Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 11 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang pesat tidak selalu membawa dampak positif. Di balik inovasi yang mempermudah kehidupan, muncul ancaman baru bernama Dark AI — teknologi AI yang digunakan untuk tujuan berbahaya, ilegal, dan tidak etis.
Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, menjelaskan bahwa Dark AI merujuk pada penerapan model bahasa besar (large language model/LLM) yang beroperasi di luar kontrol keamanan, kepatuhan, dan tata kelola standar. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penipuan, manipulasi, serangan siber, hingga penyalahgunaan data tanpa pengawasan.
Sergey Lozhkin, Kepala Tim Riset Analisis Global (GReAT) untuk META dan APAC di Kaspersky, menyebut salah satu bentuk Dark AI yang populer adalah Black Hat GPT, yang mulai muncul pada pertengahan 2023. Model ini sengaja dibuat atau dimodifikasi untuk memproduksi kode berbahaya, merancang email phishing yang persuasif, membuat deepfake suara dan video, hingga mendukung operasi Red Team.
Beberapa varian Dark AI yang telah teridentifikasi antara lain WormGPT, DarkBard, FraudGPT, dan Xanthorox. Seluruhnya dirancang untuk mendukung kejahatan siber, penipuan, dan otomatisasi aktivitas ilegal.
Lebih mengkhawatirkan, menurut Kaspersky, tren terbaru menunjukkan bahwa aktor negara mulai memanfaatkan LLM dalam kampanye siber mereka. OpenAI bahkan melaporkan telah menggagalkan lebih dari 20 operasi siber terselubung yang mencoba menyalahgunakan perangkat AI miliknya.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pelaku kejahatan memanfaatkan LLM untuk menciptakan persona palsu yang meyakinkan, merespons target secara real-time, dan menghasilkan konten multibahasa yang dirancang menembus filter keamanan tradisional.
“AI tidak secara inheren membedakan yang benar dan salah. Ia hanyalah alat yang mengikuti perintah. Bahkan dengan perlindungan, aktor ancaman tingkat lanjut tetap gigih mencari celah,” kata Lozhkin.
Kaspersky mengimbau organisasi dan individu di Asia Pasifik untuk meningkatkan kesadaran dan kebersihan keamanan siber, berinvestasi pada deteksi ancaman berbasis AI, serta mempelajari cara teknologi ini dapat dieksploitasi demi mengantisipasi ancaman Dark AI di masa depan. (**)
KALBARONLINE.com - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang pesat tidak selalu membawa dampak positif. Di balik inovasi yang mempermudah kehidupan, muncul ancaman baru bernama Dark AI — teknologi AI yang digunakan untuk tujuan berbahaya, ilegal, dan tidak etis.
Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, menjelaskan bahwa Dark AI merujuk pada penerapan model bahasa besar (large language model/LLM) yang beroperasi di luar kontrol keamanan, kepatuhan, dan tata kelola standar. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penipuan, manipulasi, serangan siber, hingga penyalahgunaan data tanpa pengawasan.
Sergey Lozhkin, Kepala Tim Riset Analisis Global (GReAT) untuk META dan APAC di Kaspersky, menyebut salah satu bentuk Dark AI yang populer adalah Black Hat GPT, yang mulai muncul pada pertengahan 2023. Model ini sengaja dibuat atau dimodifikasi untuk memproduksi kode berbahaya, merancang email phishing yang persuasif, membuat deepfake suara dan video, hingga mendukung operasi Red Team.
Beberapa varian Dark AI yang telah teridentifikasi antara lain WormGPT, DarkBard, FraudGPT, dan Xanthorox. Seluruhnya dirancang untuk mendukung kejahatan siber, penipuan, dan otomatisasi aktivitas ilegal.
Lebih mengkhawatirkan, menurut Kaspersky, tren terbaru menunjukkan bahwa aktor negara mulai memanfaatkan LLM dalam kampanye siber mereka. OpenAI bahkan melaporkan telah menggagalkan lebih dari 20 operasi siber terselubung yang mencoba menyalahgunakan perangkat AI miliknya.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pelaku kejahatan memanfaatkan LLM untuk menciptakan persona palsu yang meyakinkan, merespons target secara real-time, dan menghasilkan konten multibahasa yang dirancang menembus filter keamanan tradisional.
“AI tidak secara inheren membedakan yang benar dan salah. Ia hanyalah alat yang mengikuti perintah. Bahkan dengan perlindungan, aktor ancaman tingkat lanjut tetap gigih mencari celah,” kata Lozhkin.
Kaspersky mengimbau organisasi dan individu di Asia Pasifik untuk meningkatkan kesadaran dan kebersihan keamanan siber, berinvestasi pada deteksi ancaman berbasis AI, serta mempelajari cara teknologi ini dapat dieksploitasi demi mengantisipasi ancaman Dark AI di masa depan. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini