Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 11 Oktober 2025 |
KALBARONLINE.com – Sejumlah tim peserta Liga Sepak Bola Karyawan (Gala Karya) 2025 mengungkapkan kekecewaan terhadap panitia penyelenggara yang dinilai tidak profesional dan tidak konsisten dalam menjalankan aturan pertandingan.
Turnamen yang berlangsung di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, pada 5–12 Oktober 2025 itu diikuti 16 tim dari berbagai perusahaan dan instansi di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah tim sepak bola Bank Kalbar, bersama Beakuda Sambas, Manokwari Selatan, dan RPL Banten.
Para pelatih dan tim manajemen dari beberapa daerah menilai panitia Gala Karya 2025 gagal menjaga integritas turnamen dan justru melanggar tata tertib yang telah ditetapkan sejak awal.
“Pada saat technical meeting tanggal 4 Oktober, panitia sudah menetapkan sistem pertandingan setengah kompetisi. Juara grup otomatis lolos ke semifinal. Tapi saat pelaksanaan, tiba-tiba diubah jadi ada babak perdelapan final karena desakan dari tim runner up grup,” ungkap sejumlah pelatih peserta turnamen.
Perubahan sistem itu, menurut mereka, mencederai semangat fair play dan menimbulkan kesan bahwa panitia tidak tegas serta mudah diintervensi.
“Ini pertandingan tingkat nasional. Tapi keputusan panitia berubah hanya karena tekanan dari beberapa pihak. Ini menunjukkan ketidakprofesionalan dan lemahnya kredibilitas penyelenggara,” kata salah satu pelatih.
Ketua Penyelenggara Gala Karya 2025, M. Jaelani Saputra, dan Sekretaris Jenderal Ivan disebut-sebut menyetujui perubahan format turnamen setelah adanya desakan dari sejumlah tim runner up grup.
Para pelatih dan manajer tim menilai langkah itu menyalahi kesepakatan awal dan berpotensi menimbulkan kecurigaan terhadap adanya “permainan” di balik keputusan tersebut.
“Tim kami sudah keluar sebagai juara grup, tapi tiba-tiba sistemnya diubah begitu saja. Ini jelas merugikan kami dan menimbulkan tanda tanya besar,” ucap salah satu pelatih.
Mereka juga menyoroti besarnya biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan untuk mengikuti ajang nasional tersebut. Setiap tim rata-rata memberangkatkan sekitar 21 orang pemain dan ofisial, dengan biaya perjalanan dan akomodasi yang tidak sedikit.
“Kami datang jauh-jauh, membawa nama perusahaan dan daerah. Tapi perlakuan panitia seperti ini bikin kecewa. Liga yang katanya profesional, ternyata seperti liga kampung,” ujar salah satu pelatih menegaskan.
Para peserta berharap agar pihak terkait, termasuk Yayasan Gala Karya Indonesia selaku penggagas kegiatan, segera melakukan evaluasi terhadap penyelenggara turnamen tahun ini. Mereka menilai perlu adanya sistem yang lebih transparan, profesional, dan adil agar ke depan ajang seperti Gala Karya benar-benar menjadi wadah sportif untuk mempererat silaturahmi antar-karyawan, bukan sebaliknya.
Turnamen Gala Karya 2025 sendiri diikuti sekitar 480 karyawan dari berbagai sektor, yang berpartisipasi sebagai pemain maupun ofisial. Ajang ini sejatinya bertujuan untuk menyalurkan bakat olahraga, membangun solidaritas, dan memperkuat semangat kebersamaan di dunia kerja.
Sayangnya, semangat itu justru tercoreng oleh penyelenggaraan yang dinilai tidak sesuai harapan. (Red)
KALBARONLINE.com – Sejumlah tim peserta Liga Sepak Bola Karyawan (Gala Karya) 2025 mengungkapkan kekecewaan terhadap panitia penyelenggara yang dinilai tidak profesional dan tidak konsisten dalam menjalankan aturan pertandingan.
Turnamen yang berlangsung di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, pada 5–12 Oktober 2025 itu diikuti 16 tim dari berbagai perusahaan dan instansi di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah tim sepak bola Bank Kalbar, bersama Beakuda Sambas, Manokwari Selatan, dan RPL Banten.
Para pelatih dan tim manajemen dari beberapa daerah menilai panitia Gala Karya 2025 gagal menjaga integritas turnamen dan justru melanggar tata tertib yang telah ditetapkan sejak awal.
“Pada saat technical meeting tanggal 4 Oktober, panitia sudah menetapkan sistem pertandingan setengah kompetisi. Juara grup otomatis lolos ke semifinal. Tapi saat pelaksanaan, tiba-tiba diubah jadi ada babak perdelapan final karena desakan dari tim runner up grup,” ungkap sejumlah pelatih peserta turnamen.
Perubahan sistem itu, menurut mereka, mencederai semangat fair play dan menimbulkan kesan bahwa panitia tidak tegas serta mudah diintervensi.
“Ini pertandingan tingkat nasional. Tapi keputusan panitia berubah hanya karena tekanan dari beberapa pihak. Ini menunjukkan ketidakprofesionalan dan lemahnya kredibilitas penyelenggara,” kata salah satu pelatih.
Ketua Penyelenggara Gala Karya 2025, M. Jaelani Saputra, dan Sekretaris Jenderal Ivan disebut-sebut menyetujui perubahan format turnamen setelah adanya desakan dari sejumlah tim runner up grup.
Para pelatih dan manajer tim menilai langkah itu menyalahi kesepakatan awal dan berpotensi menimbulkan kecurigaan terhadap adanya “permainan” di balik keputusan tersebut.
“Tim kami sudah keluar sebagai juara grup, tapi tiba-tiba sistemnya diubah begitu saja. Ini jelas merugikan kami dan menimbulkan tanda tanya besar,” ucap salah satu pelatih.
Mereka juga menyoroti besarnya biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan untuk mengikuti ajang nasional tersebut. Setiap tim rata-rata memberangkatkan sekitar 21 orang pemain dan ofisial, dengan biaya perjalanan dan akomodasi yang tidak sedikit.
“Kami datang jauh-jauh, membawa nama perusahaan dan daerah. Tapi perlakuan panitia seperti ini bikin kecewa. Liga yang katanya profesional, ternyata seperti liga kampung,” ujar salah satu pelatih menegaskan.
Para peserta berharap agar pihak terkait, termasuk Yayasan Gala Karya Indonesia selaku penggagas kegiatan, segera melakukan evaluasi terhadap penyelenggara turnamen tahun ini. Mereka menilai perlu adanya sistem yang lebih transparan, profesional, dan adil agar ke depan ajang seperti Gala Karya benar-benar menjadi wadah sportif untuk mempererat silaturahmi antar-karyawan, bukan sebaliknya.
Turnamen Gala Karya 2025 sendiri diikuti sekitar 480 karyawan dari berbagai sektor, yang berpartisipasi sebagai pemain maupun ofisial. Ajang ini sejatinya bertujuan untuk menyalurkan bakat olahraga, membangun solidaritas, dan memperkuat semangat kebersamaan di dunia kerja.
Sayangnya, semangat itu justru tercoreng oleh penyelenggaraan yang dinilai tidak sesuai harapan. (Red)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini