Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 05 Juli 2019 |
KalbarOnline, Sintang
– Wakil Bupati Sintang, Askiman secara resmi menutup Gawai Dayak di Dusun
Sungai Ruai, Desa Tirta Karya, Kecamatan Ketungau Tengah, Kamis (4/7/2019).
“Kami pemerintah sangat senang karena dari tahun ke tahun
semakin banyak orang kembali mengadakan gawai. Ini menandakan bahwa perhatian
kita untuk melestarikan budaya itu masih tinggi,” ujarnya.
Askiman juga menyarankan kepada aparatur desa untuk
mengalokasikan dana desa guna mendokumentasikan adat budaya leluhur. Hal
tersebut penting agar masyarakat dapat mempertahankan kearifan lokal masyarakat
setempat.
“Oleh Undang-undang desa kita bisa menggunakan dana desa
untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang ada di kita. Kalau bukan kita dan
kalau tidak sekarang siapa lagi yang akan mengurus adat budaya kita, siapa lagi
mau diharap, mereka yang sudah tua masih ingat adat istiadat mumpung mereka
masih ada segeralah kita mengumpulkan lagi adat-adat kita ini,” pesannya.
Pada tahun ini, gawai pokok di Dusun Sungai Ruai dilakukan
secara komunal oleh 7 keluarga, dengan bentuk Gawai Matah Ayu. Gawai ini
merupakan bentuk ucapan syukur atas hidup sehat khususnya bagi salah seorang
keluarga mereka. Gawai ini merupakan simbol menutup masa merawat anggota
keluarga mereka yang sebelumnya berada pada kondisi sakit-sakitan.
Usai menutup seluruh rangkaian pesta adat Matah Ayu di
Sungai Ruai dengan ditandai memukul gong, Wabup Askiman juga berkenan membuka
tempayan tuak pemali yang disediakan oleh pemilik ajat gawai. Ada 7 tempayan
tuak salai, tuak yang diperam diatas para-para dapur. Tuak ini khusus dibuat
untuk keperluan Gawai Matah Ayu ini.
Sementara Kepala Desa Tirta Karya, Sukardi mengatakan bahwa
masyarakat desanya masih sangat menjaga budaya nenek moyang.
“Tahun ini kami menyelenggarakan gawai adat, biasanya
setelah selesai masa panen padi. Seperti yang sudah-sudah, tahun ini pun kami
begawai. Cuma bedanya, tahun ini pokok gawai kami itu Matah Ayu,” tukasnya. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Wakil Bupati Sintang, Askiman secara resmi menutup Gawai Dayak di Dusun
Sungai Ruai, Desa Tirta Karya, Kecamatan Ketungau Tengah, Kamis (4/7/2019).
“Kami pemerintah sangat senang karena dari tahun ke tahun
semakin banyak orang kembali mengadakan gawai. Ini menandakan bahwa perhatian
kita untuk melestarikan budaya itu masih tinggi,” ujarnya.
Askiman juga menyarankan kepada aparatur desa untuk
mengalokasikan dana desa guna mendokumentasikan adat budaya leluhur. Hal
tersebut penting agar masyarakat dapat mempertahankan kearifan lokal masyarakat
setempat.
“Oleh Undang-undang desa kita bisa menggunakan dana desa
untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang ada di kita. Kalau bukan kita dan
kalau tidak sekarang siapa lagi yang akan mengurus adat budaya kita, siapa lagi
mau diharap, mereka yang sudah tua masih ingat adat istiadat mumpung mereka
masih ada segeralah kita mengumpulkan lagi adat-adat kita ini,” pesannya.
Pada tahun ini, gawai pokok di Dusun Sungai Ruai dilakukan
secara komunal oleh 7 keluarga, dengan bentuk Gawai Matah Ayu. Gawai ini
merupakan bentuk ucapan syukur atas hidup sehat khususnya bagi salah seorang
keluarga mereka. Gawai ini merupakan simbol menutup masa merawat anggota
keluarga mereka yang sebelumnya berada pada kondisi sakit-sakitan.
Usai menutup seluruh rangkaian pesta adat Matah Ayu di
Sungai Ruai dengan ditandai memukul gong, Wabup Askiman juga berkenan membuka
tempayan tuak pemali yang disediakan oleh pemilik ajat gawai. Ada 7 tempayan
tuak salai, tuak yang diperam diatas para-para dapur. Tuak ini khusus dibuat
untuk keperluan Gawai Matah Ayu ini.
Sementara Kepala Desa Tirta Karya, Sukardi mengatakan bahwa
masyarakat desanya masih sangat menjaga budaya nenek moyang.
“Tahun ini kami menyelenggarakan gawai adat, biasanya
setelah selesai masa panen padi. Seperti yang sudah-sudah, tahun ini pun kami
begawai. Cuma bedanya, tahun ini pokok gawai kami itu Matah Ayu,” tukasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini