KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno, M.Med.Ph mengunjungi SMP Negeri 10 Kayan Hilir yang terletak di Jl. H Bahren Desa Nanga Kecamatan Tikan Kayan Hilir, Rabu (11/1/2017).
Ketika melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Kayan Hulu, Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno menyempatkan diri mengunjungi SMP Negeri 10 Kayan Hilir. Sekolah Menengah Pertama yang baru dibuka pada tahun ajaran 2016/2017 ini belumlah genap satu tahun berdiri. Gedung sekolah baru terdiri dari satu ruang belajar dan satu lokal kamar kecil.
Bupati sintang juga mengajar para siswa sekilas tentang geografi, mengenai letak desa di dalam peta kalimantan Barat. Selain itu tema sejarah juga menjadi bahan yang diingatkan oleh Bupati kepada siswa-siswi yang ternyata belum pernah menginjakkan kaki ke Pontianak, Ibukota Provinsi. Mereka sempat bingung ketika Bupati menanyakan apakah mereka pernah ke kota yang ada “Kita ini ada di Nanga Tikan, letaknya kurang lebih 457 kilometer dari Pontianak, ibu kota Provinsi kalimantan Barat,” kata dr. Jarot. “Meski kita tinggal jauh dari kota, kita tetap harus punya cita-cita yang tinggi,” tambahnya memotivasi para siswa-siswi tersebut.
“Saya selalu ingatkan dengan teman-teman guru, bahwa penting untuk mengajarkan kepada para siswa didik mengetahui dimana dia berada dalam peta Indonesia,” kata dr. Jarot. “Hal ini penting menurut saya, pertama supaya menumbuhkan kebanggan anak-anak terhadap daerah asal mereka. Kedua supaya anak-anak kita menyadari keberadaan mereka ada dimana, melalui pelajaran tadi, meski sekilas, anak-anak kan jadi tahu bahwa mereka ada di Sintang, bagian dari Kalimantan barat, bagian dari Indonesia. Mimpi boleh digantung setinggi langit tapi harus sadar dengan tempat dimana mereka berpijak,” terangnya lagi
Kondisi dan keberadaan bangunan sekolah masih merupakan kendala yang cukup riskan di Sintang. “Di Sintang, ada 446 SD yang sudah diinvetarisir yang rusak itu ada 200 lebih sementara kemampuan penganggaran kita hanya 20-30 gedung SD per tahun, bayangkan perlu berapa tahun kita harus menyelesaikan masalah ini,” ungkap Bupati Sintang. “tahun ini kita mau mengajak pihak swasta lebih aktif untuk juga membantu pemerintah mengatasi hal ini, melalui dana CSR yang mereka miliki juga bantuan dari masyarakat itu sendiri,” papar dr. Jarot.
Sekolah yang baru terdiri dari satu ruang kelas tersebut sedikit masuk dari jalan poros provinsi yang menghubungkan Desa Nanga Tikan ke arah Nanga Mau sebagai pusat Kecamatan Kayan Hilir. Ruang kelas berukuran 3,5 kali 3,5 meter itu berdiri di tanah seluas kurang lebih 2 hektar..
Menurut staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan cabang Kayan, Matius Akon, SMP ini siswanya baru ada satu kelas. “sekolah ini menampung tamatan dari SD nanga Tikan, Nyangkom dan Sungai Manan,Telingan, dan dari desa lainnya,” ungkap Akon. “proses pengerjaan bangunan sekolah mengalami kendala berupa penyiapan lahan, karena sekolah ini terletak di atas bukit, jadi lahan untuk sekolah ini harus diratakan dulu, “ terang Akon lagi.
Sedikit menyedihkan bahwa para guru ini berkantor darurat di petak rumah tukang yang sedang membangun gedung sekolah. Bergabung juga dengan sebuah kantin kecil untuk tempat istirahat para warga sekolah.
Kepala sekolah SMP 10 Kayan Hilir, Abang Arfan menerangkan beberapa kondisi sekolah yang dipimpinnya. “Tenaga pengajar di sekolah baru ini terdiri dari seorang kepala sekolah yang berstatus Apartur Negeri Sipil dan beberapa orang guru honorer,” kata Abang. “Siswa kami baru ada 17 orang. Beberapa orang yang mau daftar kemarin sempat ragu karena gedung kami belum jadi,” ujarnya lagi. “Sekolah kami baru beroperasi selama 6 bulan terakhir,” kata lagi. Abang juga menyampaikan harapan pihak sekolah kepada Bupati Sintang dan sejumlah SKPD tersebut. “harapannya bisa ditambahlah lokal bangunan sekolah kami,” ungkap Abang. (Sg)
Comment