Kemendagri Apresiasi Penurunan Angka Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan laporan ke V evaluasi kinerja penjabat kepala daerah bulan Desember tahun 2024 dan Januari tahun 2025 di hadapan Inspektur Wilayah III Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Elfin Elyas Nainggolan, di Inspektorat Jenderal Kemendagri RI, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024).

Dalam kesempatan itu, Harisson memaparkan beberapa pencapaian pembangunan di Kalbar selama kepemimpinannya. Mulai dari inflasi, angka stunting hingga kemiskinan ekstrem.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Pada awal saya menjabat, inflasi di Kalimantan Barat berada pada angka 2,02%, sedangkan periode ke 2 triwulan I saat ini pada angka 1,61%. Kemudian pada awal menjabat angka prevalensi stunting itu pada kisaran 15,68 persen dan pada saat ini berhasil turun menjadi 14,32 persen,” ungkap Harisson.

Dikatakannya, bahwa sasaran balita di seluruh Kalimantan Barat sebanyak 401.025 jiwa, pada Oktober tahun 2024 sudah dilakukan pengukuran terhadap 240.975 balita dan ditemukan sebanyak 14,32 persen, sedangkan yang sudah di intervensi sebanyak 17.254 balita.

“Stunting ini, di samping langsung memberikan pengetahuan kepada ibu-ibunya, kita juga langsung memberikan bahan makanan bergizi kepada anak-anak stunting selama 3 bulan dengan pagu waktu itu sehari sebesar Rp 25.000,” kata Harisson.

“Jadi kita juga bekerja sama dengan CSR perusahaan, kemudian dari Ibu-Ibu PKK, anggota Korpri maupun masyarakat dan pemuda untuk memberikan bantuan kepada anak stunting. Jadi kita lakukan keroyokan untuk penurunan stunting,” jelasnya.

Tak hanya menyampaikan terkait penanganan stunting di Kalimantan Barat, Pemprov Kalbar juga telah melakukan penanganan kemiskinan ekstrem. Di mana saat ini jumlah penduduk yang masuk kategori miskin ekstrem di Kalimantan Barat menurun sebanyak 21.262 jiwa atau 0,42 persen, di mana sebelumnya sebanyak 73.342 jiwa atau 1,41 persen pada tahun 2022 dan menjadi 52.080 atau 0,99 persen tahun 2023 hingga pada tahun 2024 menjadi sebanyak 38.818 jiwa atau 0,57 persen.

“Jadi kemiskinan ekstrem di Kalimantan Barat 0,57 persen, dan untuk kegiatan prioritas penghapusan kemiskinan ekstrem diantaranya mengurangi beban pengeluaran masyarakat, meningkatkan pendapatan dan meminimalkan wilayah kantong miskin. Ini yang kami lakukan,” terangnya.

Selanjutnya, Harisson memaparkan mengenai penyerapan APBD sampai dengan 9 Desember 2024, yang mana untuk realisasi belanja daerah sudah mencapai sebesar 80,38 persen.

Baca Juga :  Pj Gubernur Harisson Dampingi Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan ke Masyarakat Singkawang

“Kemudian untuk perizinan, kami (Pemprov Kalbar) telah menyusun keputusan Gubernur Kalimantan Barat yang mengatur tentang standar operasional prosedur pelayanan perizinan dan non perizinan pada DPMPTSP Provinsi Kalimantan Barat serta keputusan Gubernur Kalimantan Barat yang mengatur tentang standar pelayanan perizinan dan non perizinan pada DPMPTSP Provinsi Kalimantan Barat,” tambahnya.

Dalam peraturan tersebut, sudah diatur jangka waktu penyelesaian semua perizinan dan non perizinan kewenangan daerah provinsi, kemudian mengatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha dalam pengajuan perizinan dan transparansi biaya yang diatur dalam keputusan Gubernur Kalimantan Barat tentang standar pelayanan perizinan dan non perizinan pada DPMPTSP Provinsi Kalimantan Barat.

Selanjutnya, mengingat aplikasi OSS RBA sebagai aplikasi tidak dapat mengakomodir beberapa perizinan, maka terdapat inovasi perizinan digital berupa Selarasin (Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu).

“Aplikasi Selarasin tertuang pada keputusan Gubernur Kalimantan Barat yang mengatur tentang penerapan aplikasi Selarasin,” tuturnya.

Selanjutnya, Pj Gubernur Kalbar juga menyampaikan 3 kegiatan unggulan yaitu, penurunan prevalensi stunting, peningkatan indeks pembangunan olahraga di Kalimantan Barat dan peningkatan layanan perizinan berbasis digital.

“Inovasi dalam upaya penurunan prevalensi stunting adalah Gotas (Gerakan Orang Tua Asuh Stunting) yang melibatkan seluruh OPD dan instansi vertikal yang mengintervensi 2.250 balita stunting, kemudian Kating (kakak asuh stunting) melibatkan 1.020 pemuda pemuda pemudi yang mengintervensi 425 balita stunting,” ujarnya.

“Jadi mereka (Kating) mendampingi dan memberikan bantuan makanan bergizi selama 3 bulan kepada anak stunting, kemudian Sinita Penjaga Ibu Jari yang melibatkan semua organisasi wanita Forkopimda di Provinsi Kalimantan Barat kemudian Inspeksi Bunda Genre melibatkan 5.430 remaja putri, Serbu Posyandu yang menyasar pada 4.775 posyandu se Kalimantan Barat dimana semua stakeholder turun bersama-sama ke Posyandu,” kata Harisson lagi.

Adapun inovasi indeks pembangunan olahraga, ditempuh dengan membangun GOR terpadu dan nilai indeks pembangunan olahraga sebesar 0,451 terbaik kedua saat ini secara nasional.

“Bidang olahraga Kalimantan Barat sukses meraih emas pertama pada olimpiade 2024 di Paris, pada cabang olahraga  Panjang Tebing atas nama Vedrick Leonardo,” tutup Harisson.

Baca Juga :  Ramadan Momentum Meningkatkan Kepekaan Sosial di Tengah Pandemi

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berhasil menggapai sejumlah pencapaian signifikan, salah satu capaian prestasi tersebut antara lain berhasil membawa Pj Gubernur Harisson dinobatkan sebagai Pj Gubernur Terbaik Bidang Ekonomi Daerah Fiskal Tinggi.

Penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi bukti nyata komitmen kami dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan tersebut juga mendapatkan apresiasi dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, yang disampaikan pada Rakornas yang juga dihadiri Presiden RI, para Menteri Kabinet Merah Putih dan seluruh kepala daerah se Indonesia, dimana Kalimantan Barat berhasil menduduki peringkat ke-2 Nasional dalam hal Percepatan Penurunan Stunting tertinggi dengan sangat baik.

Terkait Kemiskinan Ekstrem, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga berhasil mendapatkan penghargaan berupa Insentif Fiskal sebesar Rp 5.735.370.000 atas capaian keberhasilan Penurunan angka Kemiskinan Ekstrem.

Kedepannya, Pemprov Kalbar akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menjaga stabilitas daerah. Harapannya, Kalimantan Barat dapat menjadi provinsi yang lebih maju dan sejahtera.

Menurut Elfin Elyas Nainggolan, laporan Pj Gubernur Harisson dinilai sudah lengkap. Ia juga mengapresiasi atas penurunan angka prevalensi stunting dan penurunan kemiskinan ekstrem di Kalimantan Barat.

“Kami lihat bagus penurunannya. Agar terus dilanjutkan dan ditingkatkan supaya lebih mantap lagi, dengan harapan Kalimantan Barat bisa terbebas dari stunting, dan kemiskinan ekstrem semakin menurun,” ujarnya.

Evaluasi yang diberikan Kemendagri kepada Pj Gubernur Kalimantan Barat berjalan cepat dan lancar, yakni satu jam saja, di mana dalam agenda tersebut Tim evaluator juga memberikan masukan dan apresiasi.

Menanggapi seluruh masukan tersebut, Pj Gubernur Harisson mengucapkan terima kasih atas seluruh masukan yang diberikan dan akan langsung menindaklanjuti.

“Kami ucapkan terima kasih atas semua masukan dan saran. Ini sangat penting bagi kami untuk meningkatkan kinerja juga menjadi evaluasi bagi kami guna kinerja kedepannya semakin meningkat,” tutup Pj. Gubernur Harisson. (Lid)

Comment