Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 06 Desember 2024 |
KalbarOnline, Ketapang - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat menanggapi serius insiden serangan buaya yang menyebabkan seorang karyawan perusahaan kelapa sawit meninggal dunia di Desa Air Hitam Besar, Kecamatan Kendawangan, pada Kamis,(05/12/2024).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang, Birawan melalui Pengendali Ekosistem Hutan Yoga Budihandoko, mengungkapkan, bahwa kejadian ini adalah peringatan keras bagi PT Berkat Nabati Sejahtera (BNS) untuk mematuhi rekomendasi mitigasi yang telah diberikan oleh BKSDA.
Yoga menyampaikan, pada awal Agustus 2023 lalu, BKSDA telah mengeluarkan rekomendasi kepada perusahaan tersebut terkait upaya mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang. Rekomendasi tersebut sebagai respon atas insiden yang sama pasa akhir Juli 2023 lalu.
"Rekomendasi kami tahun lalu itu mencakup pemasangan plang peringatan, pembuatan peta rawan buaya, serta pelatihan kepada karyawan mengenai karakteristik buaya, musim kawin, ciri-ciri sarang dan langkah-langkah keamanan," papar Yoga saat ditemui wartawan, Jumat (06/12/2024) siang.
Yoga menuturkan, pada Maret 2024 lalu, pihaknya melakukan pemantauan langsung untuk memastikan rekomendasi tersebut diterapkan. Hasilnya, plang peringatan sudah dipasang, namun langkah-langkah lainnya masih perlu ditingkatkan.
Yoga menegaskan, pihaknya bakal segera mengirimkan surat rekomendasi kembali kepada perusahaan tersebut. Terlebih dengan kondisi cuaca belakangan ini, yang menyebabkan buaya dapat dengan mudah berpindah lokasi. Surat tersebut berisi imbauan agar perusahaan melarang aktivitas karyawan dan masyarakat di sekitar lokasi kejadian serta menerapkan langkah-langkah kehati-hatian lebih ketat.
"Rekomendasi yang kami berikan tahun lalu harus segera diterapkan dengan serius," ujar Yoga.
BKSDA juga mengingatkan perusahaan untuk mengurangi aktivitas manusia di area rawan, seperti tepi parit, dengan membangun pagar atau barikade dari kayu atau kawat untuk menghalangi jalur pergerakan buaya.
“Lingkungan harus direkayasa untuk menciptakan keamanan bagi semua pihak, jangan ada aktivitas manusia 10 sampai 15 meter dari kiri kanan parit," tambah Yoga.
Yoga juga menyarankan agar area yang sudah dipenuhi rumput lebat di perkebunan kelapa sawit agar ditangani dengan alat mekanik, bukan tenaga manusia.
Yoga menambahkan, kebun PT BNS yang lokasi terjadinya serangan buaya, berada tidak jauh dari tepi laut Kendawangan. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa buaya yang menyerang adalah buaya muara.
Yoga menekankan, jika perusahaan tidak juga mengambil tindakan yang tepat, BKSDA menyarankan langkah evakuasi buaya ke lokasi yang aman atau bahkan pembentukan kawasan konservasi buaya di sebagian lokasi perkebunan.
"Ini adalah tanggung jawab bersama antara BKSDA, pemerintah, khususnya perusahaan, terutama terkait kecelakaan kerja ini," tandasnya. (Adi LC)
KalbarOnline, Ketapang - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat menanggapi serius insiden serangan buaya yang menyebabkan seorang karyawan perusahaan kelapa sawit meninggal dunia di Desa Air Hitam Besar, Kecamatan Kendawangan, pada Kamis,(05/12/2024).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang, Birawan melalui Pengendali Ekosistem Hutan Yoga Budihandoko, mengungkapkan, bahwa kejadian ini adalah peringatan keras bagi PT Berkat Nabati Sejahtera (BNS) untuk mematuhi rekomendasi mitigasi yang telah diberikan oleh BKSDA.
Yoga menyampaikan, pada awal Agustus 2023 lalu, BKSDA telah mengeluarkan rekomendasi kepada perusahaan tersebut terkait upaya mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang. Rekomendasi tersebut sebagai respon atas insiden yang sama pasa akhir Juli 2023 lalu.
"Rekomendasi kami tahun lalu itu mencakup pemasangan plang peringatan, pembuatan peta rawan buaya, serta pelatihan kepada karyawan mengenai karakteristik buaya, musim kawin, ciri-ciri sarang dan langkah-langkah keamanan," papar Yoga saat ditemui wartawan, Jumat (06/12/2024) siang.
Yoga menuturkan, pada Maret 2024 lalu, pihaknya melakukan pemantauan langsung untuk memastikan rekomendasi tersebut diterapkan. Hasilnya, plang peringatan sudah dipasang, namun langkah-langkah lainnya masih perlu ditingkatkan.
Yoga menegaskan, pihaknya bakal segera mengirimkan surat rekomendasi kembali kepada perusahaan tersebut. Terlebih dengan kondisi cuaca belakangan ini, yang menyebabkan buaya dapat dengan mudah berpindah lokasi. Surat tersebut berisi imbauan agar perusahaan melarang aktivitas karyawan dan masyarakat di sekitar lokasi kejadian serta menerapkan langkah-langkah kehati-hatian lebih ketat.
"Rekomendasi yang kami berikan tahun lalu harus segera diterapkan dengan serius," ujar Yoga.
BKSDA juga mengingatkan perusahaan untuk mengurangi aktivitas manusia di area rawan, seperti tepi parit, dengan membangun pagar atau barikade dari kayu atau kawat untuk menghalangi jalur pergerakan buaya.
“Lingkungan harus direkayasa untuk menciptakan keamanan bagi semua pihak, jangan ada aktivitas manusia 10 sampai 15 meter dari kiri kanan parit," tambah Yoga.
Yoga juga menyarankan agar area yang sudah dipenuhi rumput lebat di perkebunan kelapa sawit agar ditangani dengan alat mekanik, bukan tenaga manusia.
Yoga menambahkan, kebun PT BNS yang lokasi terjadinya serangan buaya, berada tidak jauh dari tepi laut Kendawangan. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa buaya yang menyerang adalah buaya muara.
Yoga menekankan, jika perusahaan tidak juga mengambil tindakan yang tepat, BKSDA menyarankan langkah evakuasi buaya ke lokasi yang aman atau bahkan pembentukan kawasan konservasi buaya di sebagian lokasi perkebunan.
"Ini adalah tanggung jawab bersama antara BKSDA, pemerintah, khususnya perusahaan, terutama terkait kecelakaan kerja ini," tandasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini