasus baru kanker anak tersebar di 11 rumah sakit, dengan 833 anak yang meninggal dunia akibat penyakit ini.
“Faktor keterlambatan diagnosis juga menjadi salah satu masalah, di mana menurut WHO tahun 2021, kurang dari 30% kasus kanker anak di Indonesia dapat disembuhkan karena pengobatan yang kurang optimal,” terangnya.
Melalui konsep “Unveiling Challenges”, Christianus pun mengajak semua pihak untuk dapat bersatu dalam memerangi kanker anak, memberikan harapan dan kesempatan hidup yang lebih baik bagi mereka.
“Dengan cara berperan aktif dalam menyebarkan informasi edukasi dan upaya pencegahan deteksi dini penyakit kanker pada masyarakat,” ujarnya.
Selain Christianus berharap, harus pula adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan memberi akses seluas-luasnya untuk pengobatan penderita kanker.
“Sedangkan pada organisasi masyarakat, organisasi wanita dapat berperan dalam edukasi dan kegiatan pencegahan kanker di masyarakat, sehingga upaya deteksi dini kanker di masyarakat dapat terlaksana dan segera dapat ditangani pada stadium yang tidak lanjut,” terangnya.
Diakhir acara, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian bingkisan dari Christianus Lumano, Hary Agung Tjahyadi dan para undangan kepada para pasien kanker anak yang sedang dirawat di RSUD dr. Soedarso. (Jau)
Comment