Pontianak    

Gubernur Norsan Tinjau Distribusi MBG di SMKN 5 Pontianak, Pastikan Standar Gizi

Oleh : adminkalbaronline
Senin, 01 September 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com - Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan meninjau pendistribusian makan bergizi gratis (MBG) di di SMKN 5 Pontianak, Selasa (01/10/2025).

Peninjauan itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari kasus keracunan makanan MBG yang sebelumnya terjadi di sejumlah daerah di Kalbar.

Pada kesempatan itu, Norsan memeriksa menu yang disajikan kepada siswa. Menu yang disajikan yakni nasi kuning, tempe goreng, telur ceplok, sayur tumis dan buah semangka.

Ia menilai menu tersebut sudah sesuai dengan standar gizi yang ditetapkan pemerintah.

“Alhamdulillah setelah saya lihat menu yang disampaikan, dikasih oleh MDG hari ini, cukup menggunakan syarat makan bergizi gratis,” ujarnya usai peninjauan.

Sebelumnya, pemerintah provinsi telah melakukan evaluasi program MBG pasca terjadinya beberapa kasus makanan basi hingga keracunan yang sempat terjadi di berbagai daerah di Kalbar.

Menurutnya, kasus keracunan sebelumnya banyak dipicu oleh kualitas bahan yang kurang baik serta keterlambatan dalam pendistribusian. Untuk itu ia menekankan pentingnya pengawasan distribusi makanan, mulai dari dapur hingga sampai ke tangan siswa.

“Kemarin kepala MBG nya saya panggil langsung. Kemudian juga dengan instansi terkait, kita mau ke depannya tidak ada lagi siswa yang keracunan,” ungkap Norsan.

“Seperti di Ketapang, saya dengar nugget-nya dari ikan yang sudah tidak segar. Sementara di Rasau Jaya, sayurnya terlalu lama disimpan sehingga sempat berjamur. Hal-hal seperti ini yang tidak boleh terulang,” jelasnya.

Norsan menegaskan, dapur penyedia makanan wajib berkoordinasi dengan sekolah terkait waktu memasak dan mendistribusikan makanan agar tidak terjadi keterlambatan yang berisiko menyebabkan makanan basi.

Ia juga mengingatkan agar setiap menu dicicipi terlebih dahulu oleh ahli gizi atau penanggung jawab dapur sebelum dibagikan kepada siswa.

“Kalau rasanya sudah asam atau berubah, jangan dibagikan. Ini penting untuk mencegah keracunan siswa,” tegasnya.

Selain itu, ia mengungkapkan hasil evaluasi bersama koordinator MBG se-Kalbar. Salah satu catatan utama adalah masih minimnya tenaga ahli gizi di beberapa daerah. Padahal, keberadaan ahli gizi merupakan standar yang harus dipenuhi.

“Ini yang saya tekankan ke depan, harus ada ahli gizi yang memastikan kualitas makanan. Kita tidak mau lagi ada kasus keracunan siswa,” kata Norsan.

Ia juga mengingatkan bahwa Presiden telah memberikan instruksi tegas terkait program MBG. Apabila masih ditemukan kasus keracunan akibat kelalaian dapur penyedia, maka dapur tersebut akan ditutup dan izinnya bisa dicabut.

“Sudah ada penegasan dari Pak Presiden, kalau masih ada kasus keracunan karena kelalaian dapur, maka dapurnya segera ditutup,” pungkasnya. (Lid)

Artikel Selanjutnya
PLN Luncurkan Home Charging Services Versi Terbaru, Lebih Cepat dan Praktis untuk Kendaraan Listrik
Senin, 01 September 2025
Artikel Sebelumnya
Ratusan Mahasiswa Geruduk DPRD Kalbar, Cari Ketua DPRD Aloysius dan Bawa Tuntutan Reformasi
Senin, 01 September 2025

Berita terkait