Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 12 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com - Kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23 tahun), anggota TNI AD di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, kini berakrobatik ke isu lain. Motif penganiayaan yang dilakukan oleh 20 orang seniornya itu disebut-sebut karena korban memiliki kelainan orientasi seksual sesama pria atau gay.
Kabar ini terang-terangan dibantah oleh kakak perempuan Lucky, Lusy Namo. Ia menuding, kalau isu LGBT itu sengaja dimainkan oleh TNI untuk menutupi kasus penyiksaan dan penganiayaan terhadap adiknya.
"Itu tidak benar dan tidak terbukti. Adik saya itu selama ini laki-laki normal dan bergaul dengan siapa saja," kata Lusy Namo di rumahnya di Asrama TNI Kuanino, Kota Kupang, NTT, Senin (11/08/2025).
"Pastinya itu untuk menutupi aib mereka karena sudah siksa adik saya sampai meninggal. Ini kan tidak tertangkap tangan, mana buktinya? Kalau itu benar, kenapa saat itu tidak langsung diproses," terang Lusy lagi, sebagaimana dikutip dari laman Detik.com.
Maksud Lusy, andaikan kabar burung itu benar adanya, maka pihak TNI seharusnya memberitahukan hal itu kepada pihak keluarga, bukan main hakim sendiri seperti disiksa seperti itu.
"Harusnya sampaikan kepada kami kalau Lucky begitu. Bukan mereka siksa dia baru tutup semua komunikasi dengan orang tua dan keluarga," katanya.
Lusy melanjutkan, bahkan hingga Lucky dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, pun pimpinannya tidak memberitahukan kepada keluarga. Beruntung, Lucky meminta tolong kepada seorang petugas medis untuk menghubungi keluarga.
"Bayangkan saja, saat dia masuk rumah sakit saja kami tidak dapat informasi karena HP-nya disita oleh komandannya," terang Lusy.
Lusy pun mengungkapkan, kalau saat adiknya disiksa, sejumlah warga yang dekat dengan asrama 834 Waka Nga Mere mendengar teriakannya dengan suara keras.
"Mama asuhnya ceritakan kepada kami bahwa saat Lucky disiksa, dia berteriak sampai tetangga juga dengar. Dia menangis dengan suara keras," terang Lusy.
Ginjal Bocor Setelah Disiksa Berhari-hari
Masih dari laman yang sama, pihak keluarga juga mengungkap kalau ginjal Prada Lucky bocor akibat disiksa oleh seniornya. Hal itu terungkap ketika dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, melakukan pemeriksaan medis.
"Ginjalnya bocor dan paru-parunya bilang ada cairan yang harus mendapat penanganan medis secara intensif," ujar kakak perempuan Lucky, Lusy Namo.
Lusy menerangkan, kalau saat itu Lucky harus segera dirujuk ke Maumere karena kondisinya yang semakin parah. Namun, alat medis di rumah sakit itu tidak memadai sehingga direncanakan dirujuk ke Kupang, tetapi niat itu tak sempat terlaksana karena Lucky sudah lebih dulu meninggal dunia.
"Jadi kami bingung kok selama ini dia tidak pernah mengeluh penyakit apa-apa, tapi tiba-tiba dirujuk karena ginjal bocor, ternyata dia disiksa berhari-hari," terang Lusy.
Lusy menduga, adiknya itu disiksa dan dianiaya berulang kali oleh seniornya ketika ada pergantian piket. Namun ia belum mengetahui alasan pasti Lucky disiksa sedemikian parahnya.
"Alasan dia disiksa itu kami belum tahu, tetapi (yang pasti) dia bukan bunuh orang. Orang yang pembunuh saja dibawa ke pihak berwajib bukan menghakimi dia sampai mati," pungkasnya. (**)
KALBARONLINE.com - Kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23 tahun), anggota TNI AD di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, kini berakrobatik ke isu lain. Motif penganiayaan yang dilakukan oleh 20 orang seniornya itu disebut-sebut karena korban memiliki kelainan orientasi seksual sesama pria atau gay.
Kabar ini terang-terangan dibantah oleh kakak perempuan Lucky, Lusy Namo. Ia menuding, kalau isu LGBT itu sengaja dimainkan oleh TNI untuk menutupi kasus penyiksaan dan penganiayaan terhadap adiknya.
"Itu tidak benar dan tidak terbukti. Adik saya itu selama ini laki-laki normal dan bergaul dengan siapa saja," kata Lusy Namo di rumahnya di Asrama TNI Kuanino, Kota Kupang, NTT, Senin (11/08/2025).
"Pastinya itu untuk menutupi aib mereka karena sudah siksa adik saya sampai meninggal. Ini kan tidak tertangkap tangan, mana buktinya? Kalau itu benar, kenapa saat itu tidak langsung diproses," terang Lusy lagi, sebagaimana dikutip dari laman Detik.com.
Maksud Lusy, andaikan kabar burung itu benar adanya, maka pihak TNI seharusnya memberitahukan hal itu kepada pihak keluarga, bukan main hakim sendiri seperti disiksa seperti itu.
"Harusnya sampaikan kepada kami kalau Lucky begitu. Bukan mereka siksa dia baru tutup semua komunikasi dengan orang tua dan keluarga," katanya.
Lusy melanjutkan, bahkan hingga Lucky dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, pun pimpinannya tidak memberitahukan kepada keluarga. Beruntung, Lucky meminta tolong kepada seorang petugas medis untuk menghubungi keluarga.
"Bayangkan saja, saat dia masuk rumah sakit saja kami tidak dapat informasi karena HP-nya disita oleh komandannya," terang Lusy.
Lusy pun mengungkapkan, kalau saat adiknya disiksa, sejumlah warga yang dekat dengan asrama 834 Waka Nga Mere mendengar teriakannya dengan suara keras.
"Mama asuhnya ceritakan kepada kami bahwa saat Lucky disiksa, dia berteriak sampai tetangga juga dengar. Dia menangis dengan suara keras," terang Lusy.
Ginjal Bocor Setelah Disiksa Berhari-hari
Masih dari laman yang sama, pihak keluarga juga mengungkap kalau ginjal Prada Lucky bocor akibat disiksa oleh seniornya. Hal itu terungkap ketika dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, melakukan pemeriksaan medis.
"Ginjalnya bocor dan paru-parunya bilang ada cairan yang harus mendapat penanganan medis secara intensif," ujar kakak perempuan Lucky, Lusy Namo.
Lusy menerangkan, kalau saat itu Lucky harus segera dirujuk ke Maumere karena kondisinya yang semakin parah. Namun, alat medis di rumah sakit itu tidak memadai sehingga direncanakan dirujuk ke Kupang, tetapi niat itu tak sempat terlaksana karena Lucky sudah lebih dulu meninggal dunia.
"Jadi kami bingung kok selama ini dia tidak pernah mengeluh penyakit apa-apa, tapi tiba-tiba dirujuk karena ginjal bocor, ternyata dia disiksa berhari-hari," terang Lusy.
Lusy menduga, adiknya itu disiksa dan dianiaya berulang kali oleh seniornya ketika ada pergantian piket. Namun ia belum mengetahui alasan pasti Lucky disiksa sedemikian parahnya.
"Alasan dia disiksa itu kami belum tahu, tetapi (yang pasti) dia bukan bunuh orang. Orang yang pembunuh saja dibawa ke pihak berwajib bukan menghakimi dia sampai mati," pungkasnya. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini