Solar Langka di Kalbar, Sopir Harus Antre Berhari-hari

KalbarOnline, Pontianak – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kembali terjadi di Kalimantan Barat. Akibatnya membuat antrean kendaraan angkutan bermuatan logistik begitu panjang di sejumlah SPBU. Bahkan ada sopir yang rela antre berhari-hari.

Keluhan itu disampaikan langsung oleh Wakil Ketua DPD Organda Kalbar, Efendi. Dirinya mengungkapkan, bahwa kelangkaan solar telah menjadi kendala berat bagi para pengemudi dan pengusaha angkutan. Kekurangan solar ini kata dia menyebabkan pengiriman logistik terhambat, karena banyak waktu terbuang untuk antre di SPBU.

IKLAN17AGUSTUSCMIDANBGA

“Kendala kita paling berat ternyata ada penyetopan suplai minyak. Selama ini teman-teman antre minyak, dari tim organda maupun swasta dan lainnya. Kondisi seperti ini memperparah keadaan, satu unit (kendaraan) antri bisa sampai dua, tiga hari,” ujar Efendi kepada awak media, Senin (05/08/2024).

Baca Juga :  Tiga Wartawan Gadungan Pemeras Bos SPBU Sintang Sudah Tersangka dan Ditahan

Kata Efendi, saat ini Ketua DPD Organda Kalbar pun sedang menghadap BPH Migas untuk meminta penambahan suplai minyak di Kalimantan Barat.

“Kelangkaan sudah hampir satu minggu terakhir ini. Mungkin sudah dari pertengahan bulan kelangkaan ini, benar-benar sulit,” katanya.

Ditanyai mengenai penghapusan minyak solar subsidi, Efendi mengaku pihaknya siap untuk membeli minyak non-subsidi.

“Kalau di kami dari pihak organda, siap tidak siap, kami harus siap, apalagi kebijakan pemerintah karena dengan dicabutnya subsidi yang penting sama rata sama rasa,” tambahnya.

Truk tronton sedang mengisi bensin solar di SPBU Sungai Jawi. (Foto:Lydia/KalbarOnline)

Sementara itu, Arif Rahman Hakim, Ketua Angkutan Divisi Khusus, DPD Organda Kalbar menambahkan, bahwa kelangkaan solar bisa memaksa mereka untuk mogok kerja.

“Kemungkinan besar kita akan melakukan mogok, tidak beraktivitas, karena menghabiskan waktu untuk mengantre minyak, itu saja kendala kita,” kata Arif.

Baca Juga :  Bupati Apresiasi Kepolisian dan Camat Dalam Pengawasan BBM

Arif juga menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak kelangkaan solar pada inflasi dan harga barang kebutuhan pokok.

“Apabila terjadi inflasi kita tak berani menjamin. Kebutuhan kita memang BBM solar, sempat kita kaji untuk menghilangkan subsidi, gimana nasib masyarakat yang membeli sembako, logistik dan lainnya. Itu akan terjadi pembengkakan pembelanjaan dan lainnya,” tukasnya.

Arif berharap, pihak kepolisian dapat menelusuri penyelewengan BBM bersubsidi di lapangan.

“Harapan kita dari kepolisian tolong ditelusuri di lapangan apakah terjadi penyelewengan BBM bersubsidi ini, harapan besar kita itu saja,” tutup Arif. (Lid)

Comment