Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 25 September 2017 |
Mulai Dari Lingkungan Keluarga
KalbarOnline, Pontianak – Hingga saat ini masih belum ditemukan adanya peredaran pil PCC di Kalimantan Barat.
Meski demikian, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya meminta semua pihak ikut terlibat dalam memerangi peredaran pil PCC agar jangan sampai masuk ke Bumi Khatulistiwa.
Menurutnya, pemerintah juga mempunyai keterbatasan untuk menjangkau seluruh masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan aparat penegak hukum juga patut diacungi jempol dalam memberantas rantai peredarannya.
“Kita acungi jempol untuk Polri. Saya sudah membaca pabriknya sudah ketemu yang memproduksi itu. Kemudian akan razia ke apotik dan sebagainya,” ujarnya.
Mengenai langkah yang dapat dilakukan pemerintah ialah melalui perundang-undangan.
Kemudian memprioritaskan permasalahan tersebut yang saat ini sedang mencuat dan mengganggu pembangunan.
“Tapi saya merasa kalau ini bisa ditanggulangi bersama-sama. Mulai dari masyarakat sendiri. Kemudian kecamatan, kelurahan, bahkan sampai RT mengawasi. Kemudian barulah kepala daerah sampai Presiden,” paparnya.
Dirinya mengaku prihatin dengan kasus pil PCC, bahkan yang membuat anak-anak sampai meninggal.
Belakangan juga ada tertangkap ibu-ibu yang menjualnya. Makanya, lebih sempit lagi menurutnya pengawasan dimulai dari keluarga.
“Kemudian apa lagi yang bisa kita lakukan, di dalam keluarga jangan mau terlibat. Baik sebagai penjual maupun pemakainya. Orang gila di rumah sakit jiwa saja rindunya pengen sembuh. Masa kita yang waras yang mau gila,” tandasnya. (Fai)
Mulai Dari Lingkungan Keluarga
KalbarOnline, Pontianak – Hingga saat ini masih belum ditemukan adanya peredaran pil PCC di Kalimantan Barat.
Meski demikian, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya meminta semua pihak ikut terlibat dalam memerangi peredaran pil PCC agar jangan sampai masuk ke Bumi Khatulistiwa.
Menurutnya, pemerintah juga mempunyai keterbatasan untuk menjangkau seluruh masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan aparat penegak hukum juga patut diacungi jempol dalam memberantas rantai peredarannya.
“Kita acungi jempol untuk Polri. Saya sudah membaca pabriknya sudah ketemu yang memproduksi itu. Kemudian akan razia ke apotik dan sebagainya,” ujarnya.
Mengenai langkah yang dapat dilakukan pemerintah ialah melalui perundang-undangan.
Kemudian memprioritaskan permasalahan tersebut yang saat ini sedang mencuat dan mengganggu pembangunan.
“Tapi saya merasa kalau ini bisa ditanggulangi bersama-sama. Mulai dari masyarakat sendiri. Kemudian kecamatan, kelurahan, bahkan sampai RT mengawasi. Kemudian barulah kepala daerah sampai Presiden,” paparnya.
Dirinya mengaku prihatin dengan kasus pil PCC, bahkan yang membuat anak-anak sampai meninggal.
Belakangan juga ada tertangkap ibu-ibu yang menjualnya. Makanya, lebih sempit lagi menurutnya pengawasan dimulai dari keluarga.
“Kemudian apa lagi yang bisa kita lakukan, di dalam keluarga jangan mau terlibat. Baik sebagai penjual maupun pemakainya. Orang gila di rumah sakit jiwa saja rindunya pengen sembuh. Masa kita yang waras yang mau gila,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini