Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 15 Februari 2023 |
KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati Ketapang, Farhan menyatakan adanya penurunan pada angka kemiskinan dan kasus penyakit stunting di kabupaten itu.
Di mana berdasarkan datanya, kemiskinan ekstrim di Ketapang pada 2021 sebesar 10,13 persen dan pada 2022 turun menjadi 9,39 persen, demikian juga dengan stunting di Ketapang pada 2021 sebesar 23,6 persen dan tahun 2022 menjadi 22,3 persen.
Penjelasan ini disampaikan wabup saat mengikuti rapat virtual dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada Selasa (14/02/223), dari Ruang Rapat Kantor Bupati Ketapang.
Dalam kesempatan itu, wabup juga menegaskan bahwa Pemkab Ketapang terus berupaya untuk melakukan penurunan kemiskinan ekstrem dan kasus stunting. Ia mengakui, penurunan dua kasus tersebut tidaklah begitu besar, itu disebabkan oleh kondisi wilayah Kabupaten Ketapang yang begitu luas, yakni 31.558 km². Luas tersebut setara dengan wilayah Jawa Tengah.
Selanjutnya, beliau juga menjelaskan mengenai masih terdapatnya 76 desa dari 253 desa di Ketapang yang blank spot dalam hal komunikasi, meskipun saat sekarang sudah memiliki tower, tapi kondisinya belum maksimal. Selain itu, terdapat juga 58 desa dari 253 yang belum memiliki aliran listrik dari PLN.
"Kondisi infrastruktur belum baik, sehingga banyak desa yang sulit dijangkau juga menjadi salah satu kendala tersendiri," pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati Ketapang, Farhan menyatakan adanya penurunan pada angka kemiskinan dan kasus penyakit stunting di kabupaten itu.
Di mana berdasarkan datanya, kemiskinan ekstrim di Ketapang pada 2021 sebesar 10,13 persen dan pada 2022 turun menjadi 9,39 persen, demikian juga dengan stunting di Ketapang pada 2021 sebesar 23,6 persen dan tahun 2022 menjadi 22,3 persen.
Penjelasan ini disampaikan wabup saat mengikuti rapat virtual dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada Selasa (14/02/223), dari Ruang Rapat Kantor Bupati Ketapang.
Dalam kesempatan itu, wabup juga menegaskan bahwa Pemkab Ketapang terus berupaya untuk melakukan penurunan kemiskinan ekstrem dan kasus stunting. Ia mengakui, penurunan dua kasus tersebut tidaklah begitu besar, itu disebabkan oleh kondisi wilayah Kabupaten Ketapang yang begitu luas, yakni 31.558 km². Luas tersebut setara dengan wilayah Jawa Tengah.
Selanjutnya, beliau juga menjelaskan mengenai masih terdapatnya 76 desa dari 253 desa di Ketapang yang blank spot dalam hal komunikasi, meskipun saat sekarang sudah memiliki tower, tapi kondisinya belum maksimal. Selain itu, terdapat juga 58 desa dari 253 yang belum memiliki aliran listrik dari PLN.
"Kondisi infrastruktur belum baik, sehingga banyak desa yang sulit dijangkau juga menjadi salah satu kendala tersendiri," pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini