Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 06 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Keluhan orang tua murid di Kubu Raya dan Pontianak soal Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dianggap basi akhirnya ditanggapi pengelola dapur. Salah satunya datang dari Hidayat, pengelola Dapur MBG Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, yang juga merupakan Sekretaris DPC Partai Gerindra Kubu Raya.
Hidayat menjelaskan, setiap hari dapurnya memproduksi sekitar 3.000 porsi makanan untuk delapan titik penerima manfaat. Rinciannya, lima lembaga pendidikan, sementara sisanya untuk kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Yang masak kami bagi dua shift, ada yang untuk pagi dan ada yang siang. Pengantaran juga dilakukan dua kali sehari. Lokasi dapur kami tidak jauh dari sekolah,” jelas Hidayat, Jumat (5/9/2025).
Hidayat tidak menampik adanya keluhan dari orang tua. Ia menyebut, makanan memang bisa basi kalau terlalu lama didiamkan dalam wadah tertutup. Salah satu menu yang rentan adalah bihun.
“Bihun itu sebenarnya tidak basi. Tapi kalau lama-lama didiamkan di tempat pengap dan distribusinya terlambat, bisa jadi masam. Padahal sebelum keluar, semua makanan sudah dicek bersama ahli gizi dan dinyatakan layak konsumsi,” ujarnya.
Ia menduga, masalah muncul karena makanan tidak langsung dimakan. Ada anak-anak yang membawa pulang makanan sehingga kondisinya berubah saat sampai rumah.
“Makanan yang sudah kami antar, dibagikan beberapa waktu kemudian. Lalu, ada anak yang bawa pulang. Itu penyebabnya,” ungkapnya.
Seorang wali murid bernama Ijul sebelumnya juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengatakan, anaknya kerap membawa pulang MBG yang sudah berbau tak sedap.
“Makanan yang tidak dimakan anak saya selalu dibungkus gurunya dan dibawa pulang. Dari situ kami tahu kualitas dan jenis makanannya. Kami khawatir anak-anak malah sakit,” kata Ijul, Kamis (4/9/2025).
Hidayat menegaskan pentingnya disiplin waktu dalam pembagian makanan. Ia menyebut, makanan yang diantar pukul 12.00 WIB sebaiknya sudah dimakan maksimal pukul 13.00 WIB.
“Kalau siang kami distribusikan pukul 12.00, maka jam 1 siang seharusnya sudah dibagi. Kalau molor sampai 14.30, ya jelas makanan jadi bermasalah. Dari ahli gizi kami bilang, masak jam 2 pagi lalu distribusi jam 12 siang masih aman. Tapi kalau dibawa pulang dalam wadah tertutup rapat, itu pasti cepat basi,” tegasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Keluhan orang tua murid di Kubu Raya dan Pontianak soal Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dianggap basi akhirnya ditanggapi pengelola dapur. Salah satunya datang dari Hidayat, pengelola Dapur MBG Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, yang juga merupakan Sekretaris DPC Partai Gerindra Kubu Raya.
Hidayat menjelaskan, setiap hari dapurnya memproduksi sekitar 3.000 porsi makanan untuk delapan titik penerima manfaat. Rinciannya, lima lembaga pendidikan, sementara sisanya untuk kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Yang masak kami bagi dua shift, ada yang untuk pagi dan ada yang siang. Pengantaran juga dilakukan dua kali sehari. Lokasi dapur kami tidak jauh dari sekolah,” jelas Hidayat, Jumat (5/9/2025).
Hidayat tidak menampik adanya keluhan dari orang tua. Ia menyebut, makanan memang bisa basi kalau terlalu lama didiamkan dalam wadah tertutup. Salah satu menu yang rentan adalah bihun.
“Bihun itu sebenarnya tidak basi. Tapi kalau lama-lama didiamkan di tempat pengap dan distribusinya terlambat, bisa jadi masam. Padahal sebelum keluar, semua makanan sudah dicek bersama ahli gizi dan dinyatakan layak konsumsi,” ujarnya.
Ia menduga, masalah muncul karena makanan tidak langsung dimakan. Ada anak-anak yang membawa pulang makanan sehingga kondisinya berubah saat sampai rumah.
“Makanan yang sudah kami antar, dibagikan beberapa waktu kemudian. Lalu, ada anak yang bawa pulang. Itu penyebabnya,” ungkapnya.
Seorang wali murid bernama Ijul sebelumnya juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengatakan, anaknya kerap membawa pulang MBG yang sudah berbau tak sedap.
“Makanan yang tidak dimakan anak saya selalu dibungkus gurunya dan dibawa pulang. Dari situ kami tahu kualitas dan jenis makanannya. Kami khawatir anak-anak malah sakit,” kata Ijul, Kamis (4/9/2025).
Hidayat menegaskan pentingnya disiplin waktu dalam pembagian makanan. Ia menyebut, makanan yang diantar pukul 12.00 WIB sebaiknya sudah dimakan maksimal pukul 13.00 WIB.
“Kalau siang kami distribusikan pukul 12.00, maka jam 1 siang seharusnya sudah dibagi. Kalau molor sampai 14.30, ya jelas makanan jadi bermasalah. Dari ahli gizi kami bilang, masak jam 2 pagi lalu distribusi jam 12 siang masih aman. Tapi kalau dibawa pulang dalam wadah tertutup rapat, itu pasti cepat basi,” tegasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini