KalbarOnline, Sekadau – Warung Kopi (Warkop) seolah-olah menjadi bagian dari kehidupan keseharian masyarakat Sekadau, meski tak selalu kopi yang menjadi incaran para tamu yang datang ke warkop.
Warkop atau biasa disebut kedai kopi menjadi ruang baru untuk menggantikan ruang-ruang lain, yang sebelumnya digunakan untuk bersantai, mengobrol atau beradu gagasan dan mencari solusi.
Sebuah literatur menyebutkan budaya minum kopi di warung kopi, banyak pemikiran-pemikiran besar lahir dari tempat ini, sehingga warkop menjadi tempat bagi para ahli pikir untuk menuangkan gagasan solusi, intelektualnya dan karyanya contoh seperti Warkop Paridang Ati, yang terletak di jalan Sekadau-Sintang.
Dalam perkembangannya, terjadi pergeseran fungsi, warkop tak hanya menjadi medium untuk berkarya tetapi menjadi tempat kongkow mulai dari keluarga, eksekutif muda terlebih anak muda. Apalagi dengan fasilitas berhotspot ria yang kian marak ditawarkan kedai-kedai kopi.
“Sesekali main kartu sambil berhotspot gratis,” ujar Boy (32) salah seorang pengunjung Warkop Paridang Ati.
Boy juga menambahkan, dirinya juga cukup sering menghabiskan waktu di warkop Paridang Ati.
“Disini selalu ramai. Bahkan, seringkali para pekerjanya lembur,” ungkapnya.
Eva (27) salah seorang pelayan warkop mengatakan bahwa ia dan teman kerjanya seringkali melayani pengunjung hingga sampai malam.
“Disini rata-rata pengunjung dari kalangan eksekutif muda dan beberapa jurnalis juga ikut nimbrung disini,” ujar Eva singkat. (Mus)
Comment