Tetap Pertahankan Gedung Lama sebagai Cagar Budaya
KalbarOnline, Pontianak – Raut wajah ceria siswa-siswi terpancar saat menapakkan kaki di gedung baru SDN 14 Kecamatan Pontianak Kota. Sebelumnya, para siswa diarak dengan alunan musik tanjidor dari persimpangan Jalan Sidas menuju SDN 14. Mereka disambut Wali Kota Pontianak, Sutarmidji untuk menempati gedung baru yang terletak di belakang gedung lama. Peresmian gedung ini digelar secara sederhana dengan penandatanganan prasasti oleh Wali Kota serta pemotongan pita, Rabu (18/1) lalu.
Sutarmidji mengatakan, atap bangunan lama SDN 14 akan dilakukan perbaikan. Sebagai bangunan cagar budaya, ia ingin bangunan itu terlihat seperti saat pertama kali berdiri. Dirinya masih mencari tahu warna cat asli dari gedung tersebut sebab ia ingin mengembalikan tampilan asli bangunan yang masih berdiri kokoh hingga kini.
“Ini kan bangunan cagar budaya, tidak boleh diganggu. Alumni dari sekolah ini masih banyak yang bertanya tentang gedung ini. Kita akan tetap jaga supaya ini tetap bisa menjadi kenangan,” ujarnya.
Kendati sudah ada gedung baru, bangunan SDN 14 yang lama tetap akan difungsikan sebagai ruang kantor guru serta sebuah kelas yang akan digunakan sebagai ruang belajar. Sebab, gedung baru hanya memiliki 12 ruang belajar, sementara jumlah siswa yang ada melebihi sehingga digunakanlah sebuah ruang kelas di gedung lama supaya semua murid masuk pagi hari.
Sutarmidji menegaskan, bangunan baru ini tidak ada penambahan ruang kelas, hanya tinggal melengkapi meubelernya saja. Ia berharap tahun ini bisa terealisasi. Terkadang, lanjutnya, pihak sekolah memaksakan diri untuk menerima murid lebih banyak, padahal jumlah ruang belajar di sekolahnya terbatas. Hal ini menyebabkan ada murid yang masuk pagi dan siang dikarenakan keterbatasan ruangan.
“Akibatnya apa, manajemen sekolah akan amburadul. Jika memang ruang belajar hanya cukup untuk menampung siswa sebanyak 12 kelas, ya 12 saja, jangan dipaksakan,” tegasnya.
Ditambahkannya, meskipun banyak yang berminat mendaftarkan diri ke sekolah ini, pihak sekolah harus tegas menolaknya apabila sudah melebihi kapasitas ruang belajar yang tersedia. Dengan demikian, kata Midji, ada pemerataan yang menyebar ke sekolah-sekolah sekitar. Tahun ini, sekitar 20-an sekolah yang akan direhab. Ia meminta renovasi itu difokuskan pada penataan atap dan plafon.
“Ada dua sekolah SD dibangun baru di Pontianak Timur, kalau SMP yakni SMPN 2 di Kota Baru,” imbuhnya.
Dahulu, banyak gedung SD dan SMP tambahan lokalnya bersumber dari kementerian langsung ke sekolah-sekolah. Sementara hasil pengerjaan bangunannya tidak beres. Seperti halnya yang terjadi di SMPN 3 kala itu, tengahnya melengkung sehingga ia minta itu dibongkar dan diperbaiki.
“Seharusnya untuk pembangunan gedungnya biar Pemkot yang mengerjakan, kementerian memberi bantuan meubelernya saja. Dari pada nanti gedungnya tambal sana-sini,” ucap Sutarmidji.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Mulyadi, bangunan lama eks Gedung SDN 14 tetap dipertahankan sebagai cagar budaya. Tahun 2017 ini, gedung tersebut juga akan direhab sesuai dengan kondisi aslinya.
“Kalau untuk gedung baru, menelan anggaran sekitar Rp5 miliar, tidak termasuk meubelernya. Untuk pengerjaannya selama satu tahun anggaran,” jelasnya.
Kepala SDN 14, Ida Isnaini mengucap syukur atas diresmikannya bangunan baru sekolah yang dipimpinnya ini. Dengan menempati gedung baru ini, ia berharap para guru dan siswa mempunyai semangat baru pula.
“Semoga dengan adanya gedung baru ini, prestasi akademik siswa juga ikut meningkat,” harapnya.
Ia menyebut, jumlah siswa SDN 14 keseluruhannya sebanyak 393 siswa, dengan rata-rata tiap kelas berjumlah 30-35 siswa. Untuk kelas VI, tahun ini ada tiga kelas.
Sementara itu, salah seorang siswa Kelas III SDN 14, Khalifi, mengaku senang menempati ruang kelas yang baru karena lebih nyaman. Dirinya bertekad untuk lebih semangat dalam mengikuti setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru-gurunya.
“Mudah-mudahan dengan gedung baru ini, nilai prestasi saya juga meningkat,” pungkasnya. (Fat/Jim Hms)
Comment