Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 16 Oktober 2018 |
Satu portal untuk
semua aplikasi
KalbarOnline,
Pontianak – Masih terkotak-kotaknya aplikasi maupun data yang ada dalam
suatu pemerintahan dinilai tidak efisien dan efektif. Untuk itu, perlu adanya
interoperabilitas, yakni pengintegrasian aplikasi-aplikasi yang ada menjadi
satu portal atau aplikasi.
Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak tengah mempersiapkan
interoperabilitas untuk mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang sudah dimiliki
Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Hari ini kami melakukan rapat koordinasi (rakor) pembahasan
lanjutan rapat teknis pembuatan Portal Interoperabilitas dalam rangka memperkuat
konsep Smart City di Kota Pontianak,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota
Pontianak, Edi Rusdi Kamtono saat membuka rakor di Aula Abdul Muis Muin Kantor
Bappeda Kota Pontianak, Selasa (16/10/2018).
Ia menjelaskan, interoperabilitas ini adalah bagaimana
aplikasi-aplikasi yang ada di masing-masing OPD terintegrasi dalam sebuah
portal. Semua ini supaya terkoneksi dalam sebuah aplikasi untuk melihat atau
menggunakan aplikasi-aplikasi terkait maupun data-data yang ada di
masing-masing OPD.
“Tujuannya dengan terintegrasinya aplikasi dan data-data
ini, Pontianak akan menjadi smart city dan semakin cepat dalam memberikan
pelayanan serta akuntabel,” ungkapnya.
Selama ini, kata Edi, aplikasi-aplikasi yang dimiliki OPD
masih bersifat tersendiri. Artinya, untuk mengakses aplikasi-aplikasi tersebut,
harus membuka akses di portal masing-masing OPD sehingga tidak optimal.
“Tetapi dengan adanya konsep interoperabilitas ini cukup
hanya mengunjungi satu portal saja untuk mengakses ke berbagai aplikasi yang
dimiliki OPD,” terang dia.
Interoperabilitas atau integrasi aplikasi ini juga menjadi
bagian dari Rencana Aksi Koordinasi dan Supervisi Pencegahan (Kopsurgah)
Korupsi yang digagas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya,
rencana aksi ini sudah harus terealisir akhir tahun ini.
“Begitu pula dari Kemenpan meminta supaya data-data yang
dimiliki Kota Pontianak bisa terkoneksi di satu sistem,” katanya.
Menurut Edi, pelayanan internal maupun pelayanan kepada
masyarakat selama ini sudah berbasis aplikasi, hanya saja belum terintegrasi
sehingga masing-masing OPD yang membuat aplikasi, untuk mengaksesnya harus
dilakukan di portal OPD masing-masing.
“Kita sedang meningkatkan infrastruktur dii bidang IT ini.
Saya juga mengajak para provider untuk memperkuat kehandalan jaringannya,”
tuturnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota
Pontianak, Uray Indra Mulya, menerangkan, terkait dengan interoperabilitas,
bahwa sistem ini mengintegrasikan semua aplikasi yang ada di lingkungan OPD
Pemkot Pontianak.
“Selama ini macam-macam, Dikbud punya aplikasi sendiri,
Kominfo sendiri, Badan Keuangan sendiri dan sebagainya. Nah, ini akan kita
intergrasikan menjadi satu,” terangnya.
Pihaknya menggandeng
konsultan untuk melakukan interoperabilitas. Untuk itu, seluruh OPD
Pemkot Pontianak dihadirkan mengikuti
rakor. Sebab, berbagai aplikasi yang dimiliki OPD dibangun dengan berbagai
jenis platform, dimana bahasa sistemnya berbeda satu sama lainnya.
“Sengaja kita kumpulkan OPD-OPD supaya dengan masuknya
konsultan interoperabilitas, bisa mengidentifikasi sistem yang digunakan masing-masing
OPD itu,” imbuh Uray.
Dari hasil pembahasan yang digelar ini, lanjutnya, tentu
nanti ada yang mesti ditambahkan atau direvisi oleh masing-masing OPD.
“Misalnya di Kominfo, terkait dengan aplikasi yang dimiliki,
oleh konsultan developer diminta untuk ditambahkan beberapa item supaya bisa
terintegrasi,” jelasnya.
Sebaliknya, tambah Uray, pihak konsultan juga harus
menyiapkan item-item apa supaya bisa mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang
ada.
“Inovasi-inovasi yang diciptakan oleh masing-masing
OPD yang selama ini hanya bisa dilihat oleh OPD bersangkutan, ke depan kita
minta seluruh aplikasi dan inovasi OPD-OPD yang ada cukup dilihat di satu dashboard
saja,” pungkasnya. (jim)
Satu portal untuk
semua aplikasi
KalbarOnline,
Pontianak – Masih terkotak-kotaknya aplikasi maupun data yang ada dalam
suatu pemerintahan dinilai tidak efisien dan efektif. Untuk itu, perlu adanya
interoperabilitas, yakni pengintegrasian aplikasi-aplikasi yang ada menjadi
satu portal atau aplikasi.
Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak tengah mempersiapkan
interoperabilitas untuk mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang sudah dimiliki
Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Hari ini kami melakukan rapat koordinasi (rakor) pembahasan
lanjutan rapat teknis pembuatan Portal Interoperabilitas dalam rangka memperkuat
konsep Smart City di Kota Pontianak,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota
Pontianak, Edi Rusdi Kamtono saat membuka rakor di Aula Abdul Muis Muin Kantor
Bappeda Kota Pontianak, Selasa (16/10/2018).
Ia menjelaskan, interoperabilitas ini adalah bagaimana
aplikasi-aplikasi yang ada di masing-masing OPD terintegrasi dalam sebuah
portal. Semua ini supaya terkoneksi dalam sebuah aplikasi untuk melihat atau
menggunakan aplikasi-aplikasi terkait maupun data-data yang ada di
masing-masing OPD.
“Tujuannya dengan terintegrasinya aplikasi dan data-data
ini, Pontianak akan menjadi smart city dan semakin cepat dalam memberikan
pelayanan serta akuntabel,” ungkapnya.
Selama ini, kata Edi, aplikasi-aplikasi yang dimiliki OPD
masih bersifat tersendiri. Artinya, untuk mengakses aplikasi-aplikasi tersebut,
harus membuka akses di portal masing-masing OPD sehingga tidak optimal.
“Tetapi dengan adanya konsep interoperabilitas ini cukup
hanya mengunjungi satu portal saja untuk mengakses ke berbagai aplikasi yang
dimiliki OPD,” terang dia.
Interoperabilitas atau integrasi aplikasi ini juga menjadi
bagian dari Rencana Aksi Koordinasi dan Supervisi Pencegahan (Kopsurgah)
Korupsi yang digagas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya,
rencana aksi ini sudah harus terealisir akhir tahun ini.
“Begitu pula dari Kemenpan meminta supaya data-data yang
dimiliki Kota Pontianak bisa terkoneksi di satu sistem,” katanya.
Menurut Edi, pelayanan internal maupun pelayanan kepada
masyarakat selama ini sudah berbasis aplikasi, hanya saja belum terintegrasi
sehingga masing-masing OPD yang membuat aplikasi, untuk mengaksesnya harus
dilakukan di portal OPD masing-masing.
“Kita sedang meningkatkan infrastruktur dii bidang IT ini.
Saya juga mengajak para provider untuk memperkuat kehandalan jaringannya,”
tuturnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota
Pontianak, Uray Indra Mulya, menerangkan, terkait dengan interoperabilitas,
bahwa sistem ini mengintegrasikan semua aplikasi yang ada di lingkungan OPD
Pemkot Pontianak.
“Selama ini macam-macam, Dikbud punya aplikasi sendiri,
Kominfo sendiri, Badan Keuangan sendiri dan sebagainya. Nah, ini akan kita
intergrasikan menjadi satu,” terangnya.
Pihaknya menggandeng
konsultan untuk melakukan interoperabilitas. Untuk itu, seluruh OPD
Pemkot Pontianak dihadirkan mengikuti
rakor. Sebab, berbagai aplikasi yang dimiliki OPD dibangun dengan berbagai
jenis platform, dimana bahasa sistemnya berbeda satu sama lainnya.
“Sengaja kita kumpulkan OPD-OPD supaya dengan masuknya
konsultan interoperabilitas, bisa mengidentifikasi sistem yang digunakan masing-masing
OPD itu,” imbuh Uray.
Dari hasil pembahasan yang digelar ini, lanjutnya, tentu
nanti ada yang mesti ditambahkan atau direvisi oleh masing-masing OPD.
“Misalnya di Kominfo, terkait dengan aplikasi yang dimiliki,
oleh konsultan developer diminta untuk ditambahkan beberapa item supaya bisa
terintegrasi,” jelasnya.
Sebaliknya, tambah Uray, pihak konsultan juga harus
menyiapkan item-item apa supaya bisa mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang
ada.
“Inovasi-inovasi yang diciptakan oleh masing-masing
OPD yang selama ini hanya bisa dilihat oleh OPD bersangkutan, ke depan kita
minta seluruh aplikasi dan inovasi OPD-OPD yang ada cukup dilihat di satu dashboard
saja,” pungkasnya. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini