Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 19 Desember 2018 |
KalbarOnline,
Kubu Raya – Bupati Kubu Raya, Rusman Ali menegaskan
pentingnya pendidikan budi pekerti berbasis agama. Namun idealnya budi pekerti
harus diajarkan sejak usia dini. Karena itu, ia berharap program muatan lokal
keagamaan yang dibuatnya sejak awal memimpin Kabupaten Kubu Raya dapat terus
berlanjut.
“Hidup ini hanya jembatan untuk menuju ke
suatu tempat. Begitu sampai itulah akhirnya. Itulah kehidupan kita di dunia,
hanya sementara. Tapi ujiannya sangat besar. Untuk itu saya minta agar didik
anak-anak kita, ajarkan budi pekerti,” ujar Rusman Ali saat membuka pelatihan
baca Quran metode Wafa bagi guru agama dan Taman Pendidikan Alquran
se-Kabupaten Kubu Raya di Dangau Resort Kubu Raya, belum lama ini.
Rusman Ali menuturkan program muatan lokal
keagamaan diantaranya mewajibkan setiap siswa memulai kegiatan belajar di
sekolah dengan mendoakan orang tua serta membaca doa-doa lainnya. Setelah itu
menghapalkan surah-surah pendek dan dilanjutkan dengan mengaji.
Rusman Ali juga mengungkapkan aturan dimana
setiap siswa muslim yang akan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama
dipersyaratkan untuk bisa membaca Al-Quran.
“Dari awal ini sudah kita sosialisasikan.
Jangan sampai ber-KTP Islam tapi tidak bisa mengaji. Jadi kalau kita pandai
mengaji, insya Allah disuruh membaca Quran bisa, disuruh menjadi imam juga
bisa. Dan ini perlu dipelajari dari kecil,” tuturnya.
Rusman Ali mengapresiasi kegiatan pelatihan
baca Quran metode Wafa yang diinisiasi Lembaga Cahaya Khatulistiwa Kabupaten
Kubu Raya. Menurutnya, program tersebut berkorelasi langsung dengan upaya
pembentukan pribadi anak-anak yang berakhlakul karimah melalui pengajaran
agama.
“Biar berakhlakul karimah. Kalau orang
diajarkan agama, insya Allah kehidupannya diridhai Allah Taala,” ujarnya.
Lebih jauh Rusman Ali menuturkan pelatihan
Quran metode Wafa juga strategis dalam mendorong munculnya inovasi. Khususnya
dalam hal metodologi pembelajaran Al-Quran. Melalui cara inovatif ini,
diharapkan mereka yang belum lancar membaca Quran dapat memahaminya dalam waktu
singkat.
“Anak-anak kita ini orang yang baru tumbuh.
Yang perlu ilmu yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
perlu diberi motivasi agar berinovasi. Salah satunya adalah metode Wafa supaya
orang yang mengaji terbata-bata bisa cepat menguasai. Bagaimana ditanamkan agar
anak senang dengan Al-Quran dan membudaya bagi dirinya sendiri,” tukas Rusman
Ali.
Sementara Ketua Lembaga Cahaya Khatulistiwa
Kubu Raya, Muhammad Amri, mengatakan pihaknya sudah sekitar tiga tahun
menerapkan metode Wafa di Kabupaten Kubu Raya. Menurut dia, metode Wafa adalah
pelatihan tentang upaya mengenalkan Quran dengan cara yang mudah. Ia
mengungkapkan di Kabupaten Kubu Raya, metode ini telah diterapkan sepenuhnya di
SD Islam Terpadu Al Karima yang dinaungi Lembaga Cahaya Khatulistiwa.
“Kita berkeinginan agar metode yang
inovatif ini ke depannya dapat diterapkan juga di semua Taman Pendidikan Quran
yang ada di Kubu Raya,” ujarnya.
Menurut Amri, pembelajaran Quran saat ini
perlu mengadaptasi perkembangan zaman. Dirinya menilai metode pengajaran Quran
perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih mudah diterima generasi milenial.
“Saya sudah survey di beberapa tempat.
Ternyata ada yang masih menggunakan metode lama tahun 80-an. Untuk generasi
milenial zaman now, tampaknya lebih tepat mengajarkan anak sesuai dengan
zamannya,” jelasnya. (ian/rio)
KalbarOnline,
Kubu Raya – Bupati Kubu Raya, Rusman Ali menegaskan
pentingnya pendidikan budi pekerti berbasis agama. Namun idealnya budi pekerti
harus diajarkan sejak usia dini. Karena itu, ia berharap program muatan lokal
keagamaan yang dibuatnya sejak awal memimpin Kabupaten Kubu Raya dapat terus
berlanjut.
“Hidup ini hanya jembatan untuk menuju ke
suatu tempat. Begitu sampai itulah akhirnya. Itulah kehidupan kita di dunia,
hanya sementara. Tapi ujiannya sangat besar. Untuk itu saya minta agar didik
anak-anak kita, ajarkan budi pekerti,” ujar Rusman Ali saat membuka pelatihan
baca Quran metode Wafa bagi guru agama dan Taman Pendidikan Alquran
se-Kabupaten Kubu Raya di Dangau Resort Kubu Raya, belum lama ini.
Rusman Ali menuturkan program muatan lokal
keagamaan diantaranya mewajibkan setiap siswa memulai kegiatan belajar di
sekolah dengan mendoakan orang tua serta membaca doa-doa lainnya. Setelah itu
menghapalkan surah-surah pendek dan dilanjutkan dengan mengaji.
Rusman Ali juga mengungkapkan aturan dimana
setiap siswa muslim yang akan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama
dipersyaratkan untuk bisa membaca Al-Quran.
“Dari awal ini sudah kita sosialisasikan.
Jangan sampai ber-KTP Islam tapi tidak bisa mengaji. Jadi kalau kita pandai
mengaji, insya Allah disuruh membaca Quran bisa, disuruh menjadi imam juga
bisa. Dan ini perlu dipelajari dari kecil,” tuturnya.
Rusman Ali mengapresiasi kegiatan pelatihan
baca Quran metode Wafa yang diinisiasi Lembaga Cahaya Khatulistiwa Kabupaten
Kubu Raya. Menurutnya, program tersebut berkorelasi langsung dengan upaya
pembentukan pribadi anak-anak yang berakhlakul karimah melalui pengajaran
agama.
“Biar berakhlakul karimah. Kalau orang
diajarkan agama, insya Allah kehidupannya diridhai Allah Taala,” ujarnya.
Lebih jauh Rusman Ali menuturkan pelatihan
Quran metode Wafa juga strategis dalam mendorong munculnya inovasi. Khususnya
dalam hal metodologi pembelajaran Al-Quran. Melalui cara inovatif ini,
diharapkan mereka yang belum lancar membaca Quran dapat memahaminya dalam waktu
singkat.
“Anak-anak kita ini orang yang baru tumbuh.
Yang perlu ilmu yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
perlu diberi motivasi agar berinovasi. Salah satunya adalah metode Wafa supaya
orang yang mengaji terbata-bata bisa cepat menguasai. Bagaimana ditanamkan agar
anak senang dengan Al-Quran dan membudaya bagi dirinya sendiri,” tukas Rusman
Ali.
Sementara Ketua Lembaga Cahaya Khatulistiwa
Kubu Raya, Muhammad Amri, mengatakan pihaknya sudah sekitar tiga tahun
menerapkan metode Wafa di Kabupaten Kubu Raya. Menurut dia, metode Wafa adalah
pelatihan tentang upaya mengenalkan Quran dengan cara yang mudah. Ia
mengungkapkan di Kabupaten Kubu Raya, metode ini telah diterapkan sepenuhnya di
SD Islam Terpadu Al Karima yang dinaungi Lembaga Cahaya Khatulistiwa.
“Kita berkeinginan agar metode yang
inovatif ini ke depannya dapat diterapkan juga di semua Taman Pendidikan Quran
yang ada di Kubu Raya,” ujarnya.
Menurut Amri, pembelajaran Quran saat ini
perlu mengadaptasi perkembangan zaman. Dirinya menilai metode pengajaran Quran
perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih mudah diterima generasi milenial.
“Saya sudah survey di beberapa tempat.
Ternyata ada yang masih menggunakan metode lama tahun 80-an. Untuk generasi
milenial zaman now, tampaknya lebih tepat mengajarkan anak sesuai dengan
zamannya,” jelasnya. (ian/rio)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini