Midji Berbagai Ilmu Tentang Hukum Islam di Masjid Nurul Hidayaturahman Semelagi

KalbarOnline, Singkawang – Mantan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2018 – 2023, Sutarmidji bersilaturahmi dengan masyarakat Kota Singkawang di Masjid Nurul Hidayaturahman, Desa Semelagi Kecil, Kecamatan Singkawang Utara, Minggu (08/09/2024) siang. Dalam kesempatan itu, Sutarmidji sempat menyampaikan syiar tentang hukum Islam yang dikuasainya.

Diantaranya membahas tentang hukum perkawinan dan kewarisan dalam Islam. Mengingat dirinya sempat mengenyam pendidikan Magister Hukum Islam di Universitas Indonesia (UI). Di hadapan ratusan masyarakat, serta para tokoh masyarakat yang hadir, Midji—sapaan karibnya menyampaikan tausiah dengan santai, namun sarat ilmu.

IKLAN17AGUSTUSCMIDANBGA

Dalam nasihat tentang pernikahan, Midji menyampaikan soal makna dari surat An-Nisa, Ayat 34. Bahwa dalam Islam, laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian (derajat) laki-laki atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari hartanya.

“Mengapa pada saat Isra Miraj, ditunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW, lebih banyak laki-laki, atau lebih banyak perempuan yang masuk neraka? Jawabannya ada di surat An-Nisa 34,” tanyanya.

Mendengar jawaban jemaah yang menyebut, lebih banyak perempuan yang masuk neraka dibanding laki-laki, Midji melanjutkan, itu karena perempuan banyak yang nusyuz kepada suami. Atau durhaka kepada suami.

“Jadi bagi perempuan-perempuan yang telah berbuat nusyuz, untuk bapak-bapak beri dia nasihat, jika tidak mempan, tinggalkan di tempat tidur (pisah ranjang), dan kalau perlu pukullah mereka tapi dengan cara yang tidak menyakitkan,” jelasnya.

Baca Juga :  Nasionalis dan Berprestasi, Tokoh Sanggau Sebut Tak Ada Alasan Tidak Mendukung MIDJINORSAN Menuju Kalbar Baru

Soal memukul istri dengan cara tidak menyakitkan, Midji menyampaikan ia pernah membaca riwayat, di mana ada satu kasus di zaman Nabi Muhammad SAW, seorang suami, cukup menyentuhkan sandal yang terbuat dari  pelepah kurma ke istrinya.

“Itu sudah menandakan suami tidak ridho ke istri. Itulah tuntunan dalam Al-Qur’an,” ucapnya.

Untuk itu, Midji lantas menyarankan kepada ibu-ibu yang hadir di majelis, jika merasa pernah berbuat nusyuz agar segera meminta maaf, dan meminta ridho kepada suami. Itu karena, mereka telah mengetahui ilmu tersebut. Dan supaya mereka diampuni dari dosa-dosa nusyuz.

Selain menjelaskan tentang nusyuz, dan khulu bagi kaum perempuan, Midji juga membahas soal salah satu dosa laki-laki, yakni zihar. Serta tentang mawali, dan juga ahli waris pengganti.

“Bapak-bapak juga diatur yang namanya zihar, menyamakan punggung istri dengan punggung ibu sendiri saja sudah termasuk zihar,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan dia, zihar adalah bentuk atau jenis penebusan dosa oleh suami yang menyamakan istrinya dengan ibunya. Perbuatan tersebut termasuk dosa karena Islam mengharamkan seorang suami untuk menyamakan istrinya dengan ibu kandungnya sendiri.

“Maka jika bapak-bapak melanggar hal tersebut, diharuskan memerdekakan budak (hamba sahaya), kalau sekarang kan sudah tidak ada budak. Jadi harus berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur (suami-istri). Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin,” paparnya.

Baca Juga :  Ancam Tindak Tegas Sambungan PDAM Ilegal, Sutarmidji: Karyawan PDAM Yang Terlibat Akan Dipecat

Dalam kunjungan silaturahminya kali ini, mantan Wali Kota Pontianak itu hanya ingin berbagi ilmu, dari apa yang ia pelajari dan kuasai. Khususnya tentang ilmu, atau hukum-hukum Islam.

“Jadi dalam momen ini kita saling mengingatkan saja. Masih banyak yang sebenarnya ingin saya sampaikan tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI), karena banyak hal yang diatur di dalamnya (KHI),” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Muslim Bersatu (Fombes) Kota Singkawang, Ibrahim Kasim menyampaikan rasa syukurnya karena telah dikunjungi Sutarmidji dalam rangka silaturahmi. Ia berharap, apa yang disampaikan Sutarmidji, bisa menjadi suatu pedoman masyarakat khususnya umat muslim dalam menghadapi beberapa hal.

“Kami, terbentuknya Fombes Kota Singkawang ini, memang bertujuan untuk mempersatukan umat muslim. Karena kita lihat, mohon maaf, saat ini umat muslim mudah dipecah belah, ini yang harus kita pikirkan bersama, jangan sampai kita mudah terpecah belah,” katanya. (Jau)

Comment