Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 23 September 2019 |
Dirikan 1.220 telur
Tembus Rekor MURI
KalbarOnline, Pontianak Sebanyak 1220 telur berdiri tegak berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Jumlah ini berhasil mengalahkan rekor sebelumnya yang dipecahkan Medan sebanyak 999 telur. Pemecahan rekor ini merupakan rangkaian Kulminasi Matahari yang digelar di Tugu Khatulistiwa, Minggu (22/9/2019).
Fenomena alam yang terjadi dua kali dalam setahun ini disaksikan oleh ratusan orang, di mana matahari tepat berada di garis Khatulistiwa dan tanpa bayangan. Para peserta Pontianak International Dragon Boat (PIDB) dan Khatulistiwa Run juga turut meramaikan event tersebut.

Tepat pukul 11.36 WIB saat matahari berkulminasi, ditandai
dengan membunyikan meriam karbit oleh para tamu undangan. Peter, peserta PIDB
asal Australia, menyatakan rasa takjubnya pada event yang digelar ini. Ia
menilai Kulminasi Matahari maupun PIDB merupakan event yang fantastis dan
melibatkan banyak orang.
“Apalagi di sini ada hal yang menarik yakni pemecahan rekor
mendirikan telur terbanyak dengan jumlah yang fantastis mencapai seribu lebih,”
ujarnya.
Dirinya merasa senang berada di Kota Pontianak karena
orang-orangnya ramah dan banyak pilihan kuliner yang menurutnya enak-enak.
“Saya akan kembali lagi ke Pontianak, semoga ke depan tidak
ada lagi kabut asap seperti ini,” ungkap Peter.
Ia juga mendapat kesempatan menyulut meriam karbit yang
telah disediakan panitia. Saat menyulut, dentuman meriam sempat membuatnya
kaget.
“Sensasi membunyikan meriam ini sangat luar biasa,”
imbuhnya.
Mark Raccuia dari Amerika Serikat mengungkapkan kekagumannya
terhadap event PIDB maupun Kulminasi Matahari yang dinilainya luar biasa dan
sangat menarik. Ia bersama rekan-rekannya merasa senang berada di Pontianak
karena banyak hal yang ditemuinya di sini yang tidak ada di negaranya.
“Pemecahan rekor mendirikan telur terbanyak sebagai hal yang
langka. Luar biasa dengan jumlah ribuan telur ini bisa berdiri tegak,” ucapnya.
Mark menyatakan akan kembali lagi ke Pontianak tahun depan
untuk mengikuti PIDB. Pontianak, kata dia, penduduknya ramah-ramah dan memiliki
kuliner yang enak dan berbagai macam.
“Semoga tahun depan akan berbeda tanpa ada kabut asap
seperti saat ini,” katanya.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono berharap
penyelenggaraan Pesona Kulminasi Matahari semakin tahun dikemas semakin
menarik. Pemerintah Kota (Pemkot) akan terus berinovasi dengan menciptakan
kreativitas memanfaatkan potensi Tugu Khatulistiwa.
“Pesona kulminasi akan dijadikan sport tourism dan budaya
sehingga banyak turis yang datang maupun domestik,” imbuhnya.
Namun sangat disayangkannya, kondisi cuaca yang diselimuti
asap menjadi kendala sehingga banyak wisatawan yang ingin datang membatalkan
kunjungannya. Edi berkomitmen terus menggali potensi pariwisata. Untuk itu
dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah daerah yang ada di Kalbar.
“Misalnya jika ada event cap go meh di Kota Singkawang maka
turis akan mampir ke Kota Pontianak,” sebutnya. (jim/humpro)
Dirikan 1.220 telur
Tembus Rekor MURI
KalbarOnline, Pontianak Sebanyak 1220 telur berdiri tegak berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Jumlah ini berhasil mengalahkan rekor sebelumnya yang dipecahkan Medan sebanyak 999 telur. Pemecahan rekor ini merupakan rangkaian Kulminasi Matahari yang digelar di Tugu Khatulistiwa, Minggu (22/9/2019).
Fenomena alam yang terjadi dua kali dalam setahun ini disaksikan oleh ratusan orang, di mana matahari tepat berada di garis Khatulistiwa dan tanpa bayangan. Para peserta Pontianak International Dragon Boat (PIDB) dan Khatulistiwa Run juga turut meramaikan event tersebut.

Tepat pukul 11.36 WIB saat matahari berkulminasi, ditandai
dengan membunyikan meriam karbit oleh para tamu undangan. Peter, peserta PIDB
asal Australia, menyatakan rasa takjubnya pada event yang digelar ini. Ia
menilai Kulminasi Matahari maupun PIDB merupakan event yang fantastis dan
melibatkan banyak orang.
“Apalagi di sini ada hal yang menarik yakni pemecahan rekor
mendirikan telur terbanyak dengan jumlah yang fantastis mencapai seribu lebih,”
ujarnya.
Dirinya merasa senang berada di Kota Pontianak karena
orang-orangnya ramah dan banyak pilihan kuliner yang menurutnya enak-enak.
“Saya akan kembali lagi ke Pontianak, semoga ke depan tidak
ada lagi kabut asap seperti ini,” ungkap Peter.
Ia juga mendapat kesempatan menyulut meriam karbit yang
telah disediakan panitia. Saat menyulut, dentuman meriam sempat membuatnya
kaget.
“Sensasi membunyikan meriam ini sangat luar biasa,”
imbuhnya.
Mark Raccuia dari Amerika Serikat mengungkapkan kekagumannya
terhadap event PIDB maupun Kulminasi Matahari yang dinilainya luar biasa dan
sangat menarik. Ia bersama rekan-rekannya merasa senang berada di Pontianak
karena banyak hal yang ditemuinya di sini yang tidak ada di negaranya.
“Pemecahan rekor mendirikan telur terbanyak sebagai hal yang
langka. Luar biasa dengan jumlah ribuan telur ini bisa berdiri tegak,” ucapnya.
Mark menyatakan akan kembali lagi ke Pontianak tahun depan
untuk mengikuti PIDB. Pontianak, kata dia, penduduknya ramah-ramah dan memiliki
kuliner yang enak dan berbagai macam.
“Semoga tahun depan akan berbeda tanpa ada kabut asap
seperti saat ini,” katanya.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono berharap
penyelenggaraan Pesona Kulminasi Matahari semakin tahun dikemas semakin
menarik. Pemerintah Kota (Pemkot) akan terus berinovasi dengan menciptakan
kreativitas memanfaatkan potensi Tugu Khatulistiwa.
“Pesona kulminasi akan dijadikan sport tourism dan budaya
sehingga banyak turis yang datang maupun domestik,” imbuhnya.
Namun sangat disayangkannya, kondisi cuaca yang diselimuti
asap menjadi kendala sehingga banyak wisatawan yang ingin datang membatalkan
kunjungannya. Edi berkomitmen terus menggali potensi pariwisata. Untuk itu
dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah daerah yang ada di Kalbar.
“Misalnya jika ada event cap go meh di Kota Singkawang maka
turis akan mampir ke Kota Pontianak,” sebutnya. (jim/humpro)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini