Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 27 November 2024 |
KalbarOnline, Pontianak - Dispepsia merupakan kumpulan gejala saluran pencernaan atas yang meliputi rasa nyeri atau tidak nyaman di area gastro-duodenum (epigastrium/uluhati), rasa terbakar, rasa perut penuh, cepat kenyang, sendawa, mual atau muntah.
Dispepsia bisa menjadi tanda adanya masalah serius, bila disertai dengan penurunan berat badan, muntah terus menerus, demam, dan perdarahan saluran cerna.
Dokter Nihayatus Solikhah menegaskan pentingnya mengenal sejak dini gejala dan cara penanganan dispepsia yang tepat. Hal tersebut disampaikannya ketika memberikan informasi seputar dispepsia di RSUD SSMA Kota Pontianak, Selasa (26/11/2024).
“Jenis dispepsia ada dua yaitu dispepsia organik yang disebabkan oleh kelainan struktural seperti tukak lambung, gastritis, batu kandung empedu, hepatitis dan lain-lain. Sedangkan jenis yang kedua adalah dispepsia fungsional yaitu gejala dispepsia tanpa disertai kelainan struktural, bisa karena faktor makanan maupun psikologi,” jelasnya.
Beberapa gejala dispepsia yang sering dialami menurut dia adalah adanya rasa nyeri dan rasa terbakar pada bagian epigastrium, rasa penuh setelah makan, ataupun sensasi cepat kenyang. Jika gejala lebih dari satu dari beberapa gejala tersebut bisa jadi mengalami dispepsia fungsional.
Faktor risiko dispepsia fungsional adalah stres, mengkonsumsi makanan tinggi lemak, makanan yang mengandung kafein, coklat atau karena penggunaan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan ibuprofen.
“Segera konsultasikan ke dokter apabila gejala berlangsung selama tiga bulan, agar segera tahu penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat,” terangnya.
Nihayatus menegaskan, bahwa dispepsia dapat dicegah dengan mengurangi makanan atau minuman yang memicu dispepsia, membiasakan makan porsi sedikit frekuensi sering, serta kunyah makanan perlahan dan menyeluruh.
"Setelah makan tidak langsung berbaring, meninggikan tubuh bagian atas saat tidur, menormalkan berat badan dan olahraga secara rutin," pungkasnya. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Dispepsia merupakan kumpulan gejala saluran pencernaan atas yang meliputi rasa nyeri atau tidak nyaman di area gastro-duodenum (epigastrium/uluhati), rasa terbakar, rasa perut penuh, cepat kenyang, sendawa, mual atau muntah.
Dispepsia bisa menjadi tanda adanya masalah serius, bila disertai dengan penurunan berat badan, muntah terus menerus, demam, dan perdarahan saluran cerna.
Dokter Nihayatus Solikhah menegaskan pentingnya mengenal sejak dini gejala dan cara penanganan dispepsia yang tepat. Hal tersebut disampaikannya ketika memberikan informasi seputar dispepsia di RSUD SSMA Kota Pontianak, Selasa (26/11/2024).
“Jenis dispepsia ada dua yaitu dispepsia organik yang disebabkan oleh kelainan struktural seperti tukak lambung, gastritis, batu kandung empedu, hepatitis dan lain-lain. Sedangkan jenis yang kedua adalah dispepsia fungsional yaitu gejala dispepsia tanpa disertai kelainan struktural, bisa karena faktor makanan maupun psikologi,” jelasnya.
Beberapa gejala dispepsia yang sering dialami menurut dia adalah adanya rasa nyeri dan rasa terbakar pada bagian epigastrium, rasa penuh setelah makan, ataupun sensasi cepat kenyang. Jika gejala lebih dari satu dari beberapa gejala tersebut bisa jadi mengalami dispepsia fungsional.
Faktor risiko dispepsia fungsional adalah stres, mengkonsumsi makanan tinggi lemak, makanan yang mengandung kafein, coklat atau karena penggunaan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan ibuprofen.
“Segera konsultasikan ke dokter apabila gejala berlangsung selama tiga bulan, agar segera tahu penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat,” terangnya.
Nihayatus menegaskan, bahwa dispepsia dapat dicegah dengan mengurangi makanan atau minuman yang memicu dispepsia, membiasakan makan porsi sedikit frekuensi sering, serta kunyah makanan perlahan dan menyeluruh.
"Setelah makan tidak langsung berbaring, meninggikan tubuh bagian atas saat tidur, menormalkan berat badan dan olahraga secara rutin," pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini