Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 04 Oktober 2025 |
KALBARONLINE.com – Prestasi membanggakan datang dari Rahmat Putra Yudha, guru Bahasa Inggris SMPN 13 Pontianak. Lewat metode pengajaran berbasis Artificial Intelligence (AI), Yudha sukses meraih International Creativity Schools Awards 2025 pada ajang Creativity on Education Summit (CES) yang digelar Global Institute of Creative Thinking (GIoCT) dan UNESCO IITE Worldwide Prize Competition, 17–18 September 2025.
Yudha menjadi satu di antara 30 pendidik dunia yang menerima penghargaan inovasi terbaik dalam pemanfaatan AI untuk mengajar Bahasa Inggris.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian Yudha. Menurutnya, prestasi itu bukan hanya membanggakan Kota Pontianak, tapi juga mengharumkan nama Indonesia di kancah global.
“Prestasi yang diraih Pak Yudha ini menjadi kebanggaan bukan hanya untuk Kota Pontianak, tetapi juga untuk Indonesia di kancah internasional,” ujar Edi, Sabtu (4/10/2025).
Edi menilai, keberhasilan Yudha membuktikan bahwa guru di Pontianak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi, termasuk AI, menurutnya sangat relevan dengan kebutuhan generasi muda yang tumbuh dalam era digital.
“Inovasi yang dilakukan Pak Yudha sangat sesuai dengan kebutuhan generasi sekarang,” tambahnya.
Edi menegaskan, Pemkot Pontianak mendukung penuh para pendidik kreatif yang berani berinovasi. “Semoga keberhasilan ini jadi inspirasi bagi pendidik lain di Pontianak agar terus berinovasi, berani mencoba hal baru, dan tidak berhenti belajar,” pesannya.
Pengakuan UNESCO kepada Yudha datang berkat karyanya yang dikemas dalam studi kasus berjudul “Transforming English Learning with AI: A Case Study on Google’s LM Notebook in Junior High School 13 Pontianak, Indonesia”. Materi pelajaran dikembangkan dengan metode storytelling interaktif berbasis AI, sehingga lebih mudah dipahami siswa.
Tak hanya itu, Yudha juga dikenal sebagai sosok inovatif di bidang pendidikan. Selain mengajar di SMPN 13, ia juga dosen di Universitas Panca Bhakti Pontianak. Ia merupakan inisiator sistem digital Educational Serial Book Number (ESBN), yaitu identifikasi unik untuk buku pendidikan yang berfungsi mirip ISBN.
Kiprahnya berlanjut dengan mendirikan Virtual Education Academy (VEA), sebuah perusahaan sosial yang berfokus pada pemberdayaan guru dan dosen melalui penguasaan teknologi. Program VEA antara lain menyediakan dua juta akun premium Microsoft Education bagi pendidik dan siswa, serta melatih pembuatan Buku Digital Interaktif Multimodal. Hingga kini, tercatat sudah ada 680 judul buku digital yang lahir dari program tersebut.
Bersama timnya, Yudha juga mendorong pengembangan Learning Chatbots untuk mendukung pembelajaran modern.
Saat ini, Yudha dipercaya menjabat sebagai Presiden Indonesian Literacy Association, cabang dari International Literacy Association (ILA) yang berbasis di Amerika Serikat. Ia juga aktif sebagai Pembina Mata Garuda LPDP Kalimantan Barat, wadah alumni penerima beasiswa LPDP. (Jau)
KALBARONLINE.com – Prestasi membanggakan datang dari Rahmat Putra Yudha, guru Bahasa Inggris SMPN 13 Pontianak. Lewat metode pengajaran berbasis Artificial Intelligence (AI), Yudha sukses meraih International Creativity Schools Awards 2025 pada ajang Creativity on Education Summit (CES) yang digelar Global Institute of Creative Thinking (GIoCT) dan UNESCO IITE Worldwide Prize Competition, 17–18 September 2025.
Yudha menjadi satu di antara 30 pendidik dunia yang menerima penghargaan inovasi terbaik dalam pemanfaatan AI untuk mengajar Bahasa Inggris.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian Yudha. Menurutnya, prestasi itu bukan hanya membanggakan Kota Pontianak, tapi juga mengharumkan nama Indonesia di kancah global.
“Prestasi yang diraih Pak Yudha ini menjadi kebanggaan bukan hanya untuk Kota Pontianak, tetapi juga untuk Indonesia di kancah internasional,” ujar Edi, Sabtu (4/10/2025).
Edi menilai, keberhasilan Yudha membuktikan bahwa guru di Pontianak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi, termasuk AI, menurutnya sangat relevan dengan kebutuhan generasi muda yang tumbuh dalam era digital.
“Inovasi yang dilakukan Pak Yudha sangat sesuai dengan kebutuhan generasi sekarang,” tambahnya.
Edi menegaskan, Pemkot Pontianak mendukung penuh para pendidik kreatif yang berani berinovasi. “Semoga keberhasilan ini jadi inspirasi bagi pendidik lain di Pontianak agar terus berinovasi, berani mencoba hal baru, dan tidak berhenti belajar,” pesannya.
Pengakuan UNESCO kepada Yudha datang berkat karyanya yang dikemas dalam studi kasus berjudul “Transforming English Learning with AI: A Case Study on Google’s LM Notebook in Junior High School 13 Pontianak, Indonesia”. Materi pelajaran dikembangkan dengan metode storytelling interaktif berbasis AI, sehingga lebih mudah dipahami siswa.
Tak hanya itu, Yudha juga dikenal sebagai sosok inovatif di bidang pendidikan. Selain mengajar di SMPN 13, ia juga dosen di Universitas Panca Bhakti Pontianak. Ia merupakan inisiator sistem digital Educational Serial Book Number (ESBN), yaitu identifikasi unik untuk buku pendidikan yang berfungsi mirip ISBN.
Kiprahnya berlanjut dengan mendirikan Virtual Education Academy (VEA), sebuah perusahaan sosial yang berfokus pada pemberdayaan guru dan dosen melalui penguasaan teknologi. Program VEA antara lain menyediakan dua juta akun premium Microsoft Education bagi pendidik dan siswa, serta melatih pembuatan Buku Digital Interaktif Multimodal. Hingga kini, tercatat sudah ada 680 judul buku digital yang lahir dari program tersebut.
Bersama timnya, Yudha juga mendorong pengembangan Learning Chatbots untuk mendukung pembelajaran modern.
Saat ini, Yudha dipercaya menjabat sebagai Presiden Indonesian Literacy Association, cabang dari International Literacy Association (ILA) yang berbasis di Amerika Serikat. Ia juga aktif sebagai Pembina Mata Garuda LPDP Kalimantan Barat, wadah alumni penerima beasiswa LPDP. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini