Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 22 Desember 2016 |
KalbarOnline, Kubu Raya – Ketua Tim Penggerak PKK Kubu Raya Hj Endang Indrawati memaknai Hari Ibu yang diperingati pada 22 Desember dari sisi sejarah. Kembali ke-88 tahun lalu saat Kongres Perempuan pertama kali diadakan di Yogyakarta.
Endang menyebutkan saat itu perempuan Indonesia membuktikan mereka tak hanya peduli pada diri sendiri. Lebih jauh, lanjut Endang, perempuan Indonesia sudah memiliki inisiatif untuk terlibat langsung dalam membangun bangsa ini.
“Pukul 24.00 tadi malam sudah ada yang ucapkan Hari Ibu, dari suami dan anak-serta teman-teman. Ada yang kirim artikel Kongres pada 22 Desember 1928. Dilihat dari berbagai versi sejarahnya, Setiap Ibu pasti akan betul-betul tersentuh,” ujar Endang, Kamis (22/12).
Endang kemudian menilik proses sejarah penentuan tanggal 22 Desember menjadi Hari Ibu. Ia menyebutkan, makna peringatan Hari Ibu sebenarnya menjadi bukti bawa Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, melihat perempuan Indonesia memiliki kepedulian yang luas.
Artinya, kata Endang, perempuan tak semata memikirkan kehidupannya sendiri namun juga ikut membangun bangsa, tak mengenal suku, agama, dan ras.
“Jadi kalau memaknai hari ini, triggernya adalah inisiatif dan ambisi perempuan yang bahkan 88 tahun lalu sudah punya ide dan mimpi besar. Kita harus merenungkan ini,” ungkapnya menjelaskan.
Endang mengharapkan agar peringatan Hari Ibu tahun 2016 ini menjadi penyemangat dan inspirasi bagi semua ibu di Kubu Raya untuk senantiasa berperan aktif dan terus berjuang bagi kesejahteraan keluarga.
“Bagaimanapun sibuknya kita mencari nafkah dan bagaimanapun posisi kita, tapi jangan pernah lupa akan tugas dan tanggung jawab kita sebagai ibu bagi anak-anak kita,” imbuhnya. (Ian)
KalbarOnline, Kubu Raya – Ketua Tim Penggerak PKK Kubu Raya Hj Endang Indrawati memaknai Hari Ibu yang diperingati pada 22 Desember dari sisi sejarah. Kembali ke-88 tahun lalu saat Kongres Perempuan pertama kali diadakan di Yogyakarta.
Endang menyebutkan saat itu perempuan Indonesia membuktikan mereka tak hanya peduli pada diri sendiri. Lebih jauh, lanjut Endang, perempuan Indonesia sudah memiliki inisiatif untuk terlibat langsung dalam membangun bangsa ini.
“Pukul 24.00 tadi malam sudah ada yang ucapkan Hari Ibu, dari suami dan anak-serta teman-teman. Ada yang kirim artikel Kongres pada 22 Desember 1928. Dilihat dari berbagai versi sejarahnya, Setiap Ibu pasti akan betul-betul tersentuh,” ujar Endang, Kamis (22/12).
Endang kemudian menilik proses sejarah penentuan tanggal 22 Desember menjadi Hari Ibu. Ia menyebutkan, makna peringatan Hari Ibu sebenarnya menjadi bukti bawa Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, melihat perempuan Indonesia memiliki kepedulian yang luas.
Artinya, kata Endang, perempuan tak semata memikirkan kehidupannya sendiri namun juga ikut membangun bangsa, tak mengenal suku, agama, dan ras.
“Jadi kalau memaknai hari ini, triggernya adalah inisiatif dan ambisi perempuan yang bahkan 88 tahun lalu sudah punya ide dan mimpi besar. Kita harus merenungkan ini,” ungkapnya menjelaskan.
Endang mengharapkan agar peringatan Hari Ibu tahun 2016 ini menjadi penyemangat dan inspirasi bagi semua ibu di Kubu Raya untuk senantiasa berperan aktif dan terus berjuang bagi kesejahteraan keluarga.
“Bagaimanapun sibuknya kita mencari nafkah dan bagaimanapun posisi kita, tapi jangan pernah lupa akan tugas dan tanggung jawab kita sebagai ibu bagi anak-anak kita,” imbuhnya. (Ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini