KalbarOnline, Singkawang – Mengawali agenda Safari Ramadhan hari kedua di Kota Singkawang, Minggu (09/04/2023), Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengisi kuliah subuh di Masjid Agung Nurul Islam.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sutarmidji menekankan banyak hal, salah satunya tentang keikhlasan.
Mengenai keikhlasan, Sutarmidji menceritakan bahwa di zaman Rasulullah SAW pernah dalam suatu kesempatan Nabi Muhammad SAW menyampaikan kekhawatiran bahwa akan ada suatu masa di mana banyak terjadi syirik-syirik kecil yang dilakukan umat muslim.
“Para sahabat bertanya apa itu (syirik kecil)? Rasulullah menjawab salah satunya ria. Sementara dosa yang tak terampuni adalah dosa syirik, sedangkan ria termasuk syirik kecil,” ujarnya.
Sutarmidji menyebutkan, bahwa perilaku syirik ke kecil ini banyak berkaitan dengan amalan sedekah dan perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan orang lain. Maka dari itu, kata dia, perlu adanya keikhlasan. Sedangkan hal yang paling sulit dilakukan manusia adalah berbuat ikhlas.
Sutarmidji dalam ceramahnya itu mengatakan, kalau ikhlas itu tidak bisa digambarkan secara fisik, ianya merupakan rahasia antara manusia dengan Allah SWT. Dengan kata lain, hanya Allah SWT lah yang bisa mengetahui apakah perbuatan seseorang itu ikhlas atau tidak.
Karena definisi perbuatan ikhlas dijelaskan Sutarmidji, malaikat pun tidak akan tahu sampai malaikat tersebut bisa mencatatnya. Lalu setan tidak akan tahu sampai setan tersebut bisa merusaknya, dan nafsu juga tidak akan tahu sampai nafsu tersebut bisa memalingkannya.
“Itu definisi ikhlas, menyebutnya gampang tapi implementasinya tidak. Jadi hanya Allah yang tahu, perbuatan ikhlas itu,” ujarnya.
Maka dari itu, umat muslim sangat dianjurkan untuk sebanyak-banyaknya bersedekah, dan setelah itu melupakannya. Sebab orang yang sedekahnya sedikit tentu akan susah ikhlas, karena mudah untuk diingat terus-menerus. Sebaliknya orang yang banyak bersedekah, meski masih ada yang selalu diingatnya, tapi akan banyak pula yang dilupakan. Sedekah yang dilupakan itulah yang dikatakan ikhlas, kemudian diharapkan bisa menjadi tabungan pahala untuk akhirat kelak.
“Saya harap kita betul-betul bisa mengimplementasikan itu. Kita kadang mudah menyebutkannya (ikhlas) tapi susah implementasinya, tidak hanya ikhlas tapi juga untuk banyak hal,” pesannya. (Jau)
Comment