KalbarOnline, Ketapang – Kejaksaan Negeri Ketapang menggelar malam Pagelaran Budaya dalam rangka perayaan Imlek bersama 2568 di halaman kantor Kejaksaan, belum lama ini. Kegiatan yang dibuka oleh Bupati Martin Rantan SH, tersebut mengusung tema “Bersatu Ketapang Maju”.
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Ketapang, Drs Suprapto S, Sekretaris Daerah H.M Mansyur, Kapolres AKBP Sunario SIK, Dandim 1203, Letkol (Inf) Riko Hariyanto dan Ketua Pengadilan Negeri, Maslikan SH, para Asisten Bupati, Pimpinan SKPD dan Badan, MUI, Ormas, OKP, Tokoh Agama, Tokoh Etnis dan Suku, Tokoh Adat, Tokoh Budaya, serta tamu undangan lainnya.
Kepala Kejaksaan Negeri Ketapang, Joko Yuhono dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperingati Imlek bersama 2568 guna membangun persatuan antar semua suku, agama, ras, etnis dan lain-lain.
“Adalah suatu realistas bersama bahwa kita hidup dalam keragaman budaya lebih dari 320 etnis yang ada di Indonesia ini dan merupakan kekayaan yang luar biasa,” tutur Joko.
Hal tersebut, menurutnya merupakan karunia Tuhan yang Maha Kuasa tak hanya patut disyukuri tetapi harus dijaga dan dirawat keragaman budaya ini.
Dengan keberagaman budaya ini perlu mengedepankan sikap saling menghormati, menghargai, dengan rasa persaudaraan dan persamaan dengan memposisikan diri saling membutuhkan bukan meniadakan.
Harmonisasi kebudayaan ini menuju Ketapang yang maju. Untuk itu, ia berharap pembangunan di Ketapang ini melahirkan manusia – manusia yang berbudaya.
“Kejaksaan berusaha mengambil peran ini semata – mata untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat semua,” ucapnya.
Sementara Bupati Ketapang, Martin Rantan mengucapkan terima kasih kepada Kajari beserta jajaranya yang telah mengadakan kegiatan yang bertajuk pagelaran budaya ini.
Hal ini, dinilainya berbanding lurus serta untuk mendukung visi misi Bupati dan Wakil Bupati, yaitu mewujudkan Ketapang yang maju menuju masyarakat yang sejahtera.
“Artinya kita malam ini bersatu untuk maju dulu, setelah maju kesejahteraan akan didapatkan,” ujar Bupati.
Bupati yang lahir di Kecamatan Tumbang Titi itu, mengatakan bahwa ia dibesarkan ditengah komunitas masyarakat Melayu Muslim dan Tiongha, sedari kecil sudah akrab dengan budaya etnis Tiongha, seperti perayan Imlek bahkan permainan ‘jailangkung’.
“Jadi kegiatan malam ini saya anggap sebagai reuni kegiatan kebudayaan yang pernah saya alami semasa kecil, sejak bergaul dengan masyarakat etnis Tiongha,” tutur Bupati.
Kegiatan yang terselenggara tersebut, menurutnya guna menyampaikan pesan – pesan moral bahwa Ketapang ini harus dijaga, baik dari sisi kondusifitas, kemanan dan ketenteraman serta kestabilannya.
“Untuk itu urusan pertikaian, urusan mengajak orang untuk tidak menyenangi orang lain harus kita jauhi,” imbaunya.
Bupati juga menyampaikan bahwa untuk harmonis kerukunan umat beragama disamping ada FKUB Pemkab Ketapang telah memberikan anggaran untuk penyelesaian pembangunan Masjid Al Ikhlas yang diteruskan untuk Islamic Center.
Sesudah itu menyelesaikan pembangunan Greja St Agustinus Payak Kumang dan diteruskan untuk pembangunan Katholik Center demikian juga dengan agama – agama lainnya secara bertahap akan terus dilakukan pembangunan dengan maksud Pemkab Ketapang punya kepedulian kerukunan umat beragama.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pertunjukan pagelaran seni budaya dari berbagai etnis yang ada di Ketapang.
Ribuan masyarakat hadir menyaksikan indahnya seni budaya yang ditampilkan melalui pagelaran budaya dari berbagai etnis yang ada di Ketapang tersebut. (Adi LC)
Comment