LAPAN dan Pemkot Pontianak Teken MoU
KalbarOnline, Pontianak – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pontianak menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Kerjasama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni Kepala LAPAN Pontianak, Thomas Djamaluddin dan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji di ruang Pontive Center, Kamis (25/1). Dalam MoU itu, bentuk kerjasama yang dilakukan adalah pengintegrasian data-data dan informasi yang dimiliki LAPAN dengan aplikasi yang dimiliki Pemkot Pontianak, yakni Gencil.
Kepala LAPAN Pontianak, Thomas Djamaluddin menjelaskan, bagian utama dari nota kesepahaman yang ditindaklanjuti melalui perjanjian kerjasama yakni informasi Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa) atau sistem peringatan dini bencana berbasis satelit. Informasi itu menyajikan kondisi cuaca ekstrem di seluruh wilayah Indonesia dan bisa dimanfaatkan untuk wilayah Kota Pontianak. Data-data itu merupakan gabungan antara data citra satelit cuaca dengan hasil model atmosfir.
“Sehingga bisa memperkirakan kondisi saat ini, kondisi awan, kondisi ekstrem hujan dan lainnya sampai dengan tiga hari ke depan. Melalui informasi tersebut, Kota Pontianak bisa memberikan informasi untuk mengantisipasi kemungkinan bencana terutama banjir,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Thomas, di pertengahan tahun 2018, pihaknya berencana memasang radar Santanu. Radar yang berfungsi untuk mendeteksi curah hujan ekstrem tersebut akan dipasang di Balai LAPAN Pontianak.
Melalui radar itu pula, informasi kondisi ekstrem curah hujan bise diketahui. Sebut saja, daerah-daerah yang perlu diperhatikan daerah hulu yang nanti ketika terjadi curah hujan ekstrem itu berdampak kemungkinan pada bencana banjir.
Dengan demikian bisa diantisipasi dulu bahwa pada pukul sekian itu akan terjadi banjir dilihat dari prakiraan model yang ada di Sadewa, dikombinasikan dengan data radar Santanu.
“Informasi kondisi ekstrem itu bisa menjadi peringatan dini bagi jajaran di Pemkot Pontianak untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan antisipasi,” terangnya.
Sementara, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengungkapkan, adanya kerjasama ini semakin melengkapi informasi yang tersedia di aplikasi Gencil sehingga masyarakat atau pengguna smartphone juga bisa mengakses kondisi cuaca, baik di Pontianak, Kalbar, seluruh Indonesia bahkan dunia. Menurutnya, hal itu penting untuk membiasakan masyarakat mengetahui informasi cuaca di kawasan ia bermukim.
“Supaya ketika ada hal-hal yang membahayakan seperti bencana, kita sudah mengetahui dan bisa mengantisipasinya sehingga tidak jatuh korban,” sebutnya.
Tak hanya itu, penyajian informasi ini juga sebagai wahana edukasi bagi masyarakat. Informasi-informasi cuaca ini juga penting bagi dunia pelayaran, nelayan dan lain sebagainya yang membutuhkan informasi cuaca.
“Informasi cuaca yang disajikan LAPAN tingkat akurasinya cukup tinggi,” tutur Sutarmidji.
Kaitan dengan letak geografis Pontianak yang berada di titik nol derajat Lintang Utara-Lintang Selatan di Tugu Khatulistiwa, Wali Kota dua periode ini meminta kepada LAPAN untuk mencarikan jargon yang tepat sehingga menarik untuk dijual sebagai daya tarik wisata. Dengan catatan, jargon itu sifatnya ilmiah. Selama ini, terang dia, hanya sekadar memperingati kulminasi matahari tanpa menggali lebih dalam hal-hal menarik dari kulminasi itu.
“Itu yang harus kita gali dan angkat ke permukaan. Mudah-mudahan LAPAN bisa memberikan masukan, kemudian kita rumuskan jargonnya sehingga orang menarik untuk datang ke Pontianak dan menikmati Garis Khatulistiwa,” pungkasnya. (jim)
Comment