KalbarOnline, Pontianak – Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Tanjungpura Pontianak, Sutarmidji mendapat kehormatan untuk menyampaikan pidato di hadapan 2.096 wisudawan dan wisudawati Universitas Tanjungpura (Untan), di Auditorium Untan Pontianak, Kamis (25/04/2024).
Dirinya mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati, serta terima kasih kepada jajaran Untan yang sudah melahirkan para alumni dalam stratanya masing-masing, dan dalam bidang ilmunya masing-masing.
“Semoga alumni Universitas Tanjungpura semakin hari semakin bisa menjawab berbagai masalah yang dihadapi, khususnya Kalbar dan Indonesia secara umum,” tutur Sutarmidji mengawali.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, bahwa saat ini banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh Provinsi Kalbar, dan itu harusnya dapat dijawab oleh masyarakat Kalbar sendiri. Tanpa perlu menunggu atau tergantung pada orang di luar Kalbar.
“Selama ini banyak temuan-temuan bidang keilmuan di Kalimantan Barat yang dilahirkan oleh para peneliti dan sebagainya dari luar Kalbar. Tapi yang mirisnya, banyak yang tidak bisa diaplikasikan. Ibaratnya menggantungkan harapan di langit, tapi realisasinya hanya setinggi rumput. Jomplang,” katanya.
Maksud Sutarmidji, kadang kerangka solusi yang dibutuhkan sedianya sudah tersedia di depan mata, namun entah mengapa begitu sulit dalam hal merealisasikannya. Menurutnya, lahir sebagai anak daerah semestinya sudah cukup menjadi dorongan kuat untuk berbuat yang terbaik demi kemajuan Kalbar. Tanpa harus menunggu orang lain dan sebagainya.
“Harusnya, kalau harapan itu 10 meter, realisasinya minimal 8 meter, kalau perlu lebih dari itu. Dan bisa. Saya ketika menjadi gubernur sudah saya lakukan dan bisa. Tidak ada yang sulit,” katanya.
Sutarmidji pun mencontohkan, saat ia meng-handle masalah keuangan daerah, di mana hampir seluruh provinsi di Indonesia ini, apalagi kabupaten/kota, yang sangat bergantung pada pusat.
“Pembangunan sangat bergantung pada pusat. Celah fiskalnya sangat kecil. Tapi kita (Kalbar) bisa ubah. Kalbar itu menjadi 6 besar dalam kemampuan fiskalnya. Artinya kemampuan daerah untuk membiayai pemerintahannya itu jauh lebih besar dari transfer pusat, dan itu bisa kita lakukan dalam waktu 3 – 4 tahun, bahkan dalam masa covid,” jelasnya.
Sutarmidji mengakui, bahwa di awal-awal pemerintahannya pada tahun 2018, ia juga turut bergantung pada pusat. Namun ketergantungan itu dijadikannya modal awal sambil ia memperbaiki sejumlah kebijakan hingga berhasil merubahnya.
“Awalnya kita tergantung dengan pusat itu 50 bahkan hampir 60 persen, sekarang terbalik. Kemampuan keuangan kita itu sudah hampir 58 persen, dan pusat hanya 42 persen, dan itu akan terus berkembang,” sampainya.
Selain harapan besar dan kemauan yang kuat, perubahan yang dilakukan menurut Sutarmidji haruslah berbasis pada science. Salah satunya berupa basis data yang akurat.
“Semuanya itu karena kita harus menguasai data. Dan saya pastikan Data Analytic Room di Kantor Gubernur Kalbar itu data yang paling lengkap dari provinsi se-Indonesia,” sebut Sutarmidji.
“Dan yang membanggakan lagi, yang mengerjakannya (Data Analytic Room) adalah putra-putri Kalbar, bahkan command center di IKN itu sebagian yang mengerjakan anak Kalbar, dan bisa, karena dia bisa baca peluang. Mudah-mudahan wisudawan dan wisudawati semua bisa baca peluang,” tuturnya.
Sutarmidji menilai, kalau universitas-universitas yang ada di Kalbar, termasuk Untan, sudah cukup mampu melahirkan wisudawan dan wisudawati yang menjadi solusi bagi daerahnya. Tinggal para alumni itu sendiri harus dapat bergerak secara kreatif dan inovatif dengan berbekal ilmu yang telah diperolehnya selama di universitas.
“Saya miris juga kemarin baca berita mau kerja sama dengan China 1 juta hektar nanam padi. Untung saja bukan di Kalbar, tapi di Kalteng. Kalau Kalbar mau dibawa ke mana muka kita, masa nanam padi harus datangkan dari sana (luar negeri). Yang tau kondisi lahan di daerah inikan kita,” kata dia.
Maksud mantan Gubernur Kalbar 2018 – 2023 itu, tantangan-tantangan lokal kedaerahan seperti itulah seharusnya sudah mampu terjawab tuntas oleh anak-anak Kalbar sendiri.
“Pertanian, peternakan, kenapa bisa sapi bantuan presiden itu dibeli di Kalbar, beratnya bisa sampai 1,2 ton. Bisa pergemukan di sini? Saya malah kalau qurban itu minimal beratnya 900 sampai 1 ton. Mereka hanya melakukan penggemukan sapi limosin,” katanya.
“Saya berharap adik-adik semua bisa menguasai permasalahan yang ada di Kalbar. Sangat banyak. semua bidang ilmu ada. Apalagi pendidikan,” katanya.
Menyinggung soal pendidikan, Sutarmidji menyatakan, jika tidak ada terobosan baru dalam dunia pendidikan Kalbar, maka sulit bagi anak-anak Kalbar akan maju, bahkan untuk bisa sekolah sekalipun.
“Pendidikan itu, jangankan di daerah, di Pontianak saja, tamatan SMP itu 1 tahun 12.600 sampai 12.800 anak, daya tampung seluruhnya hanya 11.800 sampai 12.000. Artinya kalau tidak ada terobosan-terobosan, tidak ada inovasi dan diskresi yang berani dari pimpinan daerah, maka setiap tahun Pontianak saja ada 600-800 anak yang menurut hitungan data itu, tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMA. Itu baru Pontianak,” kata dia.
Begitupun di kabupaten tetangga, Kubu Raya. Di mana tamatan SMP-nya bisa mencapai 9.800 siwa setiap tiap tahunnya, sementara daya tampung yang tersedia cuma cukup untuk 6.000 orang.
“Dan inikan tantangan bagi dunia pendidikan. Sehingga saya, waktu itu (jadi gubernur) ambil jalan supaya kita jangan dirikan banyak sekolah, tapi kita filial-kan saja. Jadi sekolah induknya satu, tapi cabangnya di mana-mana di setiap desa, supaya tidak ada putus sekolah. Itu tantangan bagi Kalbar,” ujarnya.
Menurut Sutarmidji, para alumni Untan ke depan harus mampu menjawab berbagai tantangan kedaerahan tersebut. Karena jangan sampai, orang dari luar yang datang dan melakukan intervensi, sehingga anak daerah sendiri gigit jari karena tak mampu memberikan solusi.
“Semua data sudah tersedia, tinggal bagaimana kita menganalisisnya. Kalau mau jadi alumni yang punya daya saing tinggi, harus jadi alumni yang inovatif dan kreatif dengan berlandaskan pada data yang ada,” jelasnya lagi.
Sebelum menutup pidatonya, Sutarmidji menyampaikan selamat bergabung bersama IKA Untan Pontianak. Ia meminta para alumni harus berbangga dengan almamaternya sendiri, dengan terus merawat kebersamaan dan mampu bersaing dengan universitas-universitas besar dan ternama lainnya.
“Tantangan ke depan, karena IKN satu pulau dengan kita, kemudian banyaknya juga regulasi, memberi kesempatan pada perguruan tinggi luar untuk berada di Indonesia, maka kita bersama-sama membantu dan berperan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas output Untan dalam segala ilmu,” tuturnya.
Sebelumnya, sebanyak 2.096 mahasiswa Untan diwisuda, mereka diantaranya terdiri dari Program Diploma, Program Sarjana, Program Profesi, Program Magister dan Program Doktor periode III pada tahun akademik 2023/2024. Kegiatan ini digelar selama dua hari, yakni pada tanggal 24 dan 25 April 2024, di Auditorium Untan Pontianak. (Jau)
Comment