Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 02 Juni 2017 |
KalbarOnline, Sintang – Wakil Bupati Sintang, Askiman menghadiri Pegawe Nyelapat Tahun Ngangkat Budaya Sekubang di Balai Betugong Dusun Telabang Buai, Desa Bernayau, Kecamatan Sepauk, Rabu (31/5).
Dalam kesempatan tersebut, Wabup Askiman menyampaikan sarannya agar untuk kedepan, gawai nyelapat taun tidak dilakukan secara perdusun, tetapi dilakukan satu kali khusus Dayak Sekubang dengan tuan rumah setiap desa yang dilakukan secara bergilir.
“Sehingga gawai ini bisa menjadi ajang silaturahmi dan bertatap muka antar sesama orang Sekubang. Saya mendorong agar kedepannya setiap desa bisa membangun gedung serbaguna berbentuk rumah betang yang bisa dianggarkan melalui anggaran dana desa ditambah dana dari CSR perusahaan perkebunan yang menurut Peraturan Bupati itu maksimal 5 persen dari total keuntungan perusahaan. Jadi ada dua fungsi untuk serbaguna sekaligus upaya kita melestarikan budaya kita yakni Betang,” terang Wabup.
“Saya bangga dengan Sub Suku Dayak Sekubang yang masih mau memelihara seni budaya dan adat istiadatnya yang merupakan warisan leluhur. Gawai ini, selain untuk bersyukur atas pekerjaan dan hasil panen selama musim berladang satu tahun. Juga untuk melestarikan seni budaya yang ada. Saya juga senang dengan seni bela diri silat saat penyambutan tamu, tetapi disayangkan gendangnya dari ken. Saya berharap tahun depan, kita sudah punya gendang yang sudah baik dan sesuai standar,” timpal Wabup.
Sementara Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jefray Edward menilai bahwa masyarakat Dayak Sekubang masih sangat menghargai adat istiadat yang ada dengan tata cara adat yang masih dilaksanakan meskipun tidak sedetail seperti jaman dahulu.
“Saat ini DAD Kecamatan dan Desa semuanya sudah satu komando dibawah satu DAD Kabupaten Sintang. Tumenggung juga dipilih masyarakat setempat, kami tinggal mengeluarkan surat keputusannya. Pilih tumenggung yang mampu menyelesaikan persoalan hukum adat dengan baik,” tukas Jefray.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DAD Desa Bernayau, Awet Susilo juga menyampaikan bahwa pegawe nyelapat taun dilaksanakan setelah panen padi.
“Kalau belum dilaksanakan, masyarakat tidak boleh memulai musim berladang berikutnya,” jelasnya.
Selain itu, Tumenggung Wilayah VII, Asian juga mendorong agar kekuatan yang ada masyarakat harus didasari oleh kebersamaan dan persatuan.
“Kita harus selalu bersatu,” ajak Asian.
Tak hanya sampai disitu, Kades Bernayau, Antonius juga mengharapkan agar gawai ini dijadikan wadah bertemu dan tatap muka warga masyarakat di kampung.
“Gawai ini untuk wadah kita bertemu (silaturahmi), makan dan minum bersama. Sekarang dengan kesibukan kita sudah jarang kita dapat kumpul bersama, melalui ini semoga dapat dimanfaatkan dengan benar,” imbuh Antonius.
Anggtota DPRD Sintang, K. Daniel Banai dalam kesempatan tersebut menyampaikan saran dan dorongan kepada masyarakat Sekubang untuk menghidupkan kembali dan memelihara budaya Berinyau yakni setiap warga datang membantu dan mengunjungi keluarga lain yang sedang mengalami kesulitan atau ada kegiatan. (Sg/Hms)
KalbarOnline, Sintang – Wakil Bupati Sintang, Askiman menghadiri Pegawe Nyelapat Tahun Ngangkat Budaya Sekubang di Balai Betugong Dusun Telabang Buai, Desa Bernayau, Kecamatan Sepauk, Rabu (31/5).
Dalam kesempatan tersebut, Wabup Askiman menyampaikan sarannya agar untuk kedepan, gawai nyelapat taun tidak dilakukan secara perdusun, tetapi dilakukan satu kali khusus Dayak Sekubang dengan tuan rumah setiap desa yang dilakukan secara bergilir.
“Sehingga gawai ini bisa menjadi ajang silaturahmi dan bertatap muka antar sesama orang Sekubang. Saya mendorong agar kedepannya setiap desa bisa membangun gedung serbaguna berbentuk rumah betang yang bisa dianggarkan melalui anggaran dana desa ditambah dana dari CSR perusahaan perkebunan yang menurut Peraturan Bupati itu maksimal 5 persen dari total keuntungan perusahaan. Jadi ada dua fungsi untuk serbaguna sekaligus upaya kita melestarikan budaya kita yakni Betang,” terang Wabup.
“Saya bangga dengan Sub Suku Dayak Sekubang yang masih mau memelihara seni budaya dan adat istiadatnya yang merupakan warisan leluhur. Gawai ini, selain untuk bersyukur atas pekerjaan dan hasil panen selama musim berladang satu tahun. Juga untuk melestarikan seni budaya yang ada. Saya juga senang dengan seni bela diri silat saat penyambutan tamu, tetapi disayangkan gendangnya dari ken. Saya berharap tahun depan, kita sudah punya gendang yang sudah baik dan sesuai standar,” timpal Wabup.
Sementara Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jefray Edward menilai bahwa masyarakat Dayak Sekubang masih sangat menghargai adat istiadat yang ada dengan tata cara adat yang masih dilaksanakan meskipun tidak sedetail seperti jaman dahulu.
“Saat ini DAD Kecamatan dan Desa semuanya sudah satu komando dibawah satu DAD Kabupaten Sintang. Tumenggung juga dipilih masyarakat setempat, kami tinggal mengeluarkan surat keputusannya. Pilih tumenggung yang mampu menyelesaikan persoalan hukum adat dengan baik,” tukas Jefray.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DAD Desa Bernayau, Awet Susilo juga menyampaikan bahwa pegawe nyelapat taun dilaksanakan setelah panen padi.
“Kalau belum dilaksanakan, masyarakat tidak boleh memulai musim berladang berikutnya,” jelasnya.
Selain itu, Tumenggung Wilayah VII, Asian juga mendorong agar kekuatan yang ada masyarakat harus didasari oleh kebersamaan dan persatuan.
“Kita harus selalu bersatu,” ajak Asian.
Tak hanya sampai disitu, Kades Bernayau, Antonius juga mengharapkan agar gawai ini dijadikan wadah bertemu dan tatap muka warga masyarakat di kampung.
“Gawai ini untuk wadah kita bertemu (silaturahmi), makan dan minum bersama. Sekarang dengan kesibukan kita sudah jarang kita dapat kumpul bersama, melalui ini semoga dapat dimanfaatkan dengan benar,” imbuh Antonius.
Anggtota DPRD Sintang, K. Daniel Banai dalam kesempatan tersebut menyampaikan saran dan dorongan kepada masyarakat Sekubang untuk menghidupkan kembali dan memelihara budaya Berinyau yakni setiap warga datang membantu dan mengunjungi keluarga lain yang sedang mengalami kesulitan atau ada kegiatan. (Sg/Hms)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini