Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 05 Juni 2025 |
KALBARONLINE.com – Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Anthony, memimpin langsung Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalbar yang digelar di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (5/6/2025).
Apel ini diikuti berbagai unsur seperti TNI-Polri, BPBD, Dinas Kehutanan, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA), hingga mahasiswa.
Dalam amanatnya, Raja Juli menyampaikan bahwa secara nasional, luas karhutla hingga saat ini telah mencapai 3.207,54 hektare. Dari angka tersebut, 494,20 hektare berada di Kalbar—menjadikannya sebagai salah satu provinsi dengan luas karhutla tertinggi.
“Karhutla di Kalbar tersebar di Ketapang seluas 327,61 ha, Kubu Raya 148,05 ha, Kota Pontianak 15,57 ha, dan Landak 2,96 ha,” ungkap Raja Juli.
Meski demikian, ia menyoroti adanya tren positif dalam lima tahun terakhir. Pada 2019, Kalbar mencatat karhutla seluas 151.919 hektare. Sementara pada 2024, angkanya turun drastis menjadi 24.154,63 hektare—penurunan sebesar 84,10 persen.
Dari sisi titik panas (hotspot), Kalbar juga menunjukkan progres. Pada 2024 tercatat 550 titik, sementara tahun ini hanya 244 titik.
Selain itu, emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan di Kalbar juga turun signifikan. Dari 43 juta ton CO2e pada 2019 menjadi hanya 6,7 juta ton CO2e pada 2024.
“Dalam lima tahun terakhir, tidak ada asap lintas batas dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Ini hasil kerja keras semua pihak,” ujarnya.
Berdasarkan prakiraan BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada pada fase La Nina atau kemarau basah. Namun, Kalbar diprediksi mulai memasuki musim kemarau pada Juni 2025. Oleh karena itu, Raja Juli menekankan pentingnya langkah antisipatif.
Salah satu langkah pencegahan yang dilakukan adalah penetapan 518 desa rawan karhutla sebagai lokasi prioritas pengendalian, termasuk 52 desa di Kalbar. Hingga Mei 2025, Masyarakat Peduli Api (MPA) telah terbentuk di 29 provinsi, dengan total 10.225 anggota—di Kalbar sebanyak 1.165 personel.
“Apel ini menandai kesiapan kita semua. Kita harus kedepankan pencegahan dini dan kolaborasi lintas sektor. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri,” tegasnya.
Raja Juli juga menjelaskan bahwa strategi pengendalian karhutla akan difokuskan pada tiga pendekatan, pencegahan, pemadaman, dan pemulihan pasca kebakaran. Dukungan seperti patroli, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), pelatihan, hingga program ekonomi untuk masyarakat sekitar hutan akan terus ditingkatkan.
“Dengan kerja sama lintas sektor dan semangat gotong royong, saya yakin kita bisa tekan dampak karhutla lebih efektif tahun ini,” tutupnya. (Lid)
KALBARONLINE.com – Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Anthony, memimpin langsung Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalbar yang digelar di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (5/6/2025).
Apel ini diikuti berbagai unsur seperti TNI-Polri, BPBD, Dinas Kehutanan, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA), hingga mahasiswa.
Dalam amanatnya, Raja Juli menyampaikan bahwa secara nasional, luas karhutla hingga saat ini telah mencapai 3.207,54 hektare. Dari angka tersebut, 494,20 hektare berada di Kalbar—menjadikannya sebagai salah satu provinsi dengan luas karhutla tertinggi.
“Karhutla di Kalbar tersebar di Ketapang seluas 327,61 ha, Kubu Raya 148,05 ha, Kota Pontianak 15,57 ha, dan Landak 2,96 ha,” ungkap Raja Juli.
Meski demikian, ia menyoroti adanya tren positif dalam lima tahun terakhir. Pada 2019, Kalbar mencatat karhutla seluas 151.919 hektare. Sementara pada 2024, angkanya turun drastis menjadi 24.154,63 hektare—penurunan sebesar 84,10 persen.
Dari sisi titik panas (hotspot), Kalbar juga menunjukkan progres. Pada 2024 tercatat 550 titik, sementara tahun ini hanya 244 titik.
Selain itu, emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan di Kalbar juga turun signifikan. Dari 43 juta ton CO2e pada 2019 menjadi hanya 6,7 juta ton CO2e pada 2024.
“Dalam lima tahun terakhir, tidak ada asap lintas batas dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Ini hasil kerja keras semua pihak,” ujarnya.
Berdasarkan prakiraan BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada pada fase La Nina atau kemarau basah. Namun, Kalbar diprediksi mulai memasuki musim kemarau pada Juni 2025. Oleh karena itu, Raja Juli menekankan pentingnya langkah antisipatif.
Salah satu langkah pencegahan yang dilakukan adalah penetapan 518 desa rawan karhutla sebagai lokasi prioritas pengendalian, termasuk 52 desa di Kalbar. Hingga Mei 2025, Masyarakat Peduli Api (MPA) telah terbentuk di 29 provinsi, dengan total 10.225 anggota—di Kalbar sebanyak 1.165 personel.
“Apel ini menandai kesiapan kita semua. Kita harus kedepankan pencegahan dini dan kolaborasi lintas sektor. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri,” tegasnya.
Raja Juli juga menjelaskan bahwa strategi pengendalian karhutla akan difokuskan pada tiga pendekatan, pencegahan, pemadaman, dan pemulihan pasca kebakaran. Dukungan seperti patroli, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), pelatihan, hingga program ekonomi untuk masyarakat sekitar hutan akan terus ditingkatkan.
“Dengan kerja sama lintas sektor dan semangat gotong royong, saya yakin kita bisa tekan dampak karhutla lebih efektif tahun ini,” tutupnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini