Pontianak    

LAPAN Usulkan Pecahkan Rekor Lomba Roket Air Peserta Terbanyak

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 22 September 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Edi Minta Even

Kulminasi Dikemas Profesional

KalbarOnline,

Pontianak – Kerumunan orang antusias menyaksikan Plt Wali Kota Pontianak,

Edi Rusdi Kamtono bersama tamu undangan mendirikan telur. Beberapa telur

berhasil berdiri tegak. Fenomena ini adalah bagian dari kulminasi matahari yang

digelar di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak, Sabtu (22/9/2018).

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa

adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika

matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan

tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda

dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan ‘menghilang’

beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan

benda-benda lain di sekitar tugu.

Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua

kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini

menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.

Edi menjelaskan kulminasi matahari menjadi agenda tahunan

tetap Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Ia meminta setiap tahun peringatan

kulminasi harus ada peningkatan sehingga tidak terkesan monoton.

“Harus ada sesuatu yang baru dan berbeda setiap peringatan

kulminasi matahari ini. Kita akan terus berupaya untuk meningkatkan kegiatan

ini,” ujarnya.

Menurutnya, Tugu Khatulistiwa sebagai titik terjadinya

kulminasi matahari menjadi brand Kota Pontianak. Apalagi satu-satunya kota yang

dilintasi garis khatulistiwa tepat di wilayah kota hanya di Pontianak.

“Berbeda dengan negara-negara lain yang juga dilintasi garis

Khatulistiwa, posisinya tidak tepat di wilayah kota. Itulah istimewanya kulminasi

di Pontianak,” sebut Edi.

Dirinya mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan

menyumbanhkan pemikiran bagaimana momentum kulminasi matahari ini bisa

terlaksana dengan meriah dan istimewa serta menjadi daya tarik wisata.

“Kemasan acara kulminasi ini selain seni, budaya, juga ada

edukasi teknologi,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, lanjut Edi, pihaknya mengundang Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Boscha, Institut Teknologi Bandung

(ITB) dan lembaga penelitian lainnta untuk mencari fenomena yang menarik dan terjadi

saat kulminasi matahari.

“Dan mungkin masih banyak fenomena alam yang terjadi sebagai

momentum untuk mengedukasi para siswa,” imbuhnya.

Edi meminta jajaran Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

(Disporapar) Kota Pontianak mengemas secara profesional kulminasi matahari.

“Saya berharap inovasi-inovasi terus diciptakan untuk

pengembangan yang sifatnya tidak lagi lokal tetapi sudah internasional. Harapan

kita momentum kulminasi ini bisa semakin ditingkatkan supaya lebih mendunia,”

tuturnya.

Jasyanto dari LAPAN menyebut, melalui kegiatan ini pihaknya

ingin memperkenalkan fungsi Balai LAPAN sekaligus memberikan edukasi teknologi.

Edukasi teknologi ini adalah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada

masyarakat bahwa fenomena lintasan kulminasi yang terjadi di Kota Pontianak ini

tidak semua daerah punya dan sangat langka.

“Makanya kita manfaatkan momen ini dengan mengekspos

kegiatan ini sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan,” terangnya.

Untuk lebih memeriahkan kulminasi matahari ke depan, ia

mengusulkan supaya agenda mendatang ada pemecahan rekor MURI berupa lomba roket

air yang diikuti sebanyak 2 ribu peserta.

“Saya yakin dengan adanya even itu, kulminasi matahari akan

semakin menarik dan meriah,” pungkasnya.

Menurutnya, lomba roket air tidak hanya digelar secara

nasional, tetapi hingga tingkat internasional. Setiap tahun pihaknya

mengirimkan utusan juara lomba roket air nasional mengikuti lomba tingkat dunia

dengan jumlah peserta sekitar 38 negara. Bahkan, tahun 2016 lalu, perwakilan

dari Indonesia berasal dari Kota Pontianak, yakni Alfian Febriansyah siswa SMKN

4 Pontianak, berhasil meraih juara kedua lomba roket air internasional di

Manila, Filipina. (jim)

Artikel Selanjutnya
Edi Minta OPD Siap Dievaluasi SAKIP
Sabtu, 22 September 2018
Artikel Sebelumnya
Pemkab Sekadau Setujui Dua dari Tiga Raperda Inisiatif DPRD
Sabtu, 22 September 2018

Berita terkait