Pontianak    

Menteri LHK Hadiri Apel Kesiapsiagaan Karhutla di Kalbar, Tegaskan Sinergi Jadi Kunci Penanganan

Oleh : adminkalbaronline
Sabtu, 02 Agustus 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama Kementerian Lingkungan Hidup menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Pontianak, Jumat (02/08/2025).

Apel ini dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, Gubernur Kalbar, Ria Norsan, unsur forkopimda, serta perwakilan perusahaan swasta dan relawan.

Dalam arahannya, Menteri Hanif Faisol menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam menangani karhutla, sebagaimana arahan Presiden RI, Prabowo Subianto.

“Sinergi dan aksi nyata dari seluruh pihak adalah kunci keberhasilan dalam pengendalian karhutla. Ini bukan hanya tugas satu instansi, tapi tanggung jawab bersama,” ujar Hanif.

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, hingga 31 Juli 2025 terpantau 1.500 hotspot dengan 258 kejadian karhutla yang membakar sekitar 989 hektar lahan.

Meski hujan sempat mengguyur wilayah Kalbar pada 1 Agustus lalu, Hanif menyatakan kondisi karhutla masih mengkhawatirkan.

Untuk itu, ia meminta Gubernur Kalbar selaku Komandan Satgas Pengendalian Karhutla beserta seluruh jajaran untuk terus bekerja maksimal dalam pemadaman dan penegakan hukum.

“Melakukan penegakan hukum kepada pelaku pembakaran hutan dan lahan serta memberikan sanksi tegas baik kepada individu maupun kepada badan usaha yang melakukan pembakaran di wilayah kerjanya,” ucapnya.

Hanif juga menyinggung dasar hukum terkait larangan pembakaran lahan, merujuk pada UU Nomor 32 Tahun 2009 yang menyatakan pembukaan lahan dengan cara dibakar dilarang, kecuali untuk masyarakat adat dengan luasan terbatas dan memenuhi ketentuan kearifan lokal.

Ia menekankan, bahwa pengawasan dan pengendalian harus diperkuat, terlebih menghadapi puncak musim kemarau yang diprediksi BMKG berlangsung hingga Agustus 2025.

“Lahan gambut yang luas di Kalbar sekitar 2,7 juta hektare atau 19 persen dari total wilayah memiliki risiko tinggi. Sekali terbakar, pemadamannya sangat sulit. Maka, pencegahan jauh lebih efektif,” kata Hanif.

Hanif berharap, seluruh elemen di Kalbar terus meningkatkan kesiapsiagaan dan komitmen bersama untuk melindungi lingkungan, mencegah bencana, serta menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. (Lid)

Artikel Selanjutnya
6 Perusahan Pembakar Lahan di Kalbar Sudah Disegel
Sabtu, 02 Agustus 2025
Artikel Sebelumnya
KONI Kapuas Hulu Gelar Rapat Koordinasi, Bahas Persiapan Kejurprov dan Porprov ke-XIV Kalbar 2026
Sabtu, 02 Agustus 2025

Berita terkait