KalbarOnline.com — Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman (Unmul) menekankan pentingnya transformasi ekonomi nasional untuk mencapai Indonesia yang maju pada tahun 2045. Meskipun ada berbagai tantangan yang dihadapi, transformasi ini harus terus dilakukan dan dikembangkan.
“Transformasi ekonomi Indonesia adalah perjalanan yang kompleks dan berkelanjutan. Negara ini perlu terus beradaptasi dengan perubahan global dan domestik untuk mencapai visi sebagai negara maju pada 2045,” ujar Dr. Aji Sofyan Effendi, Ekonom Unmul, di Samarinda, Senin (tanggal).
Dr. Aji Sofyan mengungkapkan bahwa masih tingginya ketergantungan pada sumber daya alam, seperti minyak sawit, batu bara, dan minyak bumi, menjadi salah satu tantangan utama dalam transformasi ekonomi. Ketergantungan ini membuat perekonomian Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan dapat mengancam keberlanjutan jangka panjang jika eksploitasi sumber daya alam dilakukan secara berlebihan.
Selain itu, ketimpangan pembangunan ekonomi antar-daerah juga menjadi tantangan. “Pulau Jawa, sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, menyumbang sebagian besar PDB negara. Sementara itu, daerah-daerah seperti Papua dan Nusa Tenggara masih tertinggal, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan sosial dan politik serta menghambat potensi ekonomi di daerah tersebut,” jelasnya.
Namun, Dr. Aji Sofyan melihat peluang besar dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Menurutnya, keberadaan IKN dapat mendorong pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. “IKN menjadi harapan besar untuk masa depan Indonesia yang lebih merata dan inklusif,” tambahnya.
Di sisi lain, masalah infrastruktur juga menjadi sorotan. Banyak daerah yang masih kurang terjangkau oleh infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan air bersih. Hal ini tidak hanya menghambat konektivitas antar-daerah, tetapi juga meningkatkan biaya logistik yang pada akhirnya dapat mengurangi daya saing ekonomi.
Kualitas sumber daya manusia juga menjadi tantangan penting dalam transformasi ekonomi. “Meskipun tingkat pendidikan telah meningkat, kualitas pendidikan dan relevansi keterampilan yang diajarkan dengan kebutuhan pasar kerja masih perlu ditingkatkan untuk bersaing di tingkat global, terutama dalam transformasi ekonomi berbasis teknologi,” terang Dr. Aji Sofyan.
Ia juga menyoroti kompleksitas regulasi dan birokrasi yang dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. “Indonesia perlu membentuk Badan Transformasi Ekonomi untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan membangun jejaring di tingkat global,” pungkasnya. (Jau)
Comment