Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 01 September 2025 |
KALBARONLINE.com - Rektor Universitas PGRI Pontianak, Firdaus meminta kepada DPRD Kalbar untuk menemui dan menerima aspirasi mahasiswa. Sebagaimana diketahui, aksi demo telah memasuki hari ke lima sejak Rabu (27/08/25).
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Rapat Antisipasi Situasi Terkini bersama forkopimda dan elemen masyarakat yang dirangkaikan dengan doa bersama untuk bumi khatulistiwa di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (01/09/2025).
“Melihat pengalaman saya ketika pernah memimpin demo 2004, jangan sampai ada pembiaran di DPRD. Kalau orasi dibiarkan lebih dari satu jam, akan banyak hal-hal lain yang terjadi. Maka, setelah 30 menit orasi, langsung terima perwakilan mahasiswa maupun elemen masyarakat,” ujarnya.
Peristiwa pernah menjadi Presiden Mahasiswa, Firdaus meminta Ketua DPRD Kalbar mengkondisikan seluruh pimpinan fraksi untuk hadir menerima aspirasi sore ini.
“Berkorbanlah semua ketua fraksi demi keamanan Kalbar. Jangan hanya satu-dua orang anggota DPRD yang hadir, tapi pimpinan yang seharusnya turun langsung. Ini soal kualitas wakil rakyat di mata masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menilai tuntutan mahasiswa yang menolak keputusan DPR RI, sebaiknya diteruskan secara kesatria ke pemerintah pusat, sehingga tidak menimbulkan benturan antara masyarakat dengan aparat.
Selain itu, Firdaus menyampaikan dirinya sudah mengimbau mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
“Saya sudah buat video imbauan agar mahasiswa tidak anarkis dan tidak merusak. Sebagai Ketua PGRI Kalbar, saya juga meminta para guru memantau anak-anaknya agar tidak ikut turun ke jalan,” katanya.
Namun ia juga mengingatkan akan potensi penyusup jika aksi dibiarkan terlalu lama.
“Tidak mungkin demo berlangsung sampai malam kalau penyampaian aspirasi ditangani cepat. Justru karena ada pembiaran, muncul penumpang gelap yang bisa memicu kericuhan,” tambahnya.
Firdaus menegaskan, bahwa pergerakan mahasiswa saat ini merupakan bagian dari aspirasi nasional yang patut dihormati.
“Intinya, jangan sampai ada lagi perusakan. Insya Allah apa yang kita sepakati hari ini dapat kita laksanakan secara konkret dalam menghadapi mahasiswa, agar isu lain tidak ikut berkembang,” pungkasnya. (Lid
[1/9, 16.58] Lydia Salsabilla 🐰: Dua Bocah Keciduk Bawa Ketapel Paralon Saat Aksi Demo di DPRD Kalbar
KALBARONLINE.com - Polisi mengamankan dua anak di bawah umur yang kedapatan membawa ketapel paralon saat berlangsungnya aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (1/9/2025) sore.
Kedua bocah tersebut diduga hendak menyusup ke tengah aksi demo yang digelar ratusan mahasiswa dan masyarakat. Aksi demo ini merupakan hari ke lima yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat sejak Rabu (27/8/25).
Polisi yang berjaga di sekitar lokasi kemudian melakukan pemeriksaan hingga menemukan ketapel yang disimpan keduanya.
Saat ini, keduanya telah diamankan oleh pihak kepolisian dan akan dilakukan penindakan lebih lanjut.
Sementara itu, aksi demonstrasi di gedung DPRD Kalbar sendiri masih terus berlangsung hingga sore hari. Massa aksi mendesak DPRD untuk segera menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah pusat. (Lid)
KALBARONLINE.com - Rektor Universitas PGRI Pontianak, Firdaus meminta kepada DPRD Kalbar untuk menemui dan menerima aspirasi mahasiswa. Sebagaimana diketahui, aksi demo telah memasuki hari ke lima sejak Rabu (27/08/25).
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Rapat Antisipasi Situasi Terkini bersama forkopimda dan elemen masyarakat yang dirangkaikan dengan doa bersama untuk bumi khatulistiwa di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (01/09/2025).
“Melihat pengalaman saya ketika pernah memimpin demo 2004, jangan sampai ada pembiaran di DPRD. Kalau orasi dibiarkan lebih dari satu jam, akan banyak hal-hal lain yang terjadi. Maka, setelah 30 menit orasi, langsung terima perwakilan mahasiswa maupun elemen masyarakat,” ujarnya.
Peristiwa pernah menjadi Presiden Mahasiswa, Firdaus meminta Ketua DPRD Kalbar mengkondisikan seluruh pimpinan fraksi untuk hadir menerima aspirasi sore ini.
“Berkorbanlah semua ketua fraksi demi keamanan Kalbar. Jangan hanya satu-dua orang anggota DPRD yang hadir, tapi pimpinan yang seharusnya turun langsung. Ini soal kualitas wakil rakyat di mata masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menilai tuntutan mahasiswa yang menolak keputusan DPR RI, sebaiknya diteruskan secara kesatria ke pemerintah pusat, sehingga tidak menimbulkan benturan antara masyarakat dengan aparat.
Selain itu, Firdaus menyampaikan dirinya sudah mengimbau mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
“Saya sudah buat video imbauan agar mahasiswa tidak anarkis dan tidak merusak. Sebagai Ketua PGRI Kalbar, saya juga meminta para guru memantau anak-anaknya agar tidak ikut turun ke jalan,” katanya.
Namun ia juga mengingatkan akan potensi penyusup jika aksi dibiarkan terlalu lama.
“Tidak mungkin demo berlangsung sampai malam kalau penyampaian aspirasi ditangani cepat. Justru karena ada pembiaran, muncul penumpang gelap yang bisa memicu kericuhan,” tambahnya.
Firdaus menegaskan, bahwa pergerakan mahasiswa saat ini merupakan bagian dari aspirasi nasional yang patut dihormati.
“Intinya, jangan sampai ada lagi perusakan. Insya Allah apa yang kita sepakati hari ini dapat kita laksanakan secara konkret dalam menghadapi mahasiswa, agar isu lain tidak ikut berkembang,” pungkasnya. (Lid
[1/9, 16.58] Lydia Salsabilla 🐰: Dua Bocah Keciduk Bawa Ketapel Paralon Saat Aksi Demo di DPRD Kalbar
KALBARONLINE.com - Polisi mengamankan dua anak di bawah umur yang kedapatan membawa ketapel paralon saat berlangsungnya aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (1/9/2025) sore.
Kedua bocah tersebut diduga hendak menyusup ke tengah aksi demo yang digelar ratusan mahasiswa dan masyarakat. Aksi demo ini merupakan hari ke lima yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat sejak Rabu (27/8/25).
Polisi yang berjaga di sekitar lokasi kemudian melakukan pemeriksaan hingga menemukan ketapel yang disimpan keduanya.
Saat ini, keduanya telah diamankan oleh pihak kepolisian dan akan dilakukan penindakan lebih lanjut.
Sementara itu, aksi demonstrasi di gedung DPRD Kalbar sendiri masih terus berlangsung hingga sore hari. Massa aksi mendesak DPRD untuk segera menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah pusat. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini