KalbarOnline, Sekadau – Tak terasa, waktu demi waktu terus berlalu. Dan tanpa terasa kita sudah melangkah mendekati tahun baru imlek.
Bagi sebagian orang, tentu suasana tahun baru sudah berakhir secara nasional dan aktivitas normal sudah harus kembali berjalan seperti biasa.
Tetapi, bagi warga Tionghoa, justru suasana tahun baru yang sebenarnya baru akan dimulai sebentar lagi.
Ya, tinggal beberapa hari lagi, seluruh warga Tionghoa di dunia akan merayakan tahun baru, atau di Indonesia biasa dikenal dengan hari raya Imlek tak terkecuali warga Tionghoa di Kabupaten Sekadau,
Setiap tahun, Imlek akan jatuh sekitar pada awal bulan Januari atau Februari kalender Masehi. Bulan awal dalam kalender Imlek (lun) adalah Cia Gwee. Sesuai perputaran kalender penanggalan China, setiap 12 tahun nama-nama tahun (shio) akan kembali berulang (berputar), dan setiap 60 tahun unsur-unsur akan kembali berulang (berputar).
“Sebagian warga Tionghoa masih percaya bahwa kesuksesan atau kesialan akan silih berganti datang setiap tahun, dicocokkan dengan karateristik shio setiap orang sesuai perhitungan Thay,” kata Nu Cuni atau yang akrab disapa Mama Sumini.
Menjelang Imlek, warga Tionghoa biasanya mulai mengadakan persiapan, seperti bersih-bersih rumah, mengecat dinding tembok yang kusam dengan warna-warna cerah, menghias rumah dengan pernak-pernik Imlek (hiasan lampion, naga, lukisan, dan sebagainya), sampai mulai mempersiapkan menu jamuan makan untuk hari H-nya.
“Karena diharapkan, pada hari Imlek nanti, seluruh anggota keluarga dan sanak saudara akan berkumpul bersama dalam penuh keceriaan,” ujar Mama Sumini yang merupakan tokoh masyarakat Tionghoa Sekadau sekaligus Pengurus Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT).
Tak lupa juga, mereka akan menyempatkan diri untuk pergi ke kuil/klenteng untuk menyampaikan doa dan harapan agar di tahun yang baru nanti diberikan berkah dan perlindungan agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
“Selanjutnya, seperti apakah rangkaian yang akan mewarnai kegiatan sesudah Imlek berturut-turut sampai ke acara puncaknya, yakni Perayaan Lentera atau Cap Go Meh,” kata dia kepada awak media.
Ia juga berpesan kepada warga Tionghoa di Kabupaten Sekadau khususnya agar merayakan Imlek dengan sederhana, tertib dan menjaga hubungan baik antar sesama, agama, sosial dan dimasyarakat lainnya.
“Besar harapan saya imlek ini dijadikan sebagi ucapan syukur pada Tuhan yang Maha Kuasa, agar diberikan berkah di tahun berikutnya,” tandasnya. (Mus)
Comment