Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 10 November 2025 |
KALBARONLINE.com – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, menemui langsung sosok maestro tenun kebat Kumpang Ilong, Nenek Yohana, dalam kunjungan kerja ke Dusun Kumpang Ilong, Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau.
Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi biasa. Bagi masyarakat adat Mualang, Nenek Yohana adalah legenda hidup—perajin senior yang puluhan tahun mengabdikan diri menjaga tenun kebat, salah satu warisan budaya paling berharga di Sekadau. Di usia yang sudah sepuh, ia masih aktif menenun, mengajarkan teknik tradisional kepada generasi muda, dan menjaga makna filosofis di balik setiap motif.
Windy Prihastari menyebut bahwa kehadirannya adalah bentuk penghormatan kepada para penjaga tradisi yang selama ini bekerja dalam senyap namun berdampak besar bagi identitas budaya Kalbar.
“Beliau adalah bagian penting dari identitas budaya Kalbar. Sosok seperti Nenek Yohana bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai budaya lokal,” ujarnya.
Tenun kebat Kumpang Ilong dikenal memiliki nilai filosofis mendalam. Setiap garis, warna, dan motifnya menggambarkan relasi harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas masyarakat Dayak Mualang. Karena itu, bagi Nenek Yohana, menenun bukan sekadar aktivitas ekonomi, tetapi ibadah budaya—sebuah bentuk pengabdian kepada leluhur.
Disporapar Kalbar berharap kehadiran mereka dapat menjadi dorongan untuk memperkuat pelestarian budaya lokal sekaligus mendukung regenerasi perajin muda. Di tengah arus modernisasi, keberadaan maestro seperti Nenek Yohana menjadi pengingat bahwa budaya hanya bisa bertahan jika dijaga, dipraktikkan, dan diwariskan.
Dengan dukungan pemerintah, Desa Kumpang Ilong diharapkan mampu menjaga posisinya sebagai pusat tenun kebat khas Sekadau, sekaligus menghadirkan peluang ekonomi baru berbasis kreativitas dan kearifan lokal. (Red)
KALBARONLINE.com – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, menemui langsung sosok maestro tenun kebat Kumpang Ilong, Nenek Yohana, dalam kunjungan kerja ke Dusun Kumpang Ilong, Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau.
Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi biasa. Bagi masyarakat adat Mualang, Nenek Yohana adalah legenda hidup—perajin senior yang puluhan tahun mengabdikan diri menjaga tenun kebat, salah satu warisan budaya paling berharga di Sekadau. Di usia yang sudah sepuh, ia masih aktif menenun, mengajarkan teknik tradisional kepada generasi muda, dan menjaga makna filosofis di balik setiap motif.
Windy Prihastari menyebut bahwa kehadirannya adalah bentuk penghormatan kepada para penjaga tradisi yang selama ini bekerja dalam senyap namun berdampak besar bagi identitas budaya Kalbar.
“Beliau adalah bagian penting dari identitas budaya Kalbar. Sosok seperti Nenek Yohana bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai budaya lokal,” ujarnya.
Tenun kebat Kumpang Ilong dikenal memiliki nilai filosofis mendalam. Setiap garis, warna, dan motifnya menggambarkan relasi harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas masyarakat Dayak Mualang. Karena itu, bagi Nenek Yohana, menenun bukan sekadar aktivitas ekonomi, tetapi ibadah budaya—sebuah bentuk pengabdian kepada leluhur.
Disporapar Kalbar berharap kehadiran mereka dapat menjadi dorongan untuk memperkuat pelestarian budaya lokal sekaligus mendukung regenerasi perajin muda. Di tengah arus modernisasi, keberadaan maestro seperti Nenek Yohana menjadi pengingat bahwa budaya hanya bisa bertahan jika dijaga, dipraktikkan, dan diwariskan.
Dengan dukungan pemerintah, Desa Kumpang Ilong diharapkan mampu menjaga posisinya sebagai pusat tenun kebat khas Sekadau, sekaligus menghadirkan peluang ekonomi baru berbasis kreativitas dan kearifan lokal. (Red)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini