Memotivasi Anak untuk Menjadi yang Terbaik bagi Dirinya

Don’t complain, don’t compare…

IKLANSUMPAHPEMUDA

Love them unconditionally. Cintailah mereka tanpa syarat! Semua anak adalah unik. Apabila Mums sering membandingkan mereka dengan anak lainnya, akan membuat si Kecil merasa selalu berada di bawah pengawasan, harus selalu siap dinilai dan dihakimi setiap saat atas segala tingkah laku yang mereka lakukan. Hal ini berakibat tidak baik bagi kepercayaan diri dan bagaimana mereka menghargai diri sendiri.

Di sisi lain, amatlah baik apabila kita dapat menerima dan mengasihi mereka apa adanya dan mengajari mereka untuk percaya kepada orangtuanya, bahwa kita akan selalu mendukung mereka, dan mengajak mencintai lingkungan dan sesama manusia. Dengan tidak memberi “cap” tertentu pada anak, justru akan membangkitkan rasa percaya diri anak untuk menjadi orang yang lebih baik.

Baca juga: Inilah 6 Jenis Pola Asuh Anak, Mana yang Mums Pilih?

Mengajari Anak untuk Bersikap Baik dan Bersosialisasi Sejak Dini

Sebagai orang dewasa, tentu orangtua sadar bahwa kesan pertama saat bertemu orang baru sangatlah penting. Bersikap sopan, dan membuat orang lain merasa dihargai adalah hal yang penting untuk dilakukan, dan dapat membantu kita dalam jenjang sosial, karir dan kehidupan.

Namun, hal tersebut tidak dapat dikuasai anak secara langsung dan tiba-tiba. Orangtua lah yang berkewajiban mendidik dan memberi contoh kepada anak untuk senantiasa bersikap sopan dan pantas terhadap orang lain. Pendidikan dapat dilakukan sejak dini, dimulai dari lingkungan terkecil, yakni di rumah. Berinteraksi dengan anggota keluarga dan para asisten rumah tangga, secara tidak langsung mendidik mereka untuk bersosialisasi.

Baca Juga :  Si Kecil Hobi Corat-Coret Dinding? Bagaimana Mengatasinya?

1. Hati-hati dalam memberikan pujian

Memuji anak jangan berlebihan. Just as too much candy is not good for my child’s health, too much praise is also bad for my child. Pujian berlebihan dapat membuat anak besar kepala dan merasa dirinya “lebih”dari orang lain. Ketika anak telah dewasa dan menghadapi dunia, di mana pepatah “di atas gunung ada langit”dia akan terkejut, tidak dapat menerima kenyataan dan dapat mendorongnya untuk bersikap tidak sportif.

Pujian diberikan secukupnya, ketika anak melakukan suatu perbuatan baik atau meraih suatu prestasi. Luangkan waktu untuk berdiskusi tentang kegiatannya, kehadiran Mums jauh lebih berarti dibandingkan pujian apapun dan justru membentuk ikatan yang akan semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Agar Efeknya Baik, Ini Cara Memuji Anak yang Tepat!

2. Wajar jika anak merasa bosan

Umumnya orangtua khawatir bila anak berkata,”aku bosan!”. Dan kalimat ini biasanya akan ditanggapi dengan langsung memberikan gadget, menyalakan TV, iPad, atai ijin main game.

Campur tangan orangtua dalam mengatasi kebosanan akan jauh lebih baik apabila mengajak anak untuk berimajinasi dan berkreasi untuk menghasilkan sesuatu. Misalnya membaca buku, melukis, memasak, bermain musik. Apa saja sesuai minat dan bakat anak. Menggali kreativitas lebih dalam menjadikan anak lebih produktif.

Baca Juga :  Tips Menjaga Imunitas Anak dengan Kanker Selama Pandemi

3. Memuaskan keingintahuan anak

Rasa ingin tahu adalah dasar yang memotivasi seseorang untuk belajar. Tapi kadang, sebagai orangtua, kita sering tidak sabar dalam menjelaskan pertanyaan si anak. Apalagi apabila pertanyaan terlalu sulit, dan kita sendiri bahkan tidak tahu jawabannya.

Singkirkanlah rasa gengsi untuk mengakui bahwa Mums tidak mengetahui jawabannya, ajaklah anak untuk ikut mencari jawaban atas pertanyaannya tersebut. Di satu sisi, secara tidak langsung Mums telah mendidiknya untuk mengetahu cara pemanfaatan gadget sebagai alat untuk mempermudah hidup manusia.

Baca juga; Mums, Inilah Penyebab Anak Tidak Percaya Diri!

Comment