Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 27 November 2025 |
KALBARONLINE.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkapkan data, bahwa produksi, konsumsi dan ekspor kelapa sawit sepanjang 2025 menurun.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono menyampaikan, untuk produksi CPO bulan September 2025 misalnya, mencapai 3.932 ribu ton, turun -22,32% dari bulan sebelumnya 5.062 ribu ton.
“Produksi PKO bulan September juga turun menjadi 366 ribu ton dari 481 ribu ton. Secara YoY sampai dengan bulan September, produksi CPO+PKO tahun 2025 mencapai 43.335 ribu ton atau naik sekitar 11,30% lebih tinggi dari produksi tahun 2024 sebesar 38.937 ribu ton,” katanya.
Selanjutnya, untuk total konsumsi dalam negeri mengalami penurunan dari 2.100 ribu ton di bulan Agustus menjadi 2.053 ribu ton pada bulan September. Penurunan terbesar, kata dia, terjadi pada konsumsi biodiesel yang turun menjadi 1.070 ribu ton atau -3,69% dari bulan sebelumnya sebesar 1.111 ribu ton.
“Konsumsi pangan juga turun menjadi 793 ribu ton dari 806 ribu ton pada bulan sebelumnya atau turun sebesar -1,61%. Namun, konsumsi oleokimia naik 3,83% menjadi 190 ribu ton dari 183 ribu ton pada bulan sebelumnya,” katanya.
Begitupun untuk total ekspor produk sawit pada bulan September, turun menjadi 2.200 ribu ton atau -36,65% dari ekspor bulan sebelumnya sebesar 3.473 ribu ton. Penurunan ekspor terbesar terjadi pada minyak sawit olahan yang turun menjadi 1.573 ribu ton dari 2.343 ribu ton pada bulan September (-32,86%) diikuti oleh CPO yang turun menjadi 91 ribu ton dari 494 ribu ton (-81,58%) dan oleokimia yang turun menjadi 93 ribu ton dari 199 ribu ton (-53,27%).
Berdasarkan negara tujuannya, penurunan ekspor pada bulan September dari bulan sebelumnya antara lain India (-409 ribu ton), China (-212 ribu ton), Malaysia (-144 ribu ton), Afrika (-143 ribu ton), Pakistan (-123 ribu ton), USA (-73 ribu ton), EU-27 (-50 ribu ton), Bangladesh (-26 ribu ton), dan Middle east (-24 ribu ton). Sedangkan kenaikan ekspor terjadi untuk tujuan Rusia (18 ribu ton).
“Nilai ekspor produk sawit bulan September mengalami penurunan dari US$ 3,819 miliar di bulan Agustus menjadi US$ 2,528 miliar pada bulan September atau turun sebesar -33,80%. Secara YoY sampai dengan bulan September, nilai ekspor 2025 mencapai US$ 27,313 miliar lebih tinggi 39,85% dari ekspor tahun 2024 sebesar US$ 19,530 miliar,” katanya.
Mukti menambahkan, bahwa peningkatan nilai ekspor yang terjadi karena harga rata-rata Januari - September tahun 2025 sebesar US$ 1.210/ton Cif Rotterdam yang lebih tinggi dari rata-rata Januari - September tahun 2024 sebesar US$ 1.020/ton Cif Rotterdam.
“Dengan stok awal bulan September sebesar 2.543 ribu ton, produksi CPO+PKO turun menjadi 4.298 ribu ton, konsumsi dalam negeri turun menjadi 2.053 ribu ton dan ekspor turun menjadi 2.200 ribu ton, stok di akhir September naik menjadi 2.592 ribu ton,” pungkasnya. (**)
KALBARONLINE.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkapkan data, bahwa produksi, konsumsi dan ekspor kelapa sawit sepanjang 2025 menurun.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono menyampaikan, untuk produksi CPO bulan September 2025 misalnya, mencapai 3.932 ribu ton, turun -22,32% dari bulan sebelumnya 5.062 ribu ton.
“Produksi PKO bulan September juga turun menjadi 366 ribu ton dari 481 ribu ton. Secara YoY sampai dengan bulan September, produksi CPO+PKO tahun 2025 mencapai 43.335 ribu ton atau naik sekitar 11,30% lebih tinggi dari produksi tahun 2024 sebesar 38.937 ribu ton,” katanya.
Selanjutnya, untuk total konsumsi dalam negeri mengalami penurunan dari 2.100 ribu ton di bulan Agustus menjadi 2.053 ribu ton pada bulan September. Penurunan terbesar, kata dia, terjadi pada konsumsi biodiesel yang turun menjadi 1.070 ribu ton atau -3,69% dari bulan sebelumnya sebesar 1.111 ribu ton.
“Konsumsi pangan juga turun menjadi 793 ribu ton dari 806 ribu ton pada bulan sebelumnya atau turun sebesar -1,61%. Namun, konsumsi oleokimia naik 3,83% menjadi 190 ribu ton dari 183 ribu ton pada bulan sebelumnya,” katanya.
Begitupun untuk total ekspor produk sawit pada bulan September, turun menjadi 2.200 ribu ton atau -36,65% dari ekspor bulan sebelumnya sebesar 3.473 ribu ton. Penurunan ekspor terbesar terjadi pada minyak sawit olahan yang turun menjadi 1.573 ribu ton dari 2.343 ribu ton pada bulan September (-32,86%) diikuti oleh CPO yang turun menjadi 91 ribu ton dari 494 ribu ton (-81,58%) dan oleokimia yang turun menjadi 93 ribu ton dari 199 ribu ton (-53,27%).
Berdasarkan negara tujuannya, penurunan ekspor pada bulan September dari bulan sebelumnya antara lain India (-409 ribu ton), China (-212 ribu ton), Malaysia (-144 ribu ton), Afrika (-143 ribu ton), Pakistan (-123 ribu ton), USA (-73 ribu ton), EU-27 (-50 ribu ton), Bangladesh (-26 ribu ton), dan Middle east (-24 ribu ton). Sedangkan kenaikan ekspor terjadi untuk tujuan Rusia (18 ribu ton).
“Nilai ekspor produk sawit bulan September mengalami penurunan dari US$ 3,819 miliar di bulan Agustus menjadi US$ 2,528 miliar pada bulan September atau turun sebesar -33,80%. Secara YoY sampai dengan bulan September, nilai ekspor 2025 mencapai US$ 27,313 miliar lebih tinggi 39,85% dari ekspor tahun 2024 sebesar US$ 19,530 miliar,” katanya.
Mukti menambahkan, bahwa peningkatan nilai ekspor yang terjadi karena harga rata-rata Januari - September tahun 2025 sebesar US$ 1.210/ton Cif Rotterdam yang lebih tinggi dari rata-rata Januari - September tahun 2024 sebesar US$ 1.020/ton Cif Rotterdam.
“Dengan stok awal bulan September sebesar 2.543 ribu ton, produksi CPO+PKO turun menjadi 4.298 ribu ton, konsumsi dalam negeri turun menjadi 2.053 ribu ton dan ekspor turun menjadi 2.200 ribu ton, stok di akhir September naik menjadi 2.592 ribu ton,” pungkasnya. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini