Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 11 Desember 2025 |
KALBARONLINE.com – Pemenuhan nutrisi adekuat bagi pasien TBC menjadi salah satu faktor penting untuk mempercepat proses penyembuhan. Selain wajib mengonsumsi obat secara teratur, penderita Tuberkulosis umumnya mengalami penurunan berat badan, hilang nafsu makan, hingga tubuh lemas. Kondisi ini membuat kebutuhan nutrisi harus benar-benar diperhatikan.
Kekurangan nutrisi justru bisa memperburuk keadaan—tubuh semakin lemah, proses pemulihan melambat, dan pengobatan tidak berjalan optimal.
Menanggapi hal tersebut, RSUD SSMA Kota Pontianak memberikan edukasi kepada pasien dan pengunjung Poli Paru mengenai pentingnya asupan nutrisi yang cukup. Edukasi ini disampaikan nutrisionis Inggriani Kurniati Sudhiarto Putri, S.Gz, pada Kamis (11/12/2025). Ia menegaskan bahwa makanan untuk penderita TBC tidak harus mahal, tetapi harus tepat dan seimbang.
Menurut Inggriani, penderita TBC membutuhkan energi lebih tinggi karena tubuh bekerja keras melawan infeksi. Karbohidrat dari nasi, roti, umbi, atau mie menjadi sumber energi utama. Namun yang paling krusial adalah asupan protein—baik dari ikan, ayam, telur, tempe, tahu, kacang-kacangan hingga daging tanpa lemak—yang berfungsi memperbaiki jaringan dan meningkatkan imunitas.
“Selain itu, vitamin dan mineral juga berperan besar untuk meningkatkan imunitas, terutama vitamin A, C, D, dan E serta mineral seperti zinc dan zat besi. Semua itu bisa didapat dari sayur dan buah seperti wortel, bayam, pepaya, jeruk, brokoli, alpukat, serta makanan seperti telur, ikan, dan kacang-kacangan,” jelasnya.
Ia juga menyarankan pasien TBC untuk memanfaatkan sumber lemak sehat seperti alpukat, kacang, biji-bijian, minyak zaitun, atau ikan salmon agar kebutuhan kalori terpenuhi tanpa risiko kesehatan tambahan.
Selain makanan, kebutuhan cairan juga tidak boleh diabaikan. Infeksi sering membuat tubuh mudah dehidrasi, terutama saat penderita demam atau berkeringat berlebih. “Minum air putih, kuah sup, jus buah tanpa gula berlebih, dan air kelapa bisa membantu menjaga cairan tubuh tetap seimbang,” tambahnya.
Sebagian pasien TBC kerap mengalami mual atau kehilangan nafsu makan. Untuk itu, makan dalam porsi kecil namun sering dinilai lebih efektif. “Misalnya makan 5–6 kali sehari dalam porsi kecil, termasuk camilan sehat seperti buah, yogurt, roti gandum, atau kacang panggang,” ujar Inggriani.
Ia juga menekankan pentingnya membatasi makanan tertentu. “Gorengan, makanan tinggi lemak jenuh, makanan cepat saji, minuman bersoda, makanan terlalu manis, dan alkohol sebaiknya dihindari,” tegasnya.
Di akhir edukasi, Inggriani menyebut bahwa dengan pemenuhan energi, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang cukup, proses penyembuhan TBC dapat berlangsung lebih cepat dan risiko komplikasi bisa ditekan. (PKRS-humas/rsudssma)
KALBARONLINE.com – Pemenuhan nutrisi adekuat bagi pasien TBC menjadi salah satu faktor penting untuk mempercepat proses penyembuhan. Selain wajib mengonsumsi obat secara teratur, penderita Tuberkulosis umumnya mengalami penurunan berat badan, hilang nafsu makan, hingga tubuh lemas. Kondisi ini membuat kebutuhan nutrisi harus benar-benar diperhatikan.
Kekurangan nutrisi justru bisa memperburuk keadaan—tubuh semakin lemah, proses pemulihan melambat, dan pengobatan tidak berjalan optimal.
Menanggapi hal tersebut, RSUD SSMA Kota Pontianak memberikan edukasi kepada pasien dan pengunjung Poli Paru mengenai pentingnya asupan nutrisi yang cukup. Edukasi ini disampaikan nutrisionis Inggriani Kurniati Sudhiarto Putri, S.Gz, pada Kamis (11/12/2025). Ia menegaskan bahwa makanan untuk penderita TBC tidak harus mahal, tetapi harus tepat dan seimbang.
Menurut Inggriani, penderita TBC membutuhkan energi lebih tinggi karena tubuh bekerja keras melawan infeksi. Karbohidrat dari nasi, roti, umbi, atau mie menjadi sumber energi utama. Namun yang paling krusial adalah asupan protein—baik dari ikan, ayam, telur, tempe, tahu, kacang-kacangan hingga daging tanpa lemak—yang berfungsi memperbaiki jaringan dan meningkatkan imunitas.
“Selain itu, vitamin dan mineral juga berperan besar untuk meningkatkan imunitas, terutama vitamin A, C, D, dan E serta mineral seperti zinc dan zat besi. Semua itu bisa didapat dari sayur dan buah seperti wortel, bayam, pepaya, jeruk, brokoli, alpukat, serta makanan seperti telur, ikan, dan kacang-kacangan,” jelasnya.
Ia juga menyarankan pasien TBC untuk memanfaatkan sumber lemak sehat seperti alpukat, kacang, biji-bijian, minyak zaitun, atau ikan salmon agar kebutuhan kalori terpenuhi tanpa risiko kesehatan tambahan.
Selain makanan, kebutuhan cairan juga tidak boleh diabaikan. Infeksi sering membuat tubuh mudah dehidrasi, terutama saat penderita demam atau berkeringat berlebih. “Minum air putih, kuah sup, jus buah tanpa gula berlebih, dan air kelapa bisa membantu menjaga cairan tubuh tetap seimbang,” tambahnya.
Sebagian pasien TBC kerap mengalami mual atau kehilangan nafsu makan. Untuk itu, makan dalam porsi kecil namun sering dinilai lebih efektif. “Misalnya makan 5–6 kali sehari dalam porsi kecil, termasuk camilan sehat seperti buah, yogurt, roti gandum, atau kacang panggang,” ujar Inggriani.
Ia juga menekankan pentingnya membatasi makanan tertentu. “Gorengan, makanan tinggi lemak jenuh, makanan cepat saji, minuman bersoda, makanan terlalu manis, dan alkohol sebaiknya dihindari,” tegasnya.
Di akhir edukasi, Inggriani menyebut bahwa dengan pemenuhan energi, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang cukup, proses penyembuhan TBC dapat berlangsung lebih cepat dan risiko komplikasi bisa ditekan. (PKRS-humas/rsudssma)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini