KalbarOnline, Pontianak – Mantan Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji resmi mengembalikan berkas formulir pendaftaran sebagai bakal calon Gubernur Kalbar 2024 ke DPD Partai Golkar Kalbar, di Gedung Zamrud, Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, Kamis (25/04/2024).
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji berharap Partai Golkar dapat menerima pencalonannya sebagai Gubernur Kalbar untuk periode kedua pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 27 November mendatang.
“Golkar ini Partai kedua saya mengembalikan berkas. Sebentar lagi saya ke partai yang ketiga (PDIP),” katanya.
“Inikan proses saja dari mekanisme yang dilakukan oleh partai politik yang akan mengusung. Saya berharap bisa terus bersama Golkar, karena yang lalu ketika maju gubernur, kan Partai Golkar salah satu pengusung. Jadi tentu saya berharap untuk sekarang (Pilgub Kalbar 2024) ini tetap bersama Golkar,” sambungnya.
Secara umum, Sutarmidji juga berharap, semua partai di mana ia ikut mendaftarkan diri dapat mendukung pencalonannya.
“Semua partai itu karena buka pendaftaran kita hormati, makanya kita daftar,” ujarnya.
Disinggung soal nama bakal calon wakil gubernur yang akan mendampinginya di pilkada 2024 nanti, Sutarmidji belum dapat berkomentar banyak.
“Nanti kan dari partai juga diskusi, jadi belum sekarang, biar saja berkembang di mana-mana. Tapi sikap saya sebagaimana yang sudah saya sampaikan. Kan sudah saya sampaikan sikap saya. Cuma dinamikanya kan bisa bagaimana gitu ya. Sampai partai memutuskan, kita (terus) diskusikan, kalau cocok ya kita jalan,” terangnya.
Saat disinggung soal nama Ria Norsan, mantan wakilnya dulu, Sutarmidji tampak enggan menanggapinya lebih jauh.
“Saya tidak mau nanggapi yang itu. Tanya beliau, jangan tanya saya. (Saat ini) cukup tanya terkait saya saja,” ucapnya.
Dipilih Partai Karena Survei
Lima tahun sebelumnya, pada Pilgub Kalbar 2018, pasangan Sutarmidji dan Ria Norsan didukung oleh koalisi partai, diantaranya Golkar, Nasdem, PKS, PKB dan Hanura. Sutarmidji menyampaikan, kalau dukungan itu tidak terlepas dari hasil survei elektabilitas yang dilakukan oleh lembaga survei kala itu.
“Kalau yang lalu (Pilgub 2018) parpol hampir semuanya tetap berdasarkan survei. Pasti survei,” katanya.
Sutarmidji pun merasa senang, bahwa Partai Golkar tetap menyandarkan putusannya dalam memilih bakal calon berdasarkan hasil survei. Menurutnya logis saja, semua partai ingin calon yang diusungnya menang.
“Saya setuju dengan Pak Heri Mustamin dan beberapa pengurus Golkar yang menerima saya ketika kami ngobrol tadi, yaitu survei. Tanpa survei, mustahil. Dan kita bisa buktikan. Kemarin kan pemilihan presiden, mau dibilang apapun ya survei (menentukan),” sampainya.
Kendati terdapat beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi, namun hasil survei menurut Sutarmidji tetap akan menjadi yang dominan dalam penentuan atau keputusan sebuah partai mau mengusung atau tidak.
“Dan deviasinya itu ada yang tidak sampai 2 persen. Dan konsisten dari awal sampai akhir perkembangannya. Jadi basisnya tetap survei, artinya data. Kalau (hasil) survei saya nantilah (dibuka),” ujarnya.
“Terkait parpol belum ada yang menyatakan dukungan, tapi yang jelas saya sudah komunikasi ke beberapa partai politik,” kata Sutarmidji lagi. (Jau)
Comment