Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 22 September 2018 |
Edi Minta Even
Kulminasi Dikemas Profesional
KalbarOnline,
Pontianak – Kerumunan orang antusias menyaksikan Plt Wali Kota Pontianak,
Edi Rusdi Kamtono bersama tamu undangan mendirikan telur. Beberapa telur
berhasil berdiri tegak. Fenomena ini adalah bagian dari kulminasi matahari yang
digelar di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak, Sabtu (22/9/2018).
Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa
adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika
matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan
tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda
dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan ‘menghilang’
beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan
benda-benda lain di sekitar tugu.
Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua
kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini
menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.
Edi menjelaskan kulminasi matahari menjadi agenda tahunan
tetap Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Ia meminta setiap tahun peringatan
kulminasi harus ada peningkatan sehingga tidak terkesan monoton.
“Harus ada sesuatu yang baru dan berbeda setiap peringatan
kulminasi matahari ini. Kita akan terus berupaya untuk meningkatkan kegiatan
ini,” ujarnya.
Menurutnya, Tugu Khatulistiwa sebagai titik terjadinya
kulminasi matahari menjadi brand Kota Pontianak. Apalagi satu-satunya kota yang
dilintasi garis khatulistiwa tepat di wilayah kota hanya di Pontianak.
“Berbeda dengan negara-negara lain yang juga dilintasi garis
Khatulistiwa, posisinya tidak tepat di wilayah kota. Itulah istimewanya kulminasi
di Pontianak,” sebut Edi.
Dirinya mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan
menyumbanhkan pemikiran bagaimana momentum kulminasi matahari ini bisa
terlaksana dengan meriah dan istimewa serta menjadi daya tarik wisata.
“Kemasan acara kulminasi ini selain seni, budaya, juga ada
edukasi teknologi,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, lanjut Edi, pihaknya mengundang Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Boscha, Institut Teknologi Bandung
(ITB) dan lembaga penelitian lainnta untuk mencari fenomena yang menarik dan terjadi
saat kulminasi matahari.
“Dan mungkin masih banyak fenomena alam yang terjadi sebagai
momentum untuk mengedukasi para siswa,” imbuhnya.
Edi meminta jajaran Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
(Disporapar) Kota Pontianak mengemas secara profesional kulminasi matahari.
“Saya berharap inovasi-inovasi terus diciptakan untuk
pengembangan yang sifatnya tidak lagi lokal tetapi sudah internasional. Harapan
kita momentum kulminasi ini bisa semakin ditingkatkan supaya lebih mendunia,”
tuturnya.
Jasyanto dari LAPAN menyebut, melalui kegiatan ini pihaknya
ingin memperkenalkan fungsi Balai LAPAN sekaligus memberikan edukasi teknologi.
Edukasi teknologi ini adalah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada
masyarakat bahwa fenomena lintasan kulminasi yang terjadi di Kota Pontianak ini
tidak semua daerah punya dan sangat langka.
“Makanya kita manfaatkan momen ini dengan mengekspos
kegiatan ini sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan,” terangnya.
Untuk lebih memeriahkan kulminasi matahari ke depan, ia
mengusulkan supaya agenda mendatang ada pemecahan rekor MURI berupa lomba roket
air yang diikuti sebanyak 2 ribu peserta.
“Saya yakin dengan adanya even itu, kulminasi matahari akan
semakin menarik dan meriah,” pungkasnya.
Menurutnya, lomba roket air tidak hanya digelar secara
nasional, tetapi hingga tingkat internasional. Setiap tahun pihaknya
mengirimkan utusan juara lomba roket air nasional mengikuti lomba tingkat dunia
dengan jumlah peserta sekitar 38 negara. Bahkan, tahun 2016 lalu, perwakilan
dari Indonesia berasal dari Kota Pontianak, yakni Alfian Febriansyah siswa SMKN
4 Pontianak, berhasil meraih juara kedua lomba roket air internasional di
Manila, Filipina. (jim)
Edi Minta Even
Kulminasi Dikemas Profesional
KalbarOnline,
Pontianak – Kerumunan orang antusias menyaksikan Plt Wali Kota Pontianak,
Edi Rusdi Kamtono bersama tamu undangan mendirikan telur. Beberapa telur
berhasil berdiri tegak. Fenomena ini adalah bagian dari kulminasi matahari yang
digelar di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak, Sabtu (22/9/2018).
Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa
adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika
matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan
tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda
dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan ‘menghilang’
beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan
benda-benda lain di sekitar tugu.
Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua
kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini
menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.
Edi menjelaskan kulminasi matahari menjadi agenda tahunan
tetap Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Ia meminta setiap tahun peringatan
kulminasi harus ada peningkatan sehingga tidak terkesan monoton.
“Harus ada sesuatu yang baru dan berbeda setiap peringatan
kulminasi matahari ini. Kita akan terus berupaya untuk meningkatkan kegiatan
ini,” ujarnya.
Menurutnya, Tugu Khatulistiwa sebagai titik terjadinya
kulminasi matahari menjadi brand Kota Pontianak. Apalagi satu-satunya kota yang
dilintasi garis khatulistiwa tepat di wilayah kota hanya di Pontianak.
“Berbeda dengan negara-negara lain yang juga dilintasi garis
Khatulistiwa, posisinya tidak tepat di wilayah kota. Itulah istimewanya kulminasi
di Pontianak,” sebut Edi.
Dirinya mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan
menyumbanhkan pemikiran bagaimana momentum kulminasi matahari ini bisa
terlaksana dengan meriah dan istimewa serta menjadi daya tarik wisata.
“Kemasan acara kulminasi ini selain seni, budaya, juga ada
edukasi teknologi,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, lanjut Edi, pihaknya mengundang Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Boscha, Institut Teknologi Bandung
(ITB) dan lembaga penelitian lainnta untuk mencari fenomena yang menarik dan terjadi
saat kulminasi matahari.
“Dan mungkin masih banyak fenomena alam yang terjadi sebagai
momentum untuk mengedukasi para siswa,” imbuhnya.
Edi meminta jajaran Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
(Disporapar) Kota Pontianak mengemas secara profesional kulminasi matahari.
“Saya berharap inovasi-inovasi terus diciptakan untuk
pengembangan yang sifatnya tidak lagi lokal tetapi sudah internasional. Harapan
kita momentum kulminasi ini bisa semakin ditingkatkan supaya lebih mendunia,”
tuturnya.
Jasyanto dari LAPAN menyebut, melalui kegiatan ini pihaknya
ingin memperkenalkan fungsi Balai LAPAN sekaligus memberikan edukasi teknologi.
Edukasi teknologi ini adalah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada
masyarakat bahwa fenomena lintasan kulminasi yang terjadi di Kota Pontianak ini
tidak semua daerah punya dan sangat langka.
“Makanya kita manfaatkan momen ini dengan mengekspos
kegiatan ini sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan,” terangnya.
Untuk lebih memeriahkan kulminasi matahari ke depan, ia
mengusulkan supaya agenda mendatang ada pemecahan rekor MURI berupa lomba roket
air yang diikuti sebanyak 2 ribu peserta.
“Saya yakin dengan adanya even itu, kulminasi matahari akan
semakin menarik dan meriah,” pungkasnya.
Menurutnya, lomba roket air tidak hanya digelar secara
nasional, tetapi hingga tingkat internasional. Setiap tahun pihaknya
mengirimkan utusan juara lomba roket air nasional mengikuti lomba tingkat dunia
dengan jumlah peserta sekitar 38 negara. Bahkan, tahun 2016 lalu, perwakilan
dari Indonesia berasal dari Kota Pontianak, yakni Alfian Febriansyah siswa SMKN
4 Pontianak, berhasil meraih juara kedua lomba roket air internasional di
Manila, Filipina. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini