KalbarOnline, Pontianak – Calon Gubernur Kalimantan Barat periode 2018-2023, Karolin Margret Natasa, dalam pidato politiknya saat Deklarasi yang mengusung tema ‘Parade Budaya Karol-Gidot Untuk Semua’ bercerita mengenai kemajuan Kalbar selama 10 tahun kepemimpinan Gubernur Cornelis yang merupakan ayahnya.
“Mungkin ada yang tidak tinggal di Kota Pontianak, ada yang datang dari berbagai penjuru Kalbar, saya ucapkan selamat datang di Kota Pontianak. Mari kita renungkan 10 tahun lalu, bagaimana bentuknya Pontianak ini. Namun, hari ini kita bisa melihat berbagai kemajuan, bukan lain, tidak ada lain, itu semua karena dibawah kepemimpinan Drs Cornelis dan Christiandy Sanjaya,” tegasnya.
Menurutnya, pembangunan suatu daerah tidak dapat berkembang tanpa situasi yang aman dan kondusif.
“Apa bisa kita bangun kota ini tanpa situasi yang aman dan kondusif, apa bisa kita bangun hotel yang bagus, jalan yang bagus, pasar yang bagus kalau tidak aman dan pemerintah pusat tidak percaya kepada kita. Namun itu semua dapat tercapai dibawah kepemimpinan kader PDI Perjuangan dan Demokrat,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan satu persatu prioritas pembangunan dibawah kepemimpinan Cornelis – Christiandy.
Itu semua, menurutnya dalam 10 tahun telah terjadi percepatan pembangunan infrastruktur.
“Apa yang dulu mungkin cuma mimpi, kalau dulu ke Ketapang hanya bisa lewat air harus nyebrang, sekarang kapanpun mau kalau mau berangkat ngopi ke Pontianak silahkan langsung berangkat. Semua akses menuju kabupaten hari ini dapat dilalui 24 jam, mau bawa yang sakit, sekolah, bisa lewat darat. Banyak sudah hasil pembangunan yang telah dilakukan,” tukasnya.
Dirinya juga menceritakan, saat dirinya berkampanye di Kapuas Hulu pada tahun 2008 harus berbekal cangkul dan tali.
“Saat itu, infrastruktur jalan sangat buruk. Tak hanya di Kapuas Hulu, namun juga kabupaten-kabupaten wilayah Timur Kalbar lainnya. Karena apa?, karena kita masyarakat pedalaman ‘terlantarkan’ selama ini,” tuturnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa masyarakat pedalaman sangat merindukan pembangunan, begitu tertinggal dengan yang ada di Kota.
“Karena itu, 10 tahun Cornelis – Christiandy, sudah begitu banyak memberikan perhatian yang luar biasa untuk masyarakat pedalaman, maka kami (Karol – Gidot.red) dua orang kampung ini, yang masih anak kecil kata orang, masih muda katanya, memberanikan diri, yakin bahwa harus melanjutkan perjuangan masyarakat pedalaman. Jangan biarkan kita terlupakan lagi, kita ingin sama dengan yang ada di kota, kita juga pengen jalan kita selebar Kota Pontianak, kita juga ingin akses yang baik, pelayanan kesehatan yang baik, pendidikan yang baik,” ujarnya.
Secara tegas ia menyatakan bahwa dirinya bersama Gidot sangat mengetahui betul seluk beluk Kalimantan Barat.
“Karena diantara semua yang sudah mendaftar, yang berkeliling di Kalimantan Barat, ujung ke ujung, dari entok ke entok, hanya Karolin yang sudah menjadi anggota DPR RI dua periode. Karena itu, jangan ragu, jangan bingung, jangan takut, kita akan memenangkan pertarungan ini,” tukasnya,
Selain itu, wanita kelahiran Mempawah 12 Maret 1982 ini juga menceritakan, saat dirinya ditanya oleh wartawa “bu, gak takut kah, satu-satunya perempuan”.
“Saya jawab, saya secara biologis perempuan. Ada yang meragukan keperempuanan saya?, tapi jangan ragukan kejantanan saya. Oleh karena itu, dengan tekad yang bulat, kami berdua memutuskan, akan mengabdikan diri, waktu, tenaga, bhakti kami, untuk meneruskan pembangunan di Kalbar, terutama untuk masyarakat pedalaman,” tegasnya.
Senada dengan Karolin, Suryadman Gidot dalam pidato politiknya juga menegaskan bahwa pasangan Karolin – Gidot berkomitmen melanjutkan perjuangan Cornelis – Christiandy selama 10 tahun ini.
Ia juga menegaskan pembangunan daerah perbatasan menjadi perhatian serius jika Karolin Margret Natasa dan dirinya dipercaya untuk memimpin Kalbar lima tahun mendatang.
“Kita provinsi perbatasan. Daerah perbatasan harus jadi prioritas agar Kalbar jadi beranda terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.
Gidot mengatakan keberagaman akan selalu dijaga. Keamanan dan ketertiban akan tetap diutamakan di masa pemerintahan Karol-Gidot.
“Kemanan dan ketertiban menjadi jaminan suatu daerah, bangsa dan negara bisa menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,” tegasnya lagi.
Ia juga mengatakan bahwa Selama 10 tahun kepemimpinan Gubernur Cornelis dan Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya, PDIP dan Partai Demokrat sudah bersama-sama dengan rakyat mengawal agar Kalbar maju.
“Terbukti sekarang. Daerah pedalaman seperti perbatasan mulai terbuka. Beberapa tempat lain kemajuan sudah diukir. Kami tidak mau ini berhenti. Kami mau ini dilanjutkan untuk rakyat Kalbar,” tukasnya.
Ia juga menegaskan bahwa nasionalisme dan kejujurannya bersama Karol untuk mengabdi kepada rakyat Kalbar tidak perlu diragukan. Menurutnya, waktu masih terlalu panjang. Ia dan Karol ingin melihat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kalbar.
“Dengan jiwa muda kami, kepada seluruh kaum muda kami ingin mengabdikan diri kami. Harapan kaum muda bersama-sama kita wujudkan agar Kalbar bisa disejajarkan dengan provinsi lain yang lebih maju di republik ini. Saya mohon dukungan dan doa restu masyarakat Kalbar agar kami bisa mengabdi untuk seluruh rakyat Kalbar,” pungkasnya. (Fai)
Comment