Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 07 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Seorang murid Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), dilaporkan mengalami diare usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Kasus ini pun langsung memantik perhatian orang tua murid. Namun, pihak pengelola Dapur MBG membantah jika kondisi itu dipicu makanan yang mereka sajikan.
L, ibu murid kelas 2 tersebut, bercerita anaknya awalnya demam dan ia mengira hanya sakit biasa. Namun kondisi memburuk hingga disertai diare.
“Pertama anak saya demam. Saya pikir demam biasa, ternyata dia diare. Matanya sampai cekung,” kata L, Sabtu (6/9/2025).
L menjelaskan, anaknya terakhir kali makan MBG di sekolah pada Kamis (28/8). Saat itu menunya nasi putih, daging, tahu, wortel campur mayones (salad), dan buah pepaya.
Besoknya, anaknya izin tidak sekolah karena sakit. Senin (1/9) sempat masuk kembali, namun pada Rabu pagi kondisinya drop hingga menceret di sekolah.
“Jam 08.15 gurunya telepon saya, suruh jemput anak. Sakit katanya,” jelasnya.
Anaknya kemudian dibawa ke RSUD Tuan Besar Syarif Idrus (TBSI) Kubu Raya, lalu dipindahkan ke RSIA Anugerah.
“Alhamdulillah setelah berobat ada perubahan. Tapi sampai sekarang anak saya belum bisa masuk sekolah, masih tahap pengobatan,” katanya.
Menurut L, hasil pemeriksaan dokter menyebutkan dugaan keracunan makanan. Ia meyakini MBG sebagai penyebabnya.
“Setelah makan MBG anak saya tidak makan lain. Lalu besoknya malah diare. Rumah sakit juga bilang banyak anak masuk karena makan MBG,” ungkap L.
Ia berencana meminta sekolah agar anaknya tidak lagi diberi MBG pasca pemulihan. “Saya khawatir perutnya belum bisa menerima. Saya pun berharap tidak ada kejadian serupa dan MBG bisa lebih diperhatikan kualitasnya,” tambahnya.
Bantahan Pengelola Dapur MBG
Sementara itu, Lilik Rachmad, salah satu pengelola Dapur MBG di Rasau Jaya, menegaskan makanan yang mereka sajikan aman.
“Kami meyakini itu bukan dari MBG. Setelah dicek ke sekolah, pihak guru bilang hanya murid tersebut yang bermasalah. Bisa jadi karena alergi makanan,” kata Lilik, Sabtu (6/9/2025).
Lilik menyebut, di Rasau Jaya ada empat Dapur MBG, namun baru Dapur MBG Sekunder B yang beroperasi. Dapur ini menyalurkan makanan ke 13 kelompok penerima manfaat, termasuk sekolah.
“Setiap hari kami distribusikan 3.132 porsi. Alhamdulillah semua aman. Bahkan kami sudah minta sekolah mendata murid yang punya alergi atau penyakit bawaan,” tegasnya.
Jika ada murid yang tidak bisa makan nasi, pihaknya mengganti dengan kentang atau roti. “Kami sudah siapkan alternatif. Jadi bukan asal kasih,” jelasnya.
Lilik menyayangkan keluhan tidak disampaikan langsung ke dapur atau puskesmas yang sudah bekerja sama. “Kenapa tidak bilang ke kami atau ke puskesmas. Kan bisa langsung ditangani,” pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Seorang murid Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), dilaporkan mengalami diare usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Kasus ini pun langsung memantik perhatian orang tua murid. Namun, pihak pengelola Dapur MBG membantah jika kondisi itu dipicu makanan yang mereka sajikan.
L, ibu murid kelas 2 tersebut, bercerita anaknya awalnya demam dan ia mengira hanya sakit biasa. Namun kondisi memburuk hingga disertai diare.
“Pertama anak saya demam. Saya pikir demam biasa, ternyata dia diare. Matanya sampai cekung,” kata L, Sabtu (6/9/2025).
L menjelaskan, anaknya terakhir kali makan MBG di sekolah pada Kamis (28/8). Saat itu menunya nasi putih, daging, tahu, wortel campur mayones (salad), dan buah pepaya.
Besoknya, anaknya izin tidak sekolah karena sakit. Senin (1/9) sempat masuk kembali, namun pada Rabu pagi kondisinya drop hingga menceret di sekolah.
“Jam 08.15 gurunya telepon saya, suruh jemput anak. Sakit katanya,” jelasnya.
Anaknya kemudian dibawa ke RSUD Tuan Besar Syarif Idrus (TBSI) Kubu Raya, lalu dipindahkan ke RSIA Anugerah.
“Alhamdulillah setelah berobat ada perubahan. Tapi sampai sekarang anak saya belum bisa masuk sekolah, masih tahap pengobatan,” katanya.
Menurut L, hasil pemeriksaan dokter menyebutkan dugaan keracunan makanan. Ia meyakini MBG sebagai penyebabnya.
“Setelah makan MBG anak saya tidak makan lain. Lalu besoknya malah diare. Rumah sakit juga bilang banyak anak masuk karena makan MBG,” ungkap L.
Ia berencana meminta sekolah agar anaknya tidak lagi diberi MBG pasca pemulihan. “Saya khawatir perutnya belum bisa menerima. Saya pun berharap tidak ada kejadian serupa dan MBG bisa lebih diperhatikan kualitasnya,” tambahnya.
Bantahan Pengelola Dapur MBG
Sementara itu, Lilik Rachmad, salah satu pengelola Dapur MBG di Rasau Jaya, menegaskan makanan yang mereka sajikan aman.
“Kami meyakini itu bukan dari MBG. Setelah dicek ke sekolah, pihak guru bilang hanya murid tersebut yang bermasalah. Bisa jadi karena alergi makanan,” kata Lilik, Sabtu (6/9/2025).
Lilik menyebut, di Rasau Jaya ada empat Dapur MBG, namun baru Dapur MBG Sekunder B yang beroperasi. Dapur ini menyalurkan makanan ke 13 kelompok penerima manfaat, termasuk sekolah.
“Setiap hari kami distribusikan 3.132 porsi. Alhamdulillah semua aman. Bahkan kami sudah minta sekolah mendata murid yang punya alergi atau penyakit bawaan,” tegasnya.
Jika ada murid yang tidak bisa makan nasi, pihaknya mengganti dengan kentang atau roti. “Kami sudah siapkan alternatif. Jadi bukan asal kasih,” jelasnya.
Lilik menyayangkan keluhan tidak disampaikan langsung ke dapur atau puskesmas yang sudah bekerja sama. “Kenapa tidak bilang ke kami atau ke puskesmas. Kan bisa langsung ditangani,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini