Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 25 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com – Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, turun langsung melakukan inspeksi ke pabrik tahu di Gang Kurnia, Jalan Parit Pangeran, Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara, Senin (25/8/2025). Peninjauan ini menindaklanjuti laporan masyarakat di media sosial terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat limbah produksi.
Dalam kunjungannya, Bahasan didampingi Camat Pontianak Utara, Lurah Siantan Tengah, serta jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Inspektorat Kota Pontianak. Dari hasil pengecekan, pabrik tersebut memang sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), namun belum berfungsi optimal.
“Alhamdulillah mereka sebenarnya sudah punya IPAL, hanya saja belum sempurna. Kemungkinan karena kapasitas produksinya meningkat, sehingga perlu disempurnakan lagi. Faktanya tidak seburuk yang beredar di media sosial,” ujar Bahasan usai peninjauan.
Bahasan menyebut, pengelola pabrik menunjukkan sikap kooperatif dan siap menerima pembinaan dari DLH. Menurutnya, pendampingan sangat penting agar kualitas air limbah yang dibuang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
“Pada prinsipnya mereka minta dibina. DLH akan melakukan pendampingan, memberi arahan bagaimana IPAL yang benar, sehingga ke depan tidak ada lagi keluhan pencemaran,” jelasnya.
Selain soal lingkungan, Bahasan juga mengapresiasi peran pabrik tahu yang sudah beroperasi belasan tahun dan memberi lapangan kerja bagi warga sekitar.
“Ada dua pabrik tahu di sini. Keduanya cukup membantu warga karena merekrut puluhan tenaga kerja. Ini patut kita dukung, asal tetap memperhatikan lingkungan,” ungkapnya.
Pengelola pabrik, Wawan Darmawan (53), menegaskan bahwa pihaknya sejak lama berupaya menjaga agar operasional tidak menimbulkan masalah bagi warga.
“Kami sudah berdiri sekitar 15 tahun. Dulu memang sempat ada keluhan soal limbah, tapi sejak dibuatkan IPAL sekitar delapan tahun lalu, sudah jarang bahkan hampir tidak pernah lagi ada keluhan,” jelas Wawan.
Ia menambahkan, pabriknya memproduksi sekitar 7.000–8.000 tahu setiap hari dari 300 kilogram kedelai. Produk tersebut dipasarkan ke sejumlah pasar di Kota Pontianak, seperti Pasar Flamboyan, Kota Baru, hingga kawasan Siantan.
“Kami melibatkan hampir 15 pekerja yang semuanya berasal dari lingkungan sekitar. Jadi, usaha ini juga membuka lapangan kerja,” katanya.
Meski begitu, Wawan mengaku masih menghadapi tantangan dalam hal bahan bakar karena masih menggunakan kayu untuk proses produksi tradisional yang berlangsung sejak pukul 03.00 dini hari hingga sore.
“Dengan bahan bakar kayu yang kami beli dari pemasok. Memang masih tradisional, tapi ini yang bisa kami lakukan,” tutupnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, turun langsung melakukan inspeksi ke pabrik tahu di Gang Kurnia, Jalan Parit Pangeran, Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara, Senin (25/8/2025). Peninjauan ini menindaklanjuti laporan masyarakat di media sosial terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat limbah produksi.
Dalam kunjungannya, Bahasan didampingi Camat Pontianak Utara, Lurah Siantan Tengah, serta jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Inspektorat Kota Pontianak. Dari hasil pengecekan, pabrik tersebut memang sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), namun belum berfungsi optimal.
“Alhamdulillah mereka sebenarnya sudah punya IPAL, hanya saja belum sempurna. Kemungkinan karena kapasitas produksinya meningkat, sehingga perlu disempurnakan lagi. Faktanya tidak seburuk yang beredar di media sosial,” ujar Bahasan usai peninjauan.
Bahasan menyebut, pengelola pabrik menunjukkan sikap kooperatif dan siap menerima pembinaan dari DLH. Menurutnya, pendampingan sangat penting agar kualitas air limbah yang dibuang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
“Pada prinsipnya mereka minta dibina. DLH akan melakukan pendampingan, memberi arahan bagaimana IPAL yang benar, sehingga ke depan tidak ada lagi keluhan pencemaran,” jelasnya.
Selain soal lingkungan, Bahasan juga mengapresiasi peran pabrik tahu yang sudah beroperasi belasan tahun dan memberi lapangan kerja bagi warga sekitar.
“Ada dua pabrik tahu di sini. Keduanya cukup membantu warga karena merekrut puluhan tenaga kerja. Ini patut kita dukung, asal tetap memperhatikan lingkungan,” ungkapnya.
Pengelola pabrik, Wawan Darmawan (53), menegaskan bahwa pihaknya sejak lama berupaya menjaga agar operasional tidak menimbulkan masalah bagi warga.
“Kami sudah berdiri sekitar 15 tahun. Dulu memang sempat ada keluhan soal limbah, tapi sejak dibuatkan IPAL sekitar delapan tahun lalu, sudah jarang bahkan hampir tidak pernah lagi ada keluhan,” jelas Wawan.
Ia menambahkan, pabriknya memproduksi sekitar 7.000–8.000 tahu setiap hari dari 300 kilogram kedelai. Produk tersebut dipasarkan ke sejumlah pasar di Kota Pontianak, seperti Pasar Flamboyan, Kota Baru, hingga kawasan Siantan.
“Kami melibatkan hampir 15 pekerja yang semuanya berasal dari lingkungan sekitar. Jadi, usaha ini juga membuka lapangan kerja,” katanya.
Meski begitu, Wawan mengaku masih menghadapi tantangan dalam hal bahan bakar karena masih menggunakan kayu untuk proses produksi tradisional yang berlangsung sejak pukul 03.00 dini hari hingga sore.
“Dengan bahan bakar kayu yang kami beli dari pemasok. Memang masih tradisional, tapi ini yang bisa kami lakukan,” tutupnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini