KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson memberikan sambutan pada acara Musyawarah Wilayah ke- 5 Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia Organisasi Wilayah Kalbar, di gedung Konferensi Universitas Tanjungpura Pontianak, Jumat (30/08/2024).
Harisson mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan tersebut sebagai momentum yang strategis untuk bertukar pikiran antar para cendekiawan muslim di Kalbar.
“Saya merasa terhormat dapat bertatap muka dengan para cendekiawan Muslim di wilayah Kalimantan Barat. Saya menyambut baik pelaksanaan musyawarah wilayah ini sebagai momentum yang sangat strategis untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di masa depan,” ujarnya.
Lebih lanjut Harisson menerangkan, bahwa Kalimantan Barat adalah wilayah yang majemuk dan kaya akan keanekaragaman budaya, sosial dan ekonomi.
Dalam konteks ini, peran ICMI sebagai organisasi cendekiawan muslim sangatlah strategis. Menurutnya, ICMI memiliki potensi besar untuk menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mendukung pembangunan berkelanjutan, serta memperkuat kerukunan dan toleransi antar umat beragama.
“Pada dasarnya ICMI di Kalimantan Barat ini merupakan wadah untuk Cendekiawan Muslim dalam berkontribusi ide, gagasan, serta aksi nyata, di mana hal ini berperan untuk meningkatkan wawasan global bagi umat Islam pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Harisson.
“Cendikiawan Muslim bisa berperan dengan bijak dalam merespon situasi sosial, ekonomi dan politik di tingkat lokal maupun global. ICMI Kalimantan Barat dapat bersinergi dengan pemerintah sebagai pendorong perubahan ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan masyarakat makmur dan sejahtera,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga menyinggung terkait peningkatan kualitas hidup masyarakat desa khususnya, dari segi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.
Hal tersebut dalam rangka upaya menekan jumlah penduduk desa untuk ber-urbanisasi ke wilayah ibu kota Provinsi Kalbar.
“Jangan sampai jumlah urbanisasi Kalbar ini menumpuk di kota yang tingkat penganggurannya sudah jelas, di mana angka pengangguran di Kota Pontianak lebih dari 8% sedangkan di Kabupaten lebih rendah dibandingkan Ibu kota Provinsi Kalbar seperti Kabupaten Kapuas Hulu hanya 2%,” ujarnya.
“Itu artinya potensi lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten lebih baik dibandingkan ibu kota provinsi, di mana banyak hal yang bisa dikerjakan dan dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang layak melalui desa,” ungkapnya.
Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi Kalbar tetap fokus dalam peningkatan pembangunan di desa untuk mewujudkan Kalimantan Barat yang sejahtera.
Ia juga menekankan kepada para bupati wali kota untuk terus berinovasi dan terus mengoptimalkan peluang yang ada di desanya masing-masing dengan dukungan oleh pemerintah.
“Mari bersama kita bersinergi dalam melaksanakan pembangunan. Saya berharap kita melihat peluang besar yang ada di desa di Kabupaten masing-masing, untuk membuat suatu usaha, sekalipun hal tersebut memang membutuhkan waktu untuk mencapai hasil yang maksimal,” sampai Harisson.
“Karena hampir semua pengusaha di Indonesia itu merintis usahanya dari kecil hingga menjadi besar. Tapi semua itu harus dengan niat, semangat, dukungan Pemerintah dan dukungan orang terdekat serta berkompetisi dengan jujur dan disiplin,” pungkasnya. (Jau)
Comment