KalbarOnline, Kubu Raya – Calon Gubernur dan wakil Gubernur nomor urut 1, Sutarmidji-Didi Haryono (Midji-Didi) berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur yang belum tuntas di Kalimantan Barat.
Tak hanya itu, dalam debat Pilgub Kalbar Rabu (23/10/2024) malam yang digelar KPU Kalbar, pasangan Midji-Didi juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah.
Hal tersebut disampaikan Sutarmidji secara spesifik saat pemaparan visi-misi dalam debat Pilgub Kalbar 2024 tersebut.
Seperti diketahui, debat pertama Pilgub Kalbar 2024 ini mengangkat tema “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Menciptakan Inovasi Untuk Kemajuan Daerah”.
Debat tersebut diikuti oleh tiga kandidat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, yakni pasangan calon nomor urut 1, Midji-Didi, pasangan calon nomor urut 2, Ria Norsan-Krisantus, dan pasangan nomor urut 3, Muda Mahendrawan-Krisantus Kurniawan.
Midji-Didi merupakan pasangan incumbent yang diusung delapan partai politik yakni Partai Nasdem yang memiliki 10 kursi, Golkar 9 kursi, Gerindra 8 kursi, Demokrat 6 kursi, PAN 5 kursi, PKS 2 kursi, dan didukung 2 partai non parlemen PSI dan Perindo.
Sutarmidji merupakan Gubernur Kalbar periode 2018 – 2023, dia juga Wali Kota Pontianak dua periode 2008 – 2013. Sementara Didi Haryono adalah mantan Kapolda Kalbar yang juga mantan Komisaris Bank Kalbar.
Sutarmidji dalam kesempatan itu mengatakan, kalau dirinya bersama Didi Haryono akan fokus pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM. Sejak 2018 sampai berakhirnya masa jabatannya 2023, IPM Kalbar yang semula hanya 66,98, berhasil meningkat menjadi 70,47 persen. Hal ini akan terus ditingkatkan.
Kendati IPM Kalbar sendiri diakui masuk kategori tinggi, namun belum memuaskan. Karena itu, mesti ada percepatan peningkatan IPM dengan komitmen pemerintah di bidang pendidikan.
Sejalan dengan itu, terdapat beberapa aspek yang dipakai menilai kesejahteraan. Dia juga bersyukur selama kepemimpinannya, angka kemiskinan juga turun, dari sebelumnya 7,77 persen pada tahun 2028 menjadi 6,71 persen di tahun 2023. Padahal selama dua tahun situasi Kalbar cukup tak mudah, lantaran adanya pandemi Covid-19.
Dirinya juga berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Karena berdasarkan data, penyumbang ekonomi masyarakat masih dalam bidang sumber daya alam sebanyak 30 persen, sedangkan 16 persen berasal dari industri.
Ke depan yang bakal dilakukan adalah hilirisasi sektor SDA di Kalimantan Barat. Saat ini, hilirisasi masih sangat lamban, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kita sudah punya smelter, kalau bauksit kita diolah setengah jadi maka 42 kali peningkatan ekonomi masyarakat, jika diolah menjadi alumunium,” paparnya.
Menurut Sutarmidji, tujuan dari hilirisasi ini ialah bagaimana meningkatkan pendapatan dan menurunkan angka pengangguran. (**)
Comment