Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Sabtu, 09 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com – Baru dua bulan mengenakan seragam TNI AD, Prada Lucky Cepril Saputra Namo meregang nyawa di Nagekeo, NTT, diduga setelah mengalami penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere.
Korban mengembuskan napas terakhir pada Rabu (06/08/2025) pukul 10.30 WITA, setelah empat hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Nagekeo.
Dilansir dari laman CNN Indonesia, kasus ini memantik rasa duka mendalam bagi orang tua dan keluarga. Ayah korban, Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo meminta agar kasus tersebut diusut tuntas dan seluruh pelaku dijatuhi hukuman mati.
“Saya tuntut keadilan, kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain, anak tentara aja dibunuh apalagi yang lain," ujarnya di kamar jenazah RS Wirasakti, Kupang, Kamis.
Senada, ibu korban, Sepriana Paulina Mirpey menyatakan tak bisa menerima kematian anaknya yang dianggap sia-sia.
"Saya punya anak sudah mati sia-sia. Kalau mati di medan perang saya terima, itu tugas dia bela negara, bela bangsa. Ini mati sia-sia di tangan senior," kata Sepriana.
"Kalau (para pelaku) tidak diproses, lebih baik bunuh saya saja, saya sakit hati kalian buat anak saya seperti ini," tambahnya.
Sementara itu, paman korban, Rafael David menyebut, kalau Lucky mulai mengikuti pendidikan di Sekolah Calon Tamtama (Secatam) TNI AD di Singaraja, Bali, sejak Februari 2025. Ia dilantik pada akhir Mei 2025, lalu ditempatkan di Yon TP 834/WM.
"Dia baru dua bulan jadi tentara, dia selesai pendidikan Bulan Mei, lalu Juni ditempatkan di sana (Yon TP 834/WM)," katanya.
Ditemukan Luka Lebam
Sepriana Paulina juga mengatakan, kalau anaknya sempat mengadu kepada ibu angkatnya setelah dicambuk oleh para senior. Saat itu, kondisi tubuh Lucky disebut hancur, penuh lebam di tangan, kaki dan punggung.
Pernyataan itu dikonfirmasi pula oleh Direktur RSUD Aeramo, Chandrawati Saragih. Ia menyatakan masih akan mengumpulkan data-data terkait secara terperinci.
"Benar ada lebam. Nanti saya kumpulkan data baru saya jawab ya," ujarnya.
Empat Prajurit Ditangkap
Terkait kasus ini, Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan menyatakan, bahwa Polisi Militer (POM) TNI telah menangkap empat prajurit yang diduga menganiaya Lucky.
“Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU," katanya.
Kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Prada Lucky kini masih dalam proses investigasi oleh tim gabungan Polisi Militer dan intelijen TNI. (**)
KALBARONLINE.com – Baru dua bulan mengenakan seragam TNI AD, Prada Lucky Cepril Saputra Namo meregang nyawa di Nagekeo, NTT, diduga setelah mengalami penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere.
Korban mengembuskan napas terakhir pada Rabu (06/08/2025) pukul 10.30 WITA, setelah empat hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Nagekeo.
Dilansir dari laman CNN Indonesia, kasus ini memantik rasa duka mendalam bagi orang tua dan keluarga. Ayah korban, Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo meminta agar kasus tersebut diusut tuntas dan seluruh pelaku dijatuhi hukuman mati.
“Saya tuntut keadilan, kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain, anak tentara aja dibunuh apalagi yang lain," ujarnya di kamar jenazah RS Wirasakti, Kupang, Kamis.
Senada, ibu korban, Sepriana Paulina Mirpey menyatakan tak bisa menerima kematian anaknya yang dianggap sia-sia.
"Saya punya anak sudah mati sia-sia. Kalau mati di medan perang saya terima, itu tugas dia bela negara, bela bangsa. Ini mati sia-sia di tangan senior," kata Sepriana.
"Kalau (para pelaku) tidak diproses, lebih baik bunuh saya saja, saya sakit hati kalian buat anak saya seperti ini," tambahnya.
Sementara itu, paman korban, Rafael David menyebut, kalau Lucky mulai mengikuti pendidikan di Sekolah Calon Tamtama (Secatam) TNI AD di Singaraja, Bali, sejak Februari 2025. Ia dilantik pada akhir Mei 2025, lalu ditempatkan di Yon TP 834/WM.
"Dia baru dua bulan jadi tentara, dia selesai pendidikan Bulan Mei, lalu Juni ditempatkan di sana (Yon TP 834/WM)," katanya.
Ditemukan Luka Lebam
Sepriana Paulina juga mengatakan, kalau anaknya sempat mengadu kepada ibu angkatnya setelah dicambuk oleh para senior. Saat itu, kondisi tubuh Lucky disebut hancur, penuh lebam di tangan, kaki dan punggung.
Pernyataan itu dikonfirmasi pula oleh Direktur RSUD Aeramo, Chandrawati Saragih. Ia menyatakan masih akan mengumpulkan data-data terkait secara terperinci.
"Benar ada lebam. Nanti saya kumpulkan data baru saya jawab ya," ujarnya.
Empat Prajurit Ditangkap
Terkait kasus ini, Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan menyatakan, bahwa Polisi Militer (POM) TNI telah menangkap empat prajurit yang diduga menganiaya Lucky.
“Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU," katanya.
Kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Prada Lucky kini masih dalam proses investigasi oleh tim gabungan Polisi Militer dan intelijen TNI. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini